Mengapa Indonesia Disebut Negara Agraris dan Maritim?

Negara yang memiliki banyak keuntungan

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki banyak julukan. Mulai dari zamrud khatulistiwa, ring of fire, negara agraris, negara maritim, dan sebagainya. Julukan ini bukan tanpa alasan dan tercipta karena karakteristik yang dimiliki Indonesia itu sendiri. 

Khusus di artikel kali ini IDN Times akan menjelaskan alasan mengapa negara indonesia disebut sebagai negara kepulauan agraris dan maritim

Mengenal Indonesia sebagai negara maritim

Mengapa Indonesia Disebut Negara Agraris dan Maritim?ilustrasi Indonesia sebagai Negara Maritim (pexels.com/Tom Fisk)

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia tidak bisa dilepaskan dari lautan. Berbagai metafora dalam aspek kehidupan menggunakan banyak ekspresi dari laut. Ekspresi itu tidak hanya tertuang dalam lagu "Nenek Moyangku" karya Ibu Soed, tetapi juga berbagai ungkapan, seperti "jangan lupa daratan" yang bermakna bahwa kita sebagai manusia jangan melupakan asal usul ketika sudah "pergi jauh". Atau jika di acara pernikahan, tak jarang kita menemukan ungkapan "selamat mengarungi lautan dan membangun bahtera rumah tangga".

Semua ungkapan tersebut pada dasarnya menguatkan kita kalau Indonesia tidak lepas dari keberadaan lautan dan semakin meyakinkan kalau Indonesia layak disebut negara maritim. Perlu diketahui, secara definisi, negara maritim adalah negara yang berbatasan dengan laut dan memanfaatkan laut untuk keberlangsungan negara, seperti perdagangan, transportasi, perang, dan kegiatan maritim lainnya. 

Mengacu pada definisi tersebut, maka Indonesia sudah tergolong dalam negara maritim. Hal ini kemudian dikuatkan oleh perhitungan Badan Informasi Geospasial tahun 2015. Perhitungan tersebut memaparkan bahwa dari 8,3 juta km² total wilayah di Indonesia, 6,4 juta km²-nya adalah lautan. Jika dipersentasekan, 62 persen wilayah Indonesia adalah perairan. Dari luasnya laut Indonesia, terdapat 17 ribu pulau dengan garis pantai sepanjang 108 ribu km. 

Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

  • Memiiki sumber daya alam besar di sektor perikanan dan kelautan
  • Indonesia memiliki kedudukan strategis di jalur perdagangan global
  • Memiliki daya tarik pariwisata

Baca Juga: Mengenal Sistem Demokrasi di Indonesia 

Mengenal Indonesia sebagai negara agraris

Mengapa Indonesia Disebut Negara Agraris dan Maritim?ilustrasi petani (pexels.com/Pixabay)

Julukan negara agraris terhadap Indonesia disebabkan karena Indonesia memiliki lahan pertanian yang luas dan banyak penduduknya yang bekerja di sektor pertanian. Bagi suatu negara, mempunyai lahan pertanian jelas sangat menguntungkan karena ketersediaan bahan pokok akan selalu terjaga. Jika lahan itu produktif, maka akan mendongkrak sektor sosial, ekonomi, dan perdagangan. 

Indonesia sendiri berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik memiliki sawah seluas 7,4 juta hektar. Jawa Timur menduduki peringkat pertama wilayah dengan sawah terluas yakni 1,2 juta hektar, disusul Jawa Tengah dan Jawa Barat. Angka ini belum memasukkan sektor pertanian lain, seperti sawit dan komoditas lain. 

Namun, julukan indonesia sebagai negara agraris sedikit terancam. Alasannya karena tiap hari area persawahan perlahan menghilang akibat proyek pembangunan. Hal ini kemudian diperparah oleh fakta kalau penduduk Indonesia di era sekarang tidak menjadikan petani sebagai pekerjaan utama. Kaum millenial dan Gen Z pun enggan menjadi petani. 

Padahal, ada banyak keuntungan yang didapat jika sektor pertanian mengalami keberlanjutan, antara lain:

  • Membantu terciptanya ketahanan pangan
  • Mendorong pertumbuhan ekonomi negara
  • Meningkatkan peluang kedaulatan pangan

Itulah alasan mengapa negara indonesia disebut sebagai negara kepulauan agraris dan maritim. Kekayaan yang melimpah itu tentu harus dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa dan negara

Penulis: Muhammad Fakhriansyah

Baca Juga: Mengenal Wilayah Laut Indonesia dan Pembagiannya

Topik:

  • Bella Manoban
  • Fatkhur Rozi
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya