Baru Saja Tiba, OSIRIS-REx NASA Langsung Temukan Air di Asteroid Bennu

OSIRIS-Rex, misi pertama NASA mengambil sampel dari asteroid

Analisa data yang diperoleh dari misi antariksa Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security-Regolith Explorer (OSIRIS-REx) NASA, telah mengungkap deposit air yang terkunci di dalam tanah liat asteroid Bennu.

Dilansir dari situs resmi NASA, antara pertengahan bulan Agustus dan awal Desember 2018, pesawat antariksa OSIRIS-REx telah menempuh perjalanan sejauh 2,2 juta km dari Bumi untuk tiba di Bennu. Ketika selisih jarak antara OSIRIS-REx dengan Bennu hanya tinggal 19 km, tim misi sains di Bumi mengarahkan tiga instrumen yang terpasang di OSIRIS-REx ke Bennu untuk memulai pengamatan ilmiah pertama.

Data yang diperoleh dari dua instrumen spektrometer, OSIRIS-REx Visible and Infrared Spectrometer (OVIRS) dan OSIRIS-REx Thermal Emission Spectrometer (OTES), mengungkapkan keberadaan molekul yang mengandung ikatan atom oksigen dan hidrogen, yang dikenal sebagai “hidroksil”.

Tim misi mencurigai bahwa molekul hidroksil ini secara global ada di seluruh asteroid dalam bentuk mineral tanah liat yang mengandung air. Hal ini berarti material bebatuan Bennu berinteraksi dengan air. Sementara ukuran Bennu terlalu kecil untuk menampung air dalam bentuk cair, temuan itu menunjukkan bahwa air cair pernah ada di objek induk, sebab Bennu diperkirakan adalah fragmen dari objek yang ukurannya lebih besar.

“Keberadaan mineral terhidrasi di asteroid menegaskan bahwa Bennu adalah sisa-sisa dari awal pembentukan Tata Surya, dan dapat menjadi sampel yang sangat baik bagi misi OSIRIS-REx untuk mempelajari komposisi volatil organik dan primitif,” kata Amy Simon, seorang ilmuwan di Pusat Penerbangan Antariksa NASA, Greenbelt, Maryland. “Ketika sampel material Bennu dikirim kembali ke Bumi pada tahun 2023, para ilmuwan akan menerima harta karun informasi baru tentang sejarah dan evolusi Tata Surya.”

1. Topografi asteroid Bennu

Baru Saja Tiba, OSIRIS-REx NASA Langsung Temukan Air di Asteroid Bennunasa.gov

Selain itu, data yang diperoleh dari OSIRIS-REx Camera Suite (OCAMS) menguatkan pengamatan teleskopis berbasis darat terhadap Bennu dan mengkonfirmasi model orisinal yang dikembangkan pada tahun 2013 oleh tim misi sains OSIRIS-Rex. Model orisinal tersebut memprediksi bentuk asteroid Bennu yang sebenarnya, dengan ketepatan nyaris serupa baik diameter, tingkat rotasi, kemiringan, maupun bentuk Bennu secara keseluruhan.

Salah satu kekeliruan dari pemodelan bentuk adalah ukuran dari bongkahan batu besar di dekat kutub selatan Bennu. Pemodelan berbasis darat memperkirakan bongkahan batu ini memiliki tinggi setidaknya 10 meter, sedangkan perhitungan awal melalui pengamatan OCAMS menunjukkan bahwa tingginya sekitar 50 meter, dengan lebar kira-kira 55 meter.

Permukaan material Bennu merupakan campuran antara daerah sangat berbatu yang dipenuhi bebatuan besar dengan beberapa daerah relatif datar tanpa bebatuan besar. Namun, jumlah bebatuan besar di permukaan lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumnya. Tim misi sains akan melakukan pengamatan lebih lanjut dari jarak yang lebih dekat untuk secara lebih akurat menilai lokasi pengambilan sampel untuk kemudian dikembalikan ke Bumi.

“Data awal kami menunjukkan bahwa tim misi secara tepat memilih asteroid sebagai target misi OSIRIS-REx. Kita belum menemukan pemasalahan yang tak dapat diatasi di asteroid Bennu sejauh ini,” kata Dante Lauretta, peneliti utama misi OSIRIS-REx di Universitas Arizona, Tucson. “Kondisi pesawat antariksa dalam keadaan prima, dan instrumen sains bekerja secara sempurna. Saatnya kita memulai petualangan.”

Baca Juga: Masih Diuji Coba, Lift Luar Angkasa Ditarget Bakal Meluncur pada 2050

2. Penyisipan orbital

Baru Saja Tiba, OSIRIS-REx NASA Langsung Temukan Air di Asteroid Bennunasa.gov

Timi misi sains saat ini sedang melakukan survei awal terhadap asteroid, dan mengendalikan jalur penerbangan pesawat antariksa ketika melewati kutub utara, khatulistiwa, dan kutub selatan Bennu dari jarak 7 km untuk menentukan massa asteroid secara lebih baik. Para ilmuwan harus mengetahui massa asteroid untuk merancang penyisipan orbital, karena massa memengaruhi gaya gravitasi asteroid terhadap pesawat antariksa.

Mengetahui massa Bennu juga akan membantu tim misi sains utuk memahami struktur dan komposisi asteroid. Survei ini juga memberikan kesempatan pertama bagi OSIRIS-REx Laser Altimeter (OLA), sebuah instrumen yang dibuat oleh Badan Antariksa Kanada, untuk melakukan pengamatan sains.

Penyisipan orbital pertama dijadwalkan pada tanggal 31 Desember 2018, dan OSIRIS-REx akan tetap berada di lintasan orbit hingga pertengahan Februari 2019, kemudian memulai serangkaian terbang lintas untuk tahap survei berikutnya. Selama tahap orbital pertama, OSIRIS-REx akan mengorbit asteroid Bennu pada jarak 1,4 km hingga 2 km, sebuah rekor terbaru jarak terdekat bagi pesawat antariksa yang mengorbit objek kosmik berukuran kecil.

3. Misi pengambilan sampel dari asteroid Bennu

Baru Saja Tiba, OSIRIS-REx NASA Langsung Temukan Air di Asteroid Bennunasaspaceflight.com

OSIRIS-REx adalah misi pertama NASA untuk meneliti asteroid dekat-Bumi (NEO), mensurvei permukaannya, mengumpulkan sampel dan membawa sampel kembali ke Bumi. Pesawat antariksa ini telah menempuh perjalanan sekitar 1,8 miliar km sejak diluncurkan pada tanggal 8 September 2016, dan telah tiba di asteroid Bennu pada tanggal 3 Desember 2018.

OSIRIS-REx akan secara ekstensif mensurvei asteroid sebelum tim misi sains mengidentifikasi dua kemungkinan lokasi untuk mengambil sampel. Pemeriksaan dari jarak dekat akan memungkinkan tim untuk menentukan lokasi terbaik pengambilan sampel, yang dijadwalkan pada awal Juli 2020. Setelah mengumpulkan sampel, OSIRIS-REx akan kembali ke Bumi untuk mengantar sampel menggunakan Sample Return Capsul yang akan mendarat di gurun Utah A.S. pada bulan September 2023.

Baca Juga: 10 Fakta Menggembirakan Trappist-1, Sistem dengan 7 Planet Mirip Bumi

Ruang Angkasa Luas Photo Verified Writer Ruang Angkasa Luas

Informasi astronomi untuk menambah pengetahuan kita tentang Alam Semesta dan upaya eksplorasi ruang angkasa luas sebagai rumah kedua manusia di masa depan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya