Artemis, Misi Ambisius NASA untuk Mengirim Wanita Pertama ke Bulan

Donald Trump tantang NASA mendarat di Bulan tahun 2024 nanti

Rencana ambisius NASA untuk menempatkan perempuan pertama di permukaan Bulan pada tahun 2024 diberi nama Artemis, dewi Bulan dalam mitologi Yunani yang juga saudari kembar dewa Apollo.

Program Apollo NASA dikenal atas keberhasilannya menempatkan pria pertama di permukaan Bulan pada tahun 1960 dan berlanjut hingga tahun 1972. Kali ini, NASA fokus untuk mendaratkan wanita pertama di Bulan setelah mendapatkan tambahan dana yang cukup besar.

Dilansir dari situs CNN, Kepala NASA Jim Bridenstine, mengatakan bahwa 50 tahun setelah Apollo, program Artemis akan membawa perempuan pertama dan laki-laki berikutnya ke Bulan. Bridenstine mengumumkan nama baru misi pada hari Senin (13/05) setelah NASA merilis permintaan anggaran terbaru untuk misi ke Bulan pada tahun 2024.

Sepanjang sejarah, hanya ada 12 orang, semuanya laki-laki, yang pernah berjalan di Bulan. Manusia terakhir kali berjalan di Bulan tahun 1972 dan belum pernah ada wanita yang berjalan di permukaan Bulan.

1. Presiden Donald Trump menantang NASA untuk mendarat di kutub selatan Bulan

Artemis, Misi Ambisius NASA untuk Mengirim Wanita Pertama ke BulanNASA

Pada bulan Desember 2017, Presiden Donald Trump menandatangani Space Policy Directive-1, yang memerintahkan NASA untuk mengirim kembali manusia ke Bulan untuk pertama kalinya sejak tahun 1972 dalam rangka eksplorasi dan eksploitasi jangka panjang serta misi ke planet-planet lain.

Untuk memenuhi mandat tersebut, NASA akan mengirim wanita pertama dan pria pertama setelah hampir lima dekade ke Bulan pada tahun 2024, berkat tambahan anggaran yang diberikan oleh Trump.

Trump mengumumkan penambahan anggaran sebesar 1,6 miliar U.S dolar kepada NASA dengan harapan umat manusia dapat segera kembali ke luar angkasa secepatnya. Peningkatan anggaran ini merupakan pengajuan awal dari total 21 miliar U.S. dolar anggaran NASA untuk mempercepat kembalinya manusia ke permukaan Bulan.

Bercuit dari akun Twitternya, Trump ingin mengembalikan kejayaan NASA di bawah masa pemerintahannya dan menantang NASA untuk mendarat di kutub selatan Bulan pada tahun 2024. Tahun itu akan menjadi tahun terakhir pemerintahan Trump jika terpilih kembali.

2. NASA terima tantangan mendaratkan astronot di Bulan tahun 2024

Artemis, Misi Ambisius NASA untuk Mengirim Wanita Pertama ke BulanNASA

Setelah menerima mandat dari presiden untuk mendaratkan astronot di Bulan pada tahun 2024, badan antariksa tersebut kini mulai bekerja untuk mempercepat kembalinya manusia ke permukaan Bulan melalui segala cara.

NASA telah menerima sebuah target ambisius dan sejarah telah membuktikan, ketika presiden memberikan mandat, NASA menerima tantangan ini dan berhasil mewujudkannya. NASA memiliki banyak ahli untuk mewujudkannya, dan kini hanya membutuhkan sumber daya dan dukungan dari bipartisan untuk menyelesaikan mandat.

Untuk menggapai tujuan hanya dalam waktu lima tahun, misi NASA ke Bulan dibagi dalam dua fase. Pertama, NASA akan fokus untuk secepatnya mendaratkan astronot wanita pertama dan astronot pria di Bulan pada tahun 2024. Kedua, membangun misi berkelanjutan pada tahun 2028 melalui Space Launch System yang sangat diperlukan untuk menempatkan reusable system di luar angkasa.

Baca Juga: 6 Hal Ini Menjelaskan Keinginan NASA Membangun Reaktor Nuklir di Bulan

3. Gateway ke permukaan Bulan

Artemis, Misi Ambisius NASA untuk Mengirim Wanita Pertama ke BulanNASA

Arsitektur sistem pendaratan lunar NASA telah didesain untuk mengembalikan manusia ke permukaan Bulan secepat mungkin dan kutub selatan Bulan akan menjadi target utama eksplorasi.

Kedua fase misi sangat bergantung pada Gateway yang akan berfungsi sebagai modul servis dan modul komando di orbit Bulan. Pengembangan awal untuk pos terdepan Bulan menuntut sebuah elemen propulsi dan habitasi untuk mendukung akses ke permukaan Bulan.

Gateway dapat diposisikan dalam berbagai orbit di sekitar Bulan yang memungkinkan akses ke seluruh permukaan dan sangat mendukung pengembangan sistem pendaratan manusia yang reusable.

Sistem Gateway yang akan mendaratkan manusia di Bulan meliputi sebuah elemen transfer yang menggerakkan elemen naik (ascent) dan turun (descent) bagi para astronot ke orbit rendah Bulan. Dari orbit tersebut, para astronot akan menggunakan elemen descent untuk mendarat di permukaan. Setelah menyelesaikan ekspedisi, para astronot akan menggunakan elemen ascent untuk kembali ke Gateway.

Selama ekspedisi lunar, satu tim misi akan tetap berada di Gateway untuk melakukan penelitian ilmiah, sementara tim yang lain akan menjelajahi permukaan. Setelah misi selesai seluruh awak akan menggunakan pesawat antariksa Orion untuk kembali ke Bumi.

4. Kemitraan antara pemerintah dengan swasta di bidang antariksa

Artemis, Misi Ambisius NASA untuk Mengirim Wanita Pertama ke BulanNASA

Kebijakan Space Policy Directive-1, selain memerintahkan kembalinya NASA ke Bulan, juga menegaskan misi untuk memajukan pengembangan roket Space Launch System dan pesawat antariksa Orion, kolaborasi antara industri AS dengan mitra internasional, dan memajukan pengetahuan yang telah diperoleh dari wahana antariksa peneliti di Bulan dan Mars.

Oleh karena itu, tidak seperti misi Apollo, sistem pendaratan manusia di Bulan kali ini merupakan bentuk kemitraan antara pemerintah dengan swasta. NASA telah menjalin kerja sama dengan industri dalam negeri untuk mengerjakan pengembangan awal elemen transfer, ascent dan descent serta sistem pengisian bahan bakar untuk digunakan di Gateway.

NASA juga akan segera memulai pengiriman investigasi sains dan teknologi ke permukaan Bulan menggunakan Commercial Lunar Payload Services (CLPS). Pada saat NASA mengirim para astronot ke Bulan, seluruh pengiriman menggunakan CLPS diharapkan telah selesai.

5. Upaya untuk memajukan sains dan teknologi antariksa

Artemis, Misi Ambisius NASA untuk Mengirim Wanita Pertama ke BulanNASA

Menggunakan robot dan pendarat baru, disusul manusia, NASA akan melakukan demonstrasi sains dan teknologi di seluruh permukaan Bulan untuk mempelajari sumber daya di Bulan secara mendetail, berikut cara menggunakannya untuk eksplorasi di masa depan.

Kini NASA bergerak maju menuju ke Bulan, bukan sekadar mendarat, kali ini untuk menetap. Selanjutnya menggunakan segala yang dipelajari di Bulan untuk melangkah ke misi selanjutnya yang menargetkan Mars.

Tetapi perlu diingat, program Artemis NASA masih sangat prematur. Meskipun NASA telah mengembangkan sistem Gateway untuk membawa kru ke luar angkasa, wahana antariksa itu sama sekali belum pernah diuji coba. Selain itu, NASA masih perlu mengembangkan banyak perangkat keras baru, termasuk wahana pendarat baru untuk menyukseskan misi, termasuk persetujuan kongres untuk anggaran program.

Untuk sementara nama program Artemis terdengar keren, masih panjang jalan yang harus ditempuh sebelum dunia menyaksikan wanita pertama berjalan di permukaan Bulan.

Baca Juga: Di Luar Dugaan, Ini Kemampuan Black Hole di Luar Angkasa

Ruang Angkasa Luas Photo Verified Writer Ruang Angkasa Luas

Informasi astronomi untuk menambah pengetahuan kita tentang Alam Semesta dan upaya eksplorasi ruang angkasa luas sebagai rumah kedua manusia di masa depan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya