Suka Dengerin Musik? Hati-hati dengan 7 Dampak Negatifnya Ini

Lebih baik mencegah daripada mengobati

Sulit untuk mengatakan bahwa musik tidak memengaruhi anak muda. Banyak dampak yang bisa diberikan musik, baik dampak yang positif maupun negatif. Namun, tampaknya para orang tua akan selalu menyalahkan bintang-bintang pop favorit anaknya atas dampak negatif yang bisa mereka tiru.

Para artis dari Elvis hingga oppa-oppa KPop selalu menjadi kambing hitam atas penggunaan narkoba, satanisme, perilaku memberontak, dsb. Walaupun demikian, belum ada penelitian ilmiah yang dapat membenarkan tuduhan ini. Tentu saja, seperti judul artikel di atas, dampak negatif musik akan selalu ada dan berbeda-beda di setiap masanya.

Banyak penelitian ilmiah yang telah membuktikan dampak-dampak buruk ini. Berikut 7 dampak negatif, baik dari mendengarkan musik maupun menggemari musisi itu sendiri.

1. Para bintang pop mendukung produk yang tidak sehat

Suka Dengerin Musik? Hati-hati dengan 7 Dampak Negatifnya Ininairaland.com

Mungkin Kanye West dan Katy Perry tidak benar-benar membujukmu ke gaya hidup hedonisme dan pesta pora. Mereka hanya tahu apa cara yang bagus untuk menjual lagu mereka. Lagu memang tidak pernah menyakiti siapa pun, tetapi tidak dengan junk food, karena sebagian besar bintang pop sama-sama gemar mempromosikan hal ini juga.

Sebuah studi yang dilakukan oleh New York School of Medicine, yang memeriksa semua dukungan produk oleh bintang-bintang pop ternama antara tahun 2000 dan 2014, menunjukkan hasil yang mengejutkan dalam temuannya. Perusahaan makanan dan minuman menghabiskan sekitar 2 miliar dolar per tahun untuk iklan yang secara khusus menargetkan kaum muda.

Endorse dari satu selebriti rata-rata mencapai lebih dari 1 juta dolar, yang menunjukkan bahwa mereka sangat penting bagi para pengiklan. Juga, sebagian besar produk yang diiklankan adalah makanan berkalori tinggi, minuman ringan, atau produk makanan "miskin gizi". Oleh karena itu, jangan kaget jika ada peningkatan pada obesitas anak dan remaja selama rentang periode waktu ini.

Tahun 1999-2012, peneliti Wake Forest yang berfokus pada studi anak-anak dan remaja, dan University of North Carolina menyimpulkan bahwa semua kelas obesitas telah meningkat selama 14 tahun terakhir.

Kabar buruknya, masih ada kecenderungan peningkatan bentuk obesitas yang lebih parah dan diperlukan penyelidikan lebih lanjut tentang penyebab dan solusi untuk masalah ini.

2. Mendengarkan musik terlalu keras dapat meningkatkan kerusakan pendengaran

Suka Dengerin Musik? Hati-hati dengan 7 Dampak Negatifnya Inithedhakatimes.com

Sebagian remaja memang lebih suka menyetel musik mereka dengan keras, dan baru-baru ini perangkat musik portabel dikalim dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pendengaran mereka.

Menurut sebuah studi oleh Departemen Psikologi, Neuroscience, dan Perilaku McMaster di Kanada, saat ini semakin banyak remaja yang terlibat dalam kebiasaan yang berisiko ini, sebagian besar karena tren untuk menutup dunia luar dengan memakai earbud semakin meningkat.

Seperempat dari 170 anak yang disurvei untuk penelitian mengalami gejala tinnitus onset dini (dering kronis yang tak henti-hentinya di telinga) yang biasanya tidak muncul pada orang dewasa sampai usia 50 tahun.

Meskipun tinnitus dapat bersifat sementara (seperti setelah konser musik), tipe yang disertai dengan kepekaan terhadap suara keras seperti yang dilaporkan oleh anak-anak dalam penelitian ini, adalah tanda kerusakan saraf pendengaran dan kemungkinan mengalami kerusakan pendengaran permanen dalam prosesnya.

Larry Roberts, penulis studi ini, mengadvokasi kampanye yang mirip dengan upaya anti-merokok untuk mengeluarkan pesan tentang masalah ini. Pesan itu adalah untuk "mengecilkan volume musik," karena satu-satunya obat untuk tinnitus adalah pencegahan sedari awal.

Baca Juga: Hati-hati, Ini 8 Bahaya Ngeri Mendengarkan Musik Terlalu Keras & Lama!

3. Musik sedih dapat menyebabkan kegelisahan dan neurosis

Suka Dengerin Musik? Hati-hati dengan 7 Dampak Negatifnya Inimmagroup.us

Peneliti Finlandia sangat tertarik pada efek musik pada otak, setelah melakukan beberapa penelitian selama satu dekade terakhir yang menunjukkan bahwa emosi dapat diatur secara efektif dengan penggunaan musik dalam terapi.

Sebuah studi pada tahun 2015 dilakukan untuk lebih memahami, apakah mendengarkan musik sendiri dapat menjadi bentuk dari "pengaturan diri".

Dari sebuah temuan, disimpulkan bahwa mendengarkan musik sedih sepanjang waktu memang dapat memiliki efek negatif pada kesehatan mental. Mereka mencapai kesimpulan ini dengan memaparkan subjek pada musik dari berbagai genre saat menjalani pengujian MRI, memeriksa area otak mana yang diaktifkan, dan menindaklanjuti dengan pengujian psikologis.

https://www.youtube.com/embed/hLQl3WQQoQ0

Sebuah studi berbeda dilakukan oleh banyak peneliti yang sama berfokus secara khusus pada lirik, membandingkan reaksi subyek terhadap musik bahagia dan sedih, dengan dan tanpa lirik.

Temuan mereka sangatlah sederhana: musik bahagia membuat kamu bahagia, dan musik sedih membuat kamu sedih, tetapi musik bahagia dengan lirik bahagia membuat kamu lebih bahagia, dan musik sedih dengan lirik sedih membuat kamu lebih sedih, bahkan mungkin berkontribusi pada masalah emosional.

4. Mendengarkan musik dapat mengganggu konsentrasi

Suka Dengerin Musik? Hati-hati dengan 7 Dampak Negatifnya Inisciencealert.com

Dalam sebuah studi dari University of Wales, para peneliti memeriksa kemampuan subjek untuk mengingat informasi sambil mendengarkan berbagai jenis suara. Lima kondisi berbeda digunakan: kesunyian, musik yang disukai subjek, musik yang tidak disukai subjek, suara yang mengulang angka acak, dan suara yang mengulang angka tiga.

Bagaimanapun, subjek ditemukan memiliki kinerja yang paling buruk ketika mendengarkan musik, baik yang disukai atau tidak. Mereka melakukan yang terbaik dalam kondisi sunyi, dan saat mendengarkan suara yang mengulang angka tiga. Para penulis berspekulasi bahwa perubahan notes dan frasa dalam lagu dapat memengaruhi secara negatif kemampuan untuk mengingat hal-hal secara berurutan.

Kalian mungkin mengingat sesuatu yang disebut "Efek Mozart," sebuah istilah yang diciptakan oleh penelitian serupa pada 1990-an, yang menyarankan bahwa beberapa jenis musik dapat meningkatkan konsentrasi. Namun, penelitian selanjutnya masih belum membenarkan kesimpulan ini.

5. Mendengarkan musik saat mengemudi dapat menimbulkan kecelakaan

Suka Dengerin Musik? Hati-hati dengan 7 Dampak Negatifnya Iniauto-bild.ro

Ada sebuah anekdot bahwa siapa saja yang pernah menghindari tabrakan pasti sedang mendengarkan lagu-lagu Phil Collins. Ada beberapa ilmu yang cukup meyakinkan untuk mendukung pendapat ini. Pada tahun 2004, sebuah tim dari Kanada melihat waktu reaksi pada subjek di lingkungan yang bising, dan perlahan-lahan meningkatkan tingkat kebisingan.

Mereka menemukan bahwa pada 95 desibel—jauh di bawah rata-rata maksimum stereo mobil, 110 desibel—waktu reaksi berkurang sebanyak 20 persen, persentase yang sangat signifikan ketika mengoperasikan kendaraan pada kecepatan tinggi.

Pada tahun 2013, para ilmuwan Universitas Ben-Gurion melakukan tes serupa di jalan, dengan fokus yang lebih spesifik. Pengemudi remaja yang baru lulus kursus mengendarai kendaraan siswa sambil mendengarkan musik favorit mereka di tingkat yang nyaman.

Mungkin mengejutkan saat mengetahui bahwa 98 persen dari remaja ini membuat rata-rata tiga kesalahan, dengan 20 persen di antaranya membutuhkan bantuan kemudi atau pengereman untuk menghindari tabrakan.

Bahkan banyak kasus pengemudi yang menambah laju kendaraan dan melakukan pelanggaran lalu lintas, gara-gara mendengar musik bertempo cepat seperti American Idiot dan Mr. Brightside.

Hal ini membenarkan temuan penelitian yang melibatkan berbagai jenis musik dalam perjalanan yang panjang, meskipun studi ini menunjukkan bahwa lagu rock yang lembut dan ringan seperti Stairway to Heaven mungkin lebih aman untuk didengarkan saat berkendara.

6. Musik dapat mempengaruhi kehidupan seksualmu

Suka Dengerin Musik? Hati-hati dengan 7 Dampak Negatifnya Inirespiro.ro

Sebuah penelitian tahun 2006 terhadap hampir 1.500 remaja mengungkapkan, bahwa remaja yang suka mendengarkan musik yang menampilkan subjek sekssual lebih cenderung untuk memulai hubungan seks lebih awal daripada mereka yang tidak, dengan selisih hampir dua banding satu.

Para penulis penelitian menemukan bahwa pesan seksual meresap dalam musik seperti itu, yaitu pesan tentang pria yang bebas, riang dan patuh, serta wanita sebagai objek seks. Hal ini diperkuat bahkan saat lagu itu tidak didengarkan secara saksama. Mereka berpendapat bahwa lagu sejenis itu benar-benar menghambat dan membuat remaja menjadi kurang bijaksana dalam hal keputusan mereka.

https://www.youtube.com/embed/LDZX4ooRsWs

Sebuah studi setelahnya dari pencitraan dalam video, yang berfokus pada wanita remaja dan gadis yang lebih muda, mengkonfirmasi kemungkinan bahwa seringnya pemaparan citra seksual dalam lagu tidak hanya memengaruhi bagaimana anak perempuan melihat diri mereka sendiri, tetapi juga dapat benar-benar mempengaruhi kemampuan mereka untuk memiliki hubungan yang sehat.

Rekan penulis studi Stacey Hust dari Edward R. Murrow College of Communication mengatakan, pada dasarnya ketika wanita memahami skrip heteroseksual yang ada di media, hal itu dapat memengaruhi atau memberi tahu bagaimana pria dan wanita harus bersikap terhadap satu sama lain.

7. Mendengarkan lagu tentang penuaan bisa membuatmu mati lebih cepat

Suka Dengerin Musik? Hati-hati dengan 7 Dampak Negatifnya Initelecomstechnews.com

Hal ini mungkin menjadi satu-satunya studi yang paling sulit untuk dilakukan. Peneliti dari Universitas Anglia Rustin di Cambridge, Inggris, menganalisis 76 lagu yang memunculkan topik penuaan. Ditemukan bahwa sentimen rata-rata yang diekspresikan terhadap subjek sangat negatif, karena menjadi tua umumnya diasosiasikan dengan konsep-konsep yang menyedihkan seperti kelemahan, ketergantungan, kesepian, dan kematian.

Hal ini mendorong penulis utama studi, Jacinta Kelly, untuk mengamati bahwa kepahitan semacam ini sengaja dipromosikan atau disampaikan. Hal ini tidak bisa dianggap sepele, karena kita dapat menyerap hal-hal negatif dari hal semacam ini dan bisa memberikan konsekuensi yang buruk bagi kesehatan.

https://www.youtube.com/embed/lp-EO5I60KA

Pengamatan ini telah dikonfirmasi oleh penelitian serupa yang menunjukkan bahwa stereotip tentang penuaan dalam budaya populer dapat memiliki efek menumbuhkan sikap negatif terhadap proses menjadi lansia dapat membuat penyakit menjadi berkepanjangan dan kesehatan menjadi lebih buruk. Hal tersebut bahkan berkontribusi terhadap penurunan dalam kegiatan sosial dan keengganan untuk mencari bantuan medis.

Nah itu tadi 7 dampak negatif, baik dari mendengarkan musik maupun menggemari musisi itu sendiri. Musik memang menyenangkan karena bisa mewarnai hari-hari yang membosankan, tetapi kamu juga perlu hati-hati, jangan sampai musik malah memberikan efek negatif pada kesehatan jiwa dan mentalmu.

Baca Juga: Bangga Jadi Orang Baik? Bisa Jadi Kamu Mengidap Penyakit Mental Ini!

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya