Mengungkap Asal Usul Sejarah, Narcissistic Personality Disorder

Diagnosis pasien menurut para ahli psikologi, filsuf, dan pemikir

Ternyata istilah narsisme sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, lho. Namun, gangguan kepribadian narsistik ini baru dikenal sebagai penyakit sejak limapuluh tahun terakhir. Pola yang mendasar pada gangguan kepribadian narsistik, adalah seseorang yang memiliki perasaan cinta terhadap diri sendiri yang terlalu berlebihan dan kebutuhan yang ekstrem terhadap kekaguman dan perhatian.

Kecenderungan gejala lainnya dari gangguan kepribadian narsisme atau narsistik ini, menunjukkan pola perilaku kurangnya empati terhadap orang lain. Untuk memahami bagaimana ahli psikolog melihat Narcissistic Personality Disorder (NPD), dan seperti apa asal usul sejarahnya, penting untuk mengetahui lebih dalam bagaimana gangguan kepribadian ini terjadi. Simak yuk, ini rangkumannya!

1. Istilah narsisme berasal dari nama Narcissus dalam sejarah mitologi Yunani Kuno

Mengungkap Asal Usul Sejarah, Narcissistic Personality Disordermitologi yunani kuno echo dan narcissus (kompasiana.com)

Istilah narsisme pertama kali didapatkan dari nama Narcissus, dalam kisah mitologi Yunani Kuno. Menurut mitos, Echo adalah seorang Dewi hutan atau peri yang jatuh cinta pada Narcissus yang sangat tampan. Sosok Narcissus ini terlalu berlebihan mencintai dan mengagumi dirinya sendiri. Karena ketampanannya, Narcissus menjadi sombong dan lebih mementingkan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, ia selalu menolak wanita yang jatuh cinta padanya termasuk menampik cinta dari peri Echo. 

Karena cintanya ditolak, Echo menjadi patah hati dan larut dalam kesedihannya yang mendalam. Akibat dari kesedihannya ini, Echo tidak lagi mengurus dirinya, hingga kelaparan dan akhirnya mati menjadi debu di dalam hutan.

Teriakan terakhir Echo mengucapkan selamat tinggal pada Narcissus hanya menyisakan gelombang suara. Jadi, nama Echo sampai saat ini, yang dikenal dengan saluran gelombang suara. Lalu, kita kembali ke cerita Narcissus. Karena kesombongan Narcissus terhadap Echo dan wanita lainnya, Dewa Zeus menjadi marah dan mengutuknya seumur hidup, ia tidak akan pernah merasakan cinta.

Pada suatu hari, Narcissus kehausan dan mendatangi sebuah kolam air yang sangat jernih. Ketika pertama kali melihat air tangannya merengkuh ke dalam kolam. Narcissus begitu terpikat pada bayangannya sendiri, dan tidak bisa berhenti menatapnya.

Dari obsesi akan ketampanannya sendiri, Narcissus tidak lagi memperdulikan dirinya sendiri. Hingga akhirnya pun, sama seperti peri Echo, mati karena kelaparan di tepi kolam tempat ia berkaca di atas air. Konon dari cerita legendanya, Narcissus berubah menjadi bunga yang indah, yang sampai saat ini disebut dengan nama bunga narsis atau Narcissus. 

2. Menurut pandangan ahli psikologi, pemikir dan filsuf 

Mengungkap Asal Usul Sejarah, Narcissistic Personality Disorderlegenda yunani kuno narcissus seorang pria tampan yang terpesona dengan bayangannya sendiri (dailysia.com)

Meskipun menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth Edition (DSM-5) yang dijadikan panduan utama untuk diagnosis psikiatris. Pada alat taksonomik dan diagnostic yang diterbitkan oleh American Psychiatric Associations (APA). Pada saat ini tidak lagi memisahkan gangguan kepribadian narsistik disepanjang sejarah yang terpisah.

Gangguan kepribadian narsistik masih diakui dan merupakan suatu kondisi yang penting untuk ditangani. Sebab, penderita gangguan kepribadian narsistik ini ditandai dengan sifat kekuasaan, rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Menurut pandangan Sigmund Freud ahli psikologi Jerman dan psikoanalitik.

Gangguan kepribadian narsistik telah memiliki pola yang mengakar sejak awal, seperti dalam kisah mitologi Yunani Kuno Narcissus. Dan konsep kekaguman diri yang berlebihan juga telah dieksplorasi oleh berbagai filsuf dan pemikir sepanjang sejarah. Pada masa lalu, gangguan kepribadian narsistik telah dikenal sebagai keangkuhan dari suatu keadaan yang ekstrem. 

3. Sigmund Freud dan pandangan psikoanalitik tentang narsistik

Mengungkap Asal Usul Sejarah, Narcissistic Personality DisorderSigmund Freud adalah pencetus teori psikoanalisis ahli psikologi Jerman (wallpaperacces.com)

Dikarenakan gangguan kepribadian narsistik ini telah ada sejak awal seperti pada kisah mitologi Yunani Kuno Narcissus. Pada awal tahun 1900-an topik narsisme mulai menarik minat aliran yang lebih berkembang yang dikenal sebagai psikoanalisis. 

Psikoanalis Austria yang bernama Otto Rank juga menerbitkan salah satu deskripsi pada tahun 1911, ia menghubungkan konsep kekaguman dan kesombongan diri. 

Jika dilihat dari konsep milik Freud, sebuah makalah yang berjudul On Narcissus: An Introduction yang diterbitkan pada tahun 1914. Freud menyarankan dengan idenya yang sedikit rumit. Bahwa narsisme terhubung dengan apakah libido seseorang diarahkan ke dalam diri sendiri atau keluar menuju kepada orang lain. Lalu, Freud merasa bahwa seorang bayi mengarahkan semua libido kedalam keadaan yang disebutkan sebagai narsisme primer. 

Dalam metode tersebut menurut Freud, pada tingkat libido yang diarahkan keluar menuju ketertarikan pada orang lain. Ini akan mengurangi jumlah energi yang tersedia untuk diri sendiri. Dengan metode ini, Freud menjelaskan dengan memberikan cinta kepada orang lain, gejala dari narsisme primer akan menjadi berkurang. Dan untuk mengisi kapasitas cinta, Freud percaya bahwa menerima cinta dan kasih sayang di dunia sebagai imbalannya.

4. Menurut konsep ahli psikologi Otto F Kernberg dan Heinz Kohut

Mengungkap Asal Usul Sejarah, Narcissistic Personality DisorderOtto F Kernberg (alchetron.com) Heinz Kohut (ajp.psychiatryonline.org)

Dari tahun 1900-an gangguan kepribadian narsisme atau narsistik, telah menarik perhatian para peneliti dari waktu ke waktu. Kemudian, pada tahun 1950-an dan 1960-an, psikoanalisis menurut ahli yang bernama Otto F Kernberg dan Heinz Kohut, termotivasi untuk mengetahui lebih banyak tentang narsisme. Lalu, pada tahun 1967 Kernberg telah menggambarkan struktur kepribadian narsistik. Ia mengembangkan teori narsisme yang menggambarkan pada tiga jenis utama.

Dalam pengelompokannya yaitu narsisme dewasa normal, narsisme infantil normal, dan narsisme patologis. Menurut penelitian Kohut, menyimpulkan bahwa Ia memiliki pemahaman yang berbeda. Oleh sebab itu, pada tahun 1968 Kohut lalu mengambil beberapa ide dari penelitian Freud, tentang narsisme lalu mencoba untuk mengembangkannya. 

Menurut Kohut, bahwa gangguan kepribadian narsisme telah memainkan peran penting dalam teori psikologi. Menurut saran Kohut bahwa narsisme adalah merupakan aspek perkembangan yang normal dan esensial. Sebab, seseorang dengan gangguan kepribadian narsisme, juga memiliki kesulitan pada objek diri. Ini merupakan sebuah tantangan dalam mempertahankan rasa harga diri, yang memadai dikemudian hari. 

5. Pengakuan narsistik sebagai gangguan

Mengungkap Asal Usul Sejarah, Narcissistic Personality Disorderilustrasi tangan seseorang dengan kata narsisme (istockphoto.com/cagkansayin)

Akhirnya pada tahun 1980-an gangguan kepribadian narsistik resmi diakui, dalam edisi ketiga manual diagnostik dan statistik gangguan mental, dari kriteria yang ditetapkan dalam setiap diagnosisnya. Walaupun, ada beberapa perdebatan dari masing-masing ahli, bagaimana menangani gangguan kepribadian ini dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fift Edition (DSM-5).

Namun, gangguan kepribadian narsistik dan gangguan kepribadian lainnya relatif tidak berubah dalam kriteria diagnostik mereka dari edisi atau menurut konsep sebelumnya.

Karakteristik utama Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah kebesaran akan kekaguman, dan kurangnya empati. Pola perilaku yang khas ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan kehidupan pasien dengan cara sangat negatif. Seringkali pasien gangguan kepribadian narsistik ini, secara lahiriah akan berperilaku dengan rasa berhak dan superioritas meremehkan orang lain. Dan sering menampilkan sikap menghina atau menggurui. 

Namun, di balik sikap ini terdapat ketidakpercayaan diri akut. Heinz Kohut menegaskan bahwa psikopatologi narsistik pada orang dewasa, adalah akibat dari kurangnya empati orang tua selama perkembangan, yaitu gagal memberikan umpan balik empatik yang tepat selama masa-masa kritis pada masa perkembangan anak. Oleh sebab itu, seorang anak tidak dapat mengembangkan kemampuan untuk mengatur harga diri.

Dengan demikian, menjadi sosok dewasa yang terombang-ambing antara penilaian berlebihan yang tidak rasional tentang diri dan perasaan rendah diri. Dan masa dewasa narsistik ini bergantung pada orang lain untuk mengatur harga dirinya dan memberinya rasa nilai. Pada dasarnya hanya mencari umpan balik empatik yang tidak diterima selama masa kanak-kanak. 

Hati-hati ya, sudah berkaca dan memahami diri sendiri? 

Baca Juga: 5 Filsuf dan Sastrawan Prancis Termasyhur Abad Pencerahan

Salma Wati Photo Verified Writer Salma Wati

Let it flow in its own time

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya