Mengungkap 7 Fakta Mengejutkan di Balik Genosida Hewan, Ini Alasannya

Banyak yang dibunuh secara kejam

Animal culling atau genosida hewan bisa terjadi karena berbagai alasan. Jika dilihat dari sudut pandang sains dan dilakukan dengan cara yang "manusiawi," maka pembantaian itu dapat melindungi kesejahteraan hewan dan manusia dari ancaman yang lebih besar.

Namun, ketika sains digantikan oleh histeria publik dan alasan yang tidak logis, maka pembantaian ini akan menjadi kuburan massal bagi hewan-hewan yang tidak bersalah. Artikel ini akan membahas beberapa genosida pada satu atau banyak hewan. Berikut daftarnya.

1. Ayam petelur yang digiling hidup-hidup

Mengungkap 7 Fakta Mengejutkan di Balik Genosida Hewan, Ini Alasannyaanimalequality.org

Hanya dibutuhkan satu ayam jantan untuk membuahi beberapa ayam betina. Namun, setengah dari telur ayam yang menetas adalah jantan. Kalian pun pasti berpikir, kalau para ayam petelur yang tidak "terpakai" ini akan disembelih. Sayangnya, jenis ayam yang ada di dalam pemotongan sangat berbeda dari ayam petelur.

Oleh karena itu, para ayam ini tidak memiliki nilai dalam industri ayam. Seperti limbah lainnya, mereka akan dibunuh ketika baru lahir. Entah mati lemas di dalam kantong plastik, disetrum, atau digiling hidup-hidup. Beberapa kelompok hak asasi hewan pun mempermasalahkan proses penggilingan anak ayam ini.

Untungnya, para peneliti telah menemukan cara untuk mengetahui apakah embrio ayam akan menjadi jantan atau betina. Tentunya, hal ini bertujuan untuk menyelamatkan miliaran anak ayam dari penggilingan sekaligus mengurangi kerugian dalam industri ayam.

2. Pemusnahan satwa yang terancam punah

Mengungkap 7 Fakta Mengejutkan di Balik Genosida Hewan, Ini Alasannyabbc.com

Tidak semua pemusnahan dilakukan untuk keuntungan manusia. Ahli konservasi satwa liar Afrika terkadang membunuh hewan yang terancam punah untuk menjaga kestabilan ekosistem. Mereka tidak hanya peduli dengan satu spesies hewan, tetapi keanekaragaman hayati di lingkungan itu.

Misalnya, populasi predator yang meledak akan memperketat persaingan untuk mendapatkan makanan di lingkungan tertentu. Jika hal ini terjadi, seekor singa akan membunuh karnivora lain yang ada di sekitarnya.

Salah satu contohnya terjadi di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan, di mana mereka memusnahkan banyak kuda nil ketika kekeringan melanda wilayah itu. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan kalau pemusnahan hewan harus menjadi pilihan terakhir. 

3. Pembantaian hiu di Australia

Mengungkap 7 Fakta Mengejutkan di Balik Genosida Hewan, Ini Alasannyalivescience.com

Pemerintah Australia Barat sempat menaruh banyak perangkap air untuk menangkap hiu putih besar yang telah meresahkan pengunjung pantai di sana. Namun, program ini sempat memicu kontroversi karena para peneliti khawatir kalau hal itu akan merusak keanekaragaman hayati di kawasan itu.

Menurut data dari IFLScience, perangkap itu telah menangkap 172 hiu. Sayangnya, tidak ada satu pun hiu putih yang tertangkap, di mana 94% hiu yang tertangkap adalah hiu macan.

Diketahui kalau hiu macan tidak pernah membunuh manusia di Australia Barat sejak tahun 1930. Meskipun demikian, mereka tetap dibunuh. Pemusnahan tersebut mendorong Badan Perlindungan Lingkungan Australia untuk menghentikan program ini pada tahun 2014.

Baca Juga: Jarang Keseleo, Ini 6 Spesies Hewan Mamalia dengan Tubuh Lenturnya

4. Pembunuhan Marius si jerapah

Mengungkap 7 Fakta Mengejutkan di Balik Genosida Hewan, Ini Alasannyadiscovermagazine.com

Marius si jerapah adalah korban dari program pengembangbiakan internasional yang dirancang untuk menambah populasi jerapah di kebun binatang. Program tersebut sangat sukses sampai Marius tidak berguna lagi untuk kebun binatang. Eksekusi sepihak ini pun telah menyebabkan keributan di kalangan pegiat satwa.

Sayang seribu sayang, Kebun Binatang Kopenhagen tetap membunuhnya di mana otopsi dan pemotongannya dilakukan di depan penonton, termasuk anak-anak. Setelahnya, sebagian tubuh Marius disimpan untuk penelitian sementara bagian lainnya dijadikan pakan untuk karnivora di kebun binatang tersebut.

5. Pemusnahan "hama" di Tiongkok

Mengungkap 7 Fakta Mengejutkan di Balik Genosida Hewan, Ini Alasannyahankeringforhistory.com

Ketika Mao Zedong naik ke tampuk kekuasaan Tiongkok pada tahun 1949, penyakit sedang merajalela di seluruh negeri. Ia pun memulai program vaksin dan sanitasi termasuk menghilangkan hewan pembawa penyakit. Program itu disebut Kampanye Empat Hama karena berfokus pada pemusnahan nyamuk, lalat, tikus, dan burung pipit.

Jutaan kilogram lalat dan nyamuk, 1,5 miliar tikus dan 1 miliar burung pipit dimusnahkan selama kampanye itu. Sekilas, kampanye ini terlihat sukses sampai mereka menyadari konsekuensi mengerikan setelahnya.

Burung pipit adalah pembawa penyakit, tetapi mereka juga memainkan peran penting dalam ekosistem. Membasmi mereka telah meninggalkan lubang besar dalam rantai makanan Tiongkok. Pemusnahan burung pipit membuat populasi serangga seperti belalang meledak.

Nantinya, para belalang ini akan menghabiskan biji-bijian yang masih tersisa setelah kampanye industrialisasi pemerintah Tiongkok. Pada tahun 1958 sampai 1962, jutaan orang tewas dalam peristiwa yang dikenal sebagai Kelaparan Besar Tiongkok.

6. Perang Emu di Australia

Mengungkap 7 Fakta Mengejutkan di Balik Genosida Hewan, Ini Alasannyaunusualinteresting.com

Setelah Perang Dunia I berakhir, tentara Australia kembali ke tanah air mereka dan diberikan lahan untuk menjadi petani gandum dan penggembala domba. Sayangnya, sebagian dari tanah di sana sulit untuk ditanami apa pun. Hal ini, ditambah dengan Depresi Hebat, semakin mempersulit hidup para veteran perang ini.

Tak hanya itu, mereka juga harus berurusan dengan ribuan burung emu yang hidup di Australia. Pada saat itu, para burung emu mulai memakan hasil panen dan menghancurkan mata pencaharian para petani di sana.

Sempat menjadi hewan yang dilindungi, emu langsung direklasifikasi sebagai hama untuk dimusnahkan. Pemerintah Australia sangat ingin memusnahkan mereka, sampai-sampai menawarkan hadiah kepada siapaun yang berhasil membunuh seekor emu.

Namun, emu adalah burung yang tangguh. Para petani tidak memiliki sumber daya untuk membunuh para emu itu. Jadi pada 2 November 1932, pemerintah Australia mengirim pasukan dan memulai apa yang disebut sebagai Perang Emu. Lucunya, para emu ini berhasil mengalahkan para tentara itu.

Pada akhirnya, tentara Australia menyerah dan memberikan senjata mereka kepada para petani. Setelah itu, para petani (yang notabene adalah veteran perang) berhasil memusnahkan hampir 60.000 emu hanya dalam jangka waktu setengah tahun.

7. Perburuan anjing laut di Kanada

Mengungkap 7 Fakta Mengejutkan di Balik Genosida Hewan, Ini Alasannyafurfreealliance.com

Perburuan anjing laut di Kanada adalah acara tahunan dan sangat kontroversial di mana puluhan ribu anjing laut dibunuh untuk dagingnya, bulunya, atau, katakanlah, kontrol populasi. Hal ini membuat banyak negara melarang impor anjing laut dari Kanada.

Mirisnya, pemerintah Kanada masih menganggap kalau perburuan tersebut memiliki manfaat ekonomi dan mendukung pemusnahan tersebut. Melansir dari National Geographic, beberapa orang mengatakan kalau perburuan ini dilakukan untuk melindungi populasi salmon di sana, karena salmon adalah mangsa anjing laut.

Namun, para ilmuwan tidak setuju dengan pendapat mereka yang telah menjadikan anjing laut sebagai kambing hitam dari keadaan tersebut.

Bagaimanapun, pemusnahan hewan yang tidak didasarkan pada sains dan kondisi yang mendesak adalah hal yang sangat keji. Sayangnya, praktik ini masih dilakukan dan dilegalkan di beberapa negara.

Baca Juga: Kejam, 5 Hewan Predator Ini Suka Makan Mangsanya Hidup-hidup!

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya