Gawat, NASA Temukan Menurunnya Permukaan Gletser di Antartika Timur

Isyarat bagi terjadinya perubahan besar di lautan

Antartika Timur berpotensi untuk membentuk ulang garis pantai di seluruh dunia melalui kenaikan permukaan laut, meskipun para ilmuwan telah lama menganggapnya lebih stabil daripada Antartika Barat.

Saat ini, peta rinci terbaru tentang kecepatan dan ketinggan es menunjukkan bahwa sekelompok gletser yang membentang hingga seperdelapan pantai Antartika Timur telah mulai mencair selama satu dekade terakhir dan mengisyaratkan terjadinya perubahan besar di lautan.

Dilansir dari situs nasa.gov, dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah memberikan peringatan bahwa Gletser Totten memiliki potensi untuk menaikkan permukaan laut hingga 3,3 meter. Dan, para peneliti NASA telah menemukan bahwa sekelompok gletser yang berada di sebelah barat Gletser Totten, ditambah beberapa gletser berukuran kecil di sebelah timur mulai mencair.

“Totten adalah gletser terbesar di Antartika Timur, sehingga menjadi fokus bagi sebagian besar penelitian,” kata Catherine Walker, seorang ahli glasiologi dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland, yang mempresentasikan temuannya pada pertemuan American Geophysical Union di Washington.

“Tapi begitu Anda mulai bertanya apa yang terjadi di wilayah ini, ternyata gletser lain yang berada di dekatnya merespons dengan cara yang mirip dengan Totten.”

1. Proyek ITS_LIVE NASA

Gawat, NASA Temukan Menurunnya Permukaan Gletser di Antartika Timurnasa.gov

Dalam penelitiannya, Walker menggunakan peta terbaru kecepatan dan ketinggian permukaan es yang dibuat sebagai bagian dari proyek terbaru NASA yang disebut ITS_LIVE (Inter-mission Time Series of Land Ice Velocity and Elevation).

Peneliti melalui proyek ITS_LIVE akan meluncurkan inisiatif terbaru di awal tahun 2019 untuk melacak pergerakan es di seluruh dunia, yang meliputi pembuatan catatan selama 30 tahun pengamatan satelit tentang perubahan ketinggian permukaan gletser, lembaran dan rak es, dan catatan terperinci tentang variasi kecepatan es mulai tahun 2013.

Walker menemukan bahwa empat gletser di sebelah barat Totten, daerah yang disebut Vincennes Bay, ketinggiannya telah menurun sekitar 2,7 meter sejak tahun 2008, sebelum tahun itu tidak ada perubahan yang terjadi terhadap ketinggian gletser ini. Lebih jauh ke wilayah timur, sekumpulan gletser di sepanjang pantai Wilkes Land menurun sekitar dua kali lipat sejak sekitar tahun 2009, dan permukaannya sekarang menurun sekitar 0,8 meter setiap tahun.

Tingkat pencairan es ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan gletser di Antartika Barat. Tapi tetap saja menunjukkan tentang perubahan yang baru saja terjadi dan terus meluas di Antartika Timur.

“Perubahan itu tidak terjadi secara acak, namun terlihat sistematis,” kata Alex Gardner, seorang ahli glasiologi dari Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, penanggung jawab proyek ITS_LIVE, yang menyampaikannya kepada pers saat pertemuan American Geophysical Union. “Dan sifat sistematis itu mengisyaratkan pengaruh kuat terhadap perubahan lautan di Antartika Barat. Sekarang kita mungkin menemukan hubungan jelas terhadap lautan yang mulai mempengaruhi Antartika Timur.”

 

Baca Juga: Baru Saja Tiba, OSIRIS-REx NASA Langsung Temukan Air di Asteroid Bennu

2. Ada hubungan antara perubahan angin dengan peningkatan panas

Gawat, NASA Temukan Menurunnya Permukaan Gletser di Antartika TimurPexels/Riccardo Bresciani

Walker menggunakan simulasi suhu lautan dari sebuah model dan membandingkannya dengan pengukuran aktual dari mamalia laut yang diberi sensor. Dia menemukan bahwa perubahan pada angin dan es laut baru-baru ini telah mengakibatkan peningkatan panas yang berasal dari air laut terhadap gletser di Wilkes Land dan Vincennes Bay.

“Dua kelompok gletser ini menguras dua cekungan subglasial terbesar di Antartika Timur, dan elesasi kedua cekungan tersebut di bawah permukaan air laut,” kata Walker.

“Jika air hangat bisa kembali cukup jauh, maka secara progresif dapat mencapai es yang lebih dalam. Hal ini kemungkinan akan mempercepat pencairan gletser, tetapi kita belum tahu seberapa cepat hal itu akan terjadi.

Namun, itulah mengapa kita sekarang fokus terhadap gletser ini, karena jika Anda mulai melihat tingkat pencairan yang semakin cepat, itu menunjukkan bahwa ada yang tidak stabil.”

3. Pemetaan topografi di bawah gletser

Gawat, NASA Temukan Menurunnya Permukaan Gletser di Antartika Timurnasa.gov

Ada banyak ketidakpastian tentang bagaimana lautan hangat mungkin mempengaruhi gletser-gletser ini, karena hanya sedikit yang telah dieksplorasi di daerah-daerah terpencil Antartika Timur. Hal utama yang tidak diketahui harus dijawab melalui topografi batuan dasar di bawah es dan bentuk dasar lautan di depan dan bawah rak es, yang mengatur peredaran air laut di dekat benua dan membawa panas lautan ke arah es.

Sebagai contoh, jika kemiringan lereng medan di bawah gletser cenderung mengarah ke atas pada titik di mana gletser menyentuh lautan dan mengambang di atas air laut untuk membentuk lapisan es, konfigurasi ini akan memperlambat menghilangnya es. Lanskap jenis ini juga akan membatasi akses circumpolar hangat lautan dalam yang mengarah ke sisi depan es.

Skenario yang jauh lebih buruk bagi menghilangnya deposit es adalah jika kemiringan lereng batuan dasar di bawah gletser cenderung mengarah ke bawah. Dalam hal ini, basis es akan lebih dalam seiring mundurnya gletser, sehingga permukaan es akan tergerus oleh lautan.

Hal ini akan menyebabkan lebih banyak pencairan es di sisi depan gletser, membuat tebing es tidak stabil dan meningkatkan laju pelepasan gunung es. Lanskap semacam ini akan mempermudah circumpolar hangat lautan dalam untuk mencapai sisi depan es dan meningkatkan laju pencairan es.

“Perhatian yang lebih intensif perlu diberikan terhadap gletser-gletser ini, kita perlu memetakan topografi dan bentuk lanskap secara lebih baik,” kata Gardner. “Hanya dengan begitu kita bisa lebih konklusif dalam menentukan apakah jika lautan hangat, gletser ini akan memasuki fase cepat kemunduran atau menstabilkan fitur topografi hulu.”

Baca Juga: Inilah 10 Penemuan Hewan Baru Paling Unik dan Liar Sepanjang 2018!

Ruang Angkasa Luas Photo Verified Writer Ruang Angkasa Luas

Informasi astronomi untuk menambah pengetahuan kita tentang Alam Semesta dan upaya eksplorasi ruang angkasa luas sebagai rumah kedua manusia di masa depan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya