Dari Yunani-Hindu, Ini 10 Mitos tentang Sejarah Penciptaan Musik

Menceritakan pencetusnya dalam mitologi masing-masing

Musik telah menjadi bagian panjang dari peradaban manusia seperti halnya, mungkin, bahasa itu sendiri. Meskipun "suara" mungkin belum dikenal oleh manusia prasejarah, nyatanya instrumen sudah eksis sejak 35.000 tahun yang lalu. Wajar jika mitologi tentang penciptaan musik juga ikut bergema sepanjang sejarah peradaban manusia.

Dengan demikian, mitos yang berkembang di beberapa peradaban manusia telah dibangun untuk menjelaskan berbagai aspek musik, termasuk penciptaannya. Sepuluh di antaranya akan dibahas di bawah ini.

1. Yunani

Dari Yunani-Hindu, Ini 10 Mitos tentang Sejarah Penciptaan Musikarthive.com

Dalam mitologi Yunani, terdapat beberapa dewa yang dikenal telah menciptakan musik, salah satunya adalah Hermes. Selain menjadi pembawa berita untuk dewa-dewi Olimpus, Hermes juga dikenal sebagai dewa para pencuri, pedagang, dan sastra.

Mengutip dari laman Pantheon.org, diceritakan kalau Hermes membuat kecapi pertama dari cangkang kura-kura yang telah dilubangi dengan isi perut sapi milik saudaranya, Apollom sebagai senarnya. Sebagai ganti dari ternaknya, Apollo pun mengambil kecapi buatan Hermes tersebut. Hermes juga dikreditkan karena telah menciptakan seruling dan flute.

Selain Hermes, karakter lain yang sangat terlibat dengan penciptaan musik dalam mitologi Yunani adalah Orpheus. Sebagai anak seorang muse (mungkin Calliope), ia disebut sebagai “bapak lagu.”

Diberikan lirik oleh Apollo sendiri, dikatakan kalau Orpheus memainkan musik dengan indahnya sehingga akan membuat hewan, pohon, dan batu di sekelilingnya menari. Setelah kematiannya, kecapi miliknya ditempatkan di antara langit sebagai rasi bintang agar terus memainkan musiknya.

2. Romawi

Dari Yunani-Hindu, Ini 10 Mitos tentang Sejarah Penciptaan Musikartofit.org

Sebagai satu-satunya dewa Yunani yang namanya (dan ceritanya) tetap sama ketika diadopsi oleh orang Romawi, Apollo dihormati sebagai dewa Matahari, kebenaran, penyembuhan, dan musik.

Dia mendapatkan gelar sebagai dewa musik setelah bertempur dengan seekor ular sanca yang hidup di Gunung Parnassus. Setelah memanah binatang itu sampai mati, Apollo memutuskan untuk memainkan lagu kemenangan dengan kecapinya (yang ia ambil dari Hermes). Permainannya begitu sempurna sehingga dia langsung menjadi dewa musik.

Melansir dari buku Encyclopedia of Greek and Roman Mythology, diceritakan kalau seorang satir bernama Marsya pernah menantang Apollo ke sebuah kompetisi musik. Jelas kalau ia akan kalah. Dan karena keangkuhannya dia digantung di pohon pinus dan dikuliti hidup-hidup.

Diceritakan juga kalau Dewa Pan pernah menantang Apollo bermain musik dengan seruling gandanya. Bermain di depan Raja Midas, Pan pun dinyatakan sebagai pemenang. Marah dengan Midas, Apollo pun mengubah telinganya menjadi telinga keledai.

3. Nordik

Dari Yunani-Hindu, Ini 10 Mitos tentang Sejarah Penciptaan Musikcommons.wikimedia.org

Dalam mitologi Nordik, ada sebuah minuman legendaris yang dibuat oleh para kurcaci, yang dikenal sebagai Mead of Poetry. Bergantung pada versi mitosnya, dikatakan kalau minuman tersebut dapat mengubah seseorang menjadi penyair atau memberikan kemampuan untuk berbicara dengan kebijaksanaan.

Selama berabad-abad ia disimpan dalam tempat yang dirahasiakan sampai raksasa Suttung menemukan dan mencurinya. Ia pun menyembunyikannya di sebuah gua di bawah perlindungan putrinya. Dewa Nordik yang hebat, Odin, percaya kalau menjadi penyair yang hebat sama pentingnya dengan menjadi seorang pejuang yang hebat.

Setelah melalui perjalanan yang sulit, ia akhirnya berhasil meyakinkan putri Suttung untuk mengizinkannya meminum mead tersebut. Dia kemudian melarikan diri, berubah menjadi elang, dan menuangkan mead ke seluruh dunia.

Selain Odin, dewa Nordik lain yang sering dikaitkan dengan penciptaan musik adalah Bragi, yang dikenal sebagai dewa puisi dan kefasihan. Dikatakan kalau ia memiliki lidah yang diukir dengan rune of speech yang memberinya kemampuan untuk mengeluarkan kebijaksanaan setiap kali dia membuka mulutnya.

Digambarkan sebagai bentuk paling sempurna dari seorang penyair, Bragi juga sering dikreditkan sebagai dewa yang menciptakan puisi.

4. Mesir

Dari Yunani-Hindu, Ini 10 Mitos tentang Sejarah Penciptaan Musikpixels.com

Sebagai dewa pengetahuan, Bulan, dan tulisan, Thoth adalah dewa utama dalam mitologi Mesir kuno. Dikreditkan sebagai penemu hieroglif sendiri, ia juga dipandang sebagai pelindung para ahli Taurat dan pengetahuan rahasianya.

Orang-orang Yunani sering menghubungkannya dengan dewa Hermes, jadi seharusnya tidak mengejutkan kalau mitos Thoth mirip dengan Hermes. Salah satunya diungkap oleh sejarawan Yunani yang hidup pada abad pertama SM, Diodorus Siculus, yang memuji Thoth karena telah menemukan kecapi. 

Dikatakan kalau kecapi Mesir terdiri dari tiga string yang menggambarkan tiga musim dalam setahun. Dalam versi mitologi Mesir, kecapi tercipta saat Thoth menendang cangkang kura-kura di sepanjang sungai Nil.

Senang dengan suaranya, dia kemudian mengambilnya dan membuat kecapi dari cangkangnya, bersama dengan isi perut dari beberapa hewan yang sudah mati.

5. Aztec

Dari Yunani-Hindu, Ini 10 Mitos tentang Sejarah Penciptaan Musikcommons.wikimedia.org

Quetzalcoatl (kiri) dan Tezcatlipoca (kanan) adalah dewa angin dan dewa langit yang dikenal dalam peradaban Aztec. Quetzalcoatl juga dikenal sebagai dewa kebijaksanaan. Ia dan Tezcatlipoca adalah dua dewa yang memiliki love-hate relationship.

Suatu hari, ketika Quetzalcoatl sibuk membuat badai, Tezcatlipoca merasa kalau manusia jarang bernyanyi dan memainkan musik. Merasa bingung akan dunia yang sunyi, ia pun membuat sebuah rencana rahasia. Ia menyuruh saudaranya untuk mengambil musik dari Sang Matahari. 

Setelah melalui perjalanan yang sulit, Quetzalcoatl akhirnya berhasil sampai ke Kuil Sang Matahari. Berhadapan dengan dewa angin, Matahari pun memerintahkan para penyanyi dan musisi untuk diam karena takut akan dibawa turun ke Bumi.

Namun setelah menunjukkan kekuatannya yang menakutkan, Quetzalcoatl berhasil meyakinkan mereka untuk ikut bersamanya. Ketika mereka mendekati Bumi, buah-buahan mulai matang, bunga-bunga mulai mekar, dan seluruh Bumi seperti telah terbangun dari tidur nyenyaknya.

Merasa senang dengan pencapaian mereka, sejak saat itu Tezcatlipoca dan Quetzalcoatl menikmati musik sambil bersantai di Bumi.

Baca Juga: Buat Pecinta Musik, 7 Speaker Keren Ini Pasti Bikin Kamu Jatuh Hati

6. Tiongkok

Dari Yunani-Hindu, Ini 10 Mitos tentang Sejarah Penciptaan Musikgloballightminds.com

Meskipun beberapa mitos Tiongkok sering menghubungkan penciptaan musik dengan pahlawan bernama Kui, beberapa sumber justru menyebutkan Ling Lun sebagai pencipta musik dalam mitologi Tiongkok kuno.

Dilansir dari buku Origins of Chinese Music, Kaisar Kuning, leluhur dari masyarakat Tiongkok, dikatakan telah memerintahkan Ling Lun untuk membuat musik. Ling Lun pun setuju dan membuat sebuah seruling dari bambu.

Namun saat Kaisar Kuning lewat di depannya, suara dari seruling itu mengejutkan kuda yang dinaikinya, sehingga membuat sang kaisar terlempar ke tanah. Ketika dia bangkit, Ling Lun langsung berlutut, merasa malu dan siap menerima hukuman mati.

Nyatanya, Kaisar Kuning justru sangat terkejut ketika tahu kalau serulingnya berhasil membuat suara, dan menyuruhnya untuk melanjutkan permainannya. Diceritakan kalau Lun menyuruh enam laki-laki dan perempuan untuk menyanyikan enam nada berbeda, sehingga ia dapat mengukir serulingnya agar sesuai dengan nada mereka.

7. Jepang

Dari Yunani-Hindu, Ini 10 Mitos tentang Sejarah Penciptaan Musikbbc.com

Uzume, atau dikenal sebagai Amenouzume No Mikoto, adalah dewi kebahagiaan dalam kepercayaan Shinto, Jepang. Dengan nama panggilan seperti "Heaven's Forthright Female," seharusnya tidak mengherankan kalau dia juga dipandang sebagai perwujudan wanita yang sempurna.

Adapun sisi musik darinya dapat terungkap dalam sebuah kisah yang melibatkan Amaterasu, dewi Matahari. Dilansir dari laman Pantheon.org, diceritakan kalau Amaterasu bersembunyi di sebuah gua karena marah pada dewa badai, Susanoo.

Sayangnya, kemarahan Amaterasu membuat dunia tertutup dalam kegelapan, sehingga tidak ada tanaman yang bisa tumbuh lagi. Semua dewa mencoba untuk meyakinkan Amaterasu agar meninggalkan gua, tetapi sia-sia, sampai Uzume menemukan sebuah jalan keluar.

Dia menutupi dirinya dengan lumut dan dedaunan, lalu mulai bernyanyi dan menari dengan liar. Ketika dia secara tidak sengaja mengekspos dirinya sendiri, para dewa lainnya tertawa terbahak-bahak, membuat Amaterasu meninggalkan gua karena ingin tahu apa yang sedang terjadi.

8. Yudaisme

Dari Yunani-Hindu, Ini 10 Mitos tentang Sejarah Penciptaan Musikpinterest.com

Tradisi Yahudi — dan Genesis 4:21 — menganggap Yubal sebagai “bapak dari semua pemain harpa dan pipa.” Sang putra Lamekh sendiri dianggap sebagai penyair paling kuno di dunia, yang sudah ada sebelum air bah datang. Dikatakan kalau ia telah menemukan berbagai alat musik gesek, salah satunya adalah harpa.

Beberapa tulisan-tulisan kerabian, salah satunya The Great Midrash, memuji Yubal karena telah menciptakan semua alat musik serta nyanyian. Tulisan-tulisan kerabian lainnya juga mencatat kalau Yubal adalah keturunan Kain/Qabil, mengungkap kalau musik yang ia perkenalkan dapat memiliki efek yang merusak atau melalaikan manusia.

Mungkin hal ini yang membuat para penulis Kristen dan Muslim sering menghubungkan musik sebagai "seruling setan," percaya kalau hal itu memiliki pengaruh buruk terhadap jiwa manusia.

9. Kristen

Dari Yunani-Hindu, Ini 10 Mitos tentang Sejarah Penciptaan Musikamazon.com

Penciptaan musik dalam mitologi Kristen seringkali dikaitkan dengan Santo Ignatius dari Antiokhia. Ketika ia masih muda, dikatakan kalau ia telah dipeluk oleh Yesus Kristus sendiri dalam sebuah acara yang diabadikan dalam Matius 18: 3.

Seperti yang dilansir dari laman Oca.org, pada tahun 107 M, setelah kaisar Romawi, Trajan, memerintahkan semua orang untuk berterima kasih kepada dewa-dewi Romawi, Ignatius menolaknya, karena menganggap mereka sebagai berhala. Dia kemudian dipindahkan ke Roma, dan akhirnya menjadi martir setelah dilemparkan ke binatang buas.

Adapun kontribusinya terhadap musik diceritakan dalam mimpinya saat masih menjadi uskup Antiokhia. Diceritakan kalau Ignatius pergi ke Surga, tempat di mana dia melihat dua paduan suara malaikat bernyanyi, bergantian satu sama lain dalam memuji Tuhan.

Ketika dia terbangun dari visinya (mimpi), dia segera membuat paduan suara gerejanya sendiri, menginstruksikan mereka untuk meniru apa yang telah dia lihat. Socrates (bukan filsuf Yunani) sering mengaitkan penciptaan nyanyian antifon dengan Ignatius.

10. Hindu

Dari Yunani-Hindu, Ini 10 Mitos tentang Sejarah Penciptaan Musikpinterest.es

Dewi pengetahuan dan seni dalam agama Hindu, Sarasvati (juga dieja “Saraswati”), pertama kali muncul dalam literatur sebagai personifikasi dari sungai-sungai yang sakral di India. Ia juga sering dikreditkan sebagai penemu bahasa Sanskerta.

Entah sebagai permaisuri, putri, atau cucu dari Brahma sang dewa pencipta, Sarasvati juga cukup populer dalam mitologi Jain dan Buddha. Dilansir dari laman Lotus Sculpture, dikatakan kalau ia menemukan melodi mantra dalam kekacauan alam semesta yang belum terbentuk.

Terdapat juga kisah lain yang menceritakan tentang penciptaan musik tradisional India. Diceritakan kalau para gandharva, makhluk supernatural yang tinggal di kahyangan, telah mencuri tanaman ritual yang dikenal sebagai Soma. Untuk mengatasi hal ini, Sarasvati memberanikan diri untuk melawan mereka atas nama dewa-dewa yang lain.

Setelah menjerat telinga mereka dengan alunan musik indah yang mengalir dari veena-nya, dia menawarkan untuk mengajarkan mereka asalkan mereka mengembalikan tanaman tersebut. Para gandharva pun setuju, dan musik yang dikemudian hari dikenal sebagai genre raga pun lahir.

Nah, itu tadi 10 legenda tentang penciptaan musik dari mitologi dunia. Jadi, sekarang sudah tahu kan siapa yang telah menciptakan musik di dunia?

Baca Juga: 7 Fakta Seputar Sajaegi, Benarkah Chart Musik KPop Bisa Dimanipulasi?

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya