7 Sebab Runtuhnya Kekaisaran Romawi yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?

Mulai dari inflasi, korupsi, sampai masalah geopolitik

Proses degradasi Kekaisaran Romawi adalah salah satu bahasan sejarah paling favorit sepanjang masa. Hal ini menjadi peringatan bagi kita semua kalau sebuah kekaisaran yang begitu kuat pun bisa runtuh. Secara umum, naiknya Commodus sebagai kaisar Romawi pada tahun 180 M sering dianggap sebagai penyebab awal keruntuhan Romawi.

Namun pada kenyataannya, keruntuhan Romawi sudah dimulai jauh sebelum Commodus naik ke atas tampuk kepemimpinan Romawi. Bahkan, keruntuhan Romawi sudah dimulai sejak awal berdirinya kekaisaran tersebut. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak 7 penyebab utama runtuhnya Kekaisaran Romawi di bawah ini.

1. Sistem suksesi yang tidak jelas

7 Sebab Runtuhnya Kekaisaran Romawi yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?vangoyourself.com

Jika ada orang yang bisa disalahkan atas keruntuhan Romawi, maka dia adalah kaisar pertama Romawi, Augustus. Setelah mendirikan Kekaisaran Romawi, Augustus tidak pernah membangun sistem suksesi yang jelas. Hasilnya, ketika seorang kaisar harus diganti, ada banyak suksesor yang akan bersaing satu sama lain.

Terkadang, para suksesor mengakhiri pelayanan mereka kepada kaisar yang sedang berkuasa agar bisa naik takhta setelah kaisar tersebut meninggal atau digantikan. Tentunya, hal ini sering berujung pada plot pembunuhan yang terjadi di lingkungan kekaisaran.

Lambat laun, hal ini akan menciptakan sebuah sistem yang rapuh dan tidak stabil. Dalam 200 tahun pertama Kekaisaran Romawi saja, hanya Titus yang menjadi satu-satunya kaisar yang menggantikan ayahnya sendiri, Vespasianus, dan Commodus menjadi kaisar pertama yang lahir sebagai anak kandung dari kaisar yang sedang berkuasa pada saat itu, Marcus Aurelius.

2. Penurunan nilai mata uang dan inflasi

7 Sebab Runtuhnya Kekaisaran Romawi yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?bbc.com

Ketika Kaisar Nero menghadapi krisis ekonomi di masa pemerintahannya, dia memutuskan untuk menurunkan nilai mata uang Romawi. Ia pun mengurangi kemurnian koin Romawi dengan mengurangi jumlah logam mulia di dalamnya. Dia melakukan hal ini secara bertahap, yang sayangnya diikuti oleh inflasi di kemudian hari.

Denarius, koin Romawi yang umum dipakai pada saat itu, memiliki kandungan perak sebesar 91,8 persen pada masa Nero berkuasa; 76,2 persen selama masa Marcus Aurelius berkuasa; dan 58,3 persen pada masa Kaisar Septimius Severus berkuasa.

Seperti yang telah disebutkan di atas, penurunan nilai koin Romawi telah memicu inflasi yang parah. Bahkan, Kaisar Diocletian terpaksa mengeluarkan Dekrit Kekaisaran untuk mengendalikan inflasi pada tahun 301 M. Sayangnya, dekrit tersebut tidak banyak memecahkan masalah inflasi di Kekaisaran Romawi.

Selain itu, inflasi ini melahirkan efek samping yang lebih berbahaya, yaitu penimbunan koin. Para arkeolog sendiri telah menemukan banyak timbunan koin di akhir masa Kekaisaran Romawi. Hal ini menandakan kalau inflasi masih terus berlangsung sampai akhir hayat Kekaisaran Romawi.

3. Tahun Empat Kaisar

7 Sebab Runtuhnya Kekaisaran Romawi yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?commons.wikimedia.org

Masa 200 tahun setelah Augustus mendirikan Kekaisaran Romawi dikenal sebagai Pax Romana atau era perdamaian di wilayah kekuasaan Romawi. Masa ini dikenal lewat "Lima Kaisar Baik" (96 - 180 M), yaitu Nerva, Trajan, Hadrian, Antoninus Pius dan Marcus Aurelius.

Namun, beberapa tahun sebelum masa ini, ada sebuah periode yang dikenal sebagai "Tahun Empat Kaisar" (68 - 69 M). Bagi beberapa sejarawan, tahun ini sering dianggap sebagai awal dari kehancuran Romawi.

Periode ini dimulai setelah Kaisar Nero meninggal pada bulan Juni 68 M, di mana tiga kaisar penggantinya hanya memerintah dalam waktu singkat. Galba selama tujuh bulan (dibunuh), Otho selama tiga bulan (bunuh diri), dan Vitellius selama delapan bulan (juga dibunuh). Baru pada tahun 69 M Vespasianus menjadi kaisar sampai kematiannya pada tahun 79 M.

Bahkan, gejolak dalam periode ini tercermin dalam tulisan Tacitus, Histories. Dalam tulisannya, ia berkata: "Periode yang saya tinggali adalah sebuah periode bencana. Bahkan di tengah kondisi 'damai,' empat kaisar harus terbunuh oleh pedang."

Baca Juga: 10 Kaisar Romawi Paling Licik dalam Sejarah

4. Serangan dari kaum barbar

7 Sebab Runtuhnya Kekaisaran Romawi yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?worldanvil.com

Banyak sejarawan yang setuju kalau keruntuhan Romawi disebabkan oleh invasi dari kaum barbar. Namun, meskipun serangan dari kaum barbar memiliki peran besar di dalamnya, ini bukan satu-satunya alasan mengapa kekaisaran sebesar Romawi bisa runtuh. Seperti yang diketahui, Kekaisaran Romawi tidak runtuh dalam waktu semalam saja.

Melansir dari History, pada saat itu memang banyak gelombang serangan dari kaum barbar yang semakin melemahkan perbatasan utara dan timur Romawi, dan secara bertahap mengurangi ukuran wilayah Romawi.

Kewalahan karena gelombang serangan tersebut, Romawi harus kehilangan Inggris pada tahun 406 M. Bahkan, Kota Roma dijarah pada tahun 410 M oleh pasukan Visigoth di bawah kepemimpinan Alaric. Belum lagi serangan dari bangsa Hun yang dipimpin oleh Attila ke wilayah Romawi.

Pada tahun 455 M, Spanyol dan Afrika Utara diambil alih oleh Vandal, yang juga menjarah Roma pada tahun yang sama. Sejujurnya, tekanan dari kaum barbar bukanlah hal baru bagi Romawi. Namun yang berbeda kali ini adalah ketidakmampuan pasukan Romawi untuk memukul mundur mereka seperti yang telah dilakukan oleh Julius Caesar di masa lampau.

5. Korupsi yang dilakukan oleh Garda Praetoria

7 Sebab Runtuhnya Kekaisaran Romawi yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?brewminate.com

Garda Praetoria (Praetorian Guard) adalah cabang khusus dari pasukan Romawi yang bertugas untuk menjadi pengawal pribadi kaisar. Selaras dengan bertambahnya kekuatan tentara Romawi, Garda Praetoria pun menjadi semakin kuat sehingga sering terlibat dalam suksesi kaisar Romawi.

Bahkan, mereka dapat menaikkan dan menurunkan kaisar Romawi dengan mudah. Pada awalnya, Garda Praetoria harus membuat plot untuk membunuh seorang kaisar. Namun pada abad ke-3 M, tidak ada kaisar Romawi yang dapat memerintah tanpa dukungan militer Romawi dan, tentunya, Garda Praetoria.

Hal ini pun membuat Garda Praetoria menjadi salah satu "Kingmaker" paling berpengaruh dalam sejarah. Namun, salah satu hal yang paling mencengangkan dari Garda Praetoria adalah praktik korupsi berupa "donasi" yang harus diberikan kepada mereka.

Alasan pemberian donasi ini beragam, tapi sudah jelas kalau hal ini akan mengarah pada ketidakstabilan politik Romawi di kemudian hari.

6. Kesenjangan ekonomi yang parah

7 Sebab Runtuhnya Kekaisaran Romawi yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?ranker.com

Meskipun sering digambarkan sebagai kekaisaran yang mulia dan maju, nyatanya ketidaksetaraan sosial dan ekonomi sudah berakar kuat dalam masyarakat Romawi. Seperti yang diketahui, tulang punggung dari ekonomi mereka adalah sektor pertanian yang mengandalkan tenaga kerja budak.

Namun di akhir masanya, lebih dari 90 persen penduduk Romawi adalah orang miskin yang hidup di pedesaan. Tentunya, hal ini juga menyiratkan ketidakseimbangan antara pedesaan dan perkotaan di wilayah Kekaisaran Romawi.

Bagi para petani dan pekerja kasar, kota sering dipandang sebagai tempat "predator" yang akan mengeruk tanah dan tenaga mereka. Berdasarkan studi osteologi yang dilakukan oleh para ahli terhadap kerangka Romawi dari semua periode dan semua wilayah kekaisaran, masalah kesehatan seperti malnutrisi adalah hal yang sering terjadi pada saat itu.

7. Ukuran kekaisaran yang terlalu besar

7 Sebab Runtuhnya Kekaisaran Romawi yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?bethelworld.org

Menurut beberapa sejarawan, wilayah yang terlalu luas adalah salah satu alasan mengapa Kekaisaran Romawi runtuh. Karena dengan wilayah yang sangat luas, perjalanan ke suatu kota akan membutuhkan waktu selama berminggu-minggu. Selain itu, perbatasan yang sangat luas juga membutuhkan kehadiran banyak tentara untuk menjaganya tetap aman.

Namun yang lebih penting adalah kesulitan untuk mengontrol wilayah seluas ini dari kota Roma. Tantangan ini pun memaksa Kaisar Diocletian untuk membagi kekaisaran Romawi menjadi dua, yaitu Kekaisaran Romawi Barat yang berpusat di Roma dan Kekaisaran Romawi Timur dengan Byzantium sebagai ibukotanya.

Tidak sedikit sejarawwan yang menjadikan luas wilayah Kekaisaran Romawi sebagai pusat studi mereka. Hal ini telah merangsang banyak diskusi akademis tentang batas-batas teritorial yang turut mempengaruhi faktor politik (geopolitik). Bahkan sampai saat ini, para sejarawan dan sosiolog terus mengeksplorasi topik ini.

Dalam beberapa sumber, kita diberi tahu kalau Kekaisaran Romawi (atau lebih tepatnya Kekaisaran Romawi Barat) runtuh pada tanggal 4 September 476 M. Pada saat itu, kaisar terakhir dari Kekaisaran Romawi Barat, Romulus Augustulus, digulingkan oleh Odoacer, seorang suku Jermanik yang bertugas sebagai jenderal di pasukan Romawi.

Setelah menggulingkan kaisar Romawi, Odoacer dimahkotai sebagai raja Italia. Pada titik ini, ibukota Romawi Barat dipindahkan dari Roma ke Ravenna. Romawi Barat tidak berbentuk sebagai sebuah kekaisaran lagi. Tradisi kekaisaran Romawi tetap hidup di Kekaisaran Romawi Timur sampai mereka ditaklukkan oleh pasukan Ottoman pada tahun 1453.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Marcus Aurelius, Sang Kaisar-Filsuf Romawi Terbijak

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya