7 Upaya Kudeta Terkenal Ini Gagal Secara Dramatis Lho, Apa Saja?

Salah satunya terjadi di Indonesia

Kudeta (berasal dari bahasa Prancis: coup d'État) adalah tindakan pengambilalihan kekuasaan terhadap seseorang yang berwenang atau berkuasa dengan cara ilegal dan sering kali bersifat brutal. Banyak di antaranya yang sukses, sehingga tercatat di dalam sejarah sebagai sebuah revolusi yang berani dan dramatis.

Namun seperti kata George Orwell di dalam bukunya, 1984, "bahwa tidak ada yang pernah merebut kekuasaan dengan maksud untuk melepaskannya," kekuasaan yang telah direnggut dari pemimpin sebelumnya seringkali digunakan untuk melakukan hal yang sama atau bahkan lebih buruk darinya.

Namun terkadang kudeta tidak selalu berakhir dengan keberhasilan, dan justru malah berakhir dengan kegagalan yang berujung dengan kematian. Daftar di bawah ini akan menjelaskan 7 kudeta terkenal di abad ke-20 yang gagal secara dramatis.

1. Upaya kudeta terhadap Haile Selassie, Ethiopia (1960)

7 Upaya Kudeta Terkenal Ini Gagal Secara Dramatis Lho, Apa Saja?akronartmuseum.org

Ras Tafari — orang yang menjadi nabi dalam agama Rastafarian — adalah orang terakhir yang dinobatkan sebagai Kaisar Ethiopia dengan gelar Haile Selassie I.

Sebelum penobatannya, Selassie berfokus untuk memindahkan Ethiopia ke era modern. Namun setelah berkuasa, ia gagal menghilangkan sistem kelas yang mengatur pertanian dan terlalu kaku pada hukum Ethiopia. Pihak yang tidak setuju terhadap aturan sang kaisar pun bemunculan dan mulai melakukan kudeta pada bulan Desember 1960.

Saat itu sekelompok perwira militer yang dipimpin oleh Germame dan Mengistu Neway (Komandan Pengawal Kerajaan Ethiopia) merencanakan untuk merebut ibukota Ethiopia, Addis Ababa, saat Selassie sedang berada di luar negeri.

Jenderal Mengistu berusaha untuk menggalang para prajurit di bawah komandonya dengan memberi tahu mereka bahwa ada pemberontakan di ibukota. Dengan bantuan Pengawal Kekaisaran, mereka berhasil menangkap putra mahkota dan sejumlah pejabat pemerintahan.

Mereka disandera selama beberapa hari, dan 15 di antaranya kemudian dibunuh. Sayangnya, rencana pemberontakan tersebut tidak direncanakan dengan baik, dan hanya mendapat sedikit dukungan dari penduduk, para menteri, dan pejabat penting pemerintah.

Setelah kembali ke negaranya, Selassie segera membersihkan pemberontakan tersebut dan merebut kembali ibukota. Banyak pemberontak yang kemudian melarikan diri ke pinggir kota karena diburu dan dibunuh, termasuk Germame Neway. Sedangkan Mengistu sendiri diadili di pengadilan militer Ethiopia.

2. Upaya kudeta terhadap Saddam Hussein, Irak (1996)

7 Upaya Kudeta Terkenal Ini Gagal Secara Dramatis Lho, Apa Saja?thoughtco.com

Saddam Hussein, presiden Irak selama lebih dari 20 tahun, dikenal sebagai tiran yang memerintah dengan tangan besi. Setelah berkuasa pada tahun 1979, Hussein langsung menghilangkan oposisi dengan mengeksekusi semua ancaman politiknya. Namun satu dekade sebelum dieksekusi pada tahun 2006, sebuah percobaan kudeta terhadapnya terjadi.

Pada awal tahun 1996, presiden Amerika, Bill Clinton, memberikan misi bernilai 100 juta dolar untuk menggulingkan Saddam Hussein melalui upaya kolaboratif dari CIA, intelijen Inggris, serta sejumlah besar agen dan rekrutmen dari Kurdi dan Irak.

Tim tersebut, yang menggunakan nama Iraqi National Accord (INA), bermarkas di Amman, Yordania, dan dipimpin oleh Dr. Iyad Mohammed Alawi, mantan anggota Partai Baath yang berkuasa di Irak.

Operasi ini diberi nama kode kudeta "Silver Bullet," dan akan dilakukan pada saat Baghdad rentan karena konflik internal di dalam rezim Hussein. Namun upaya tersebut mulai kacau sebelum tim tersebut bisa menyelesaikan misinya.

Dilansir dari laman Guardian, Alawi malah mengakui kepada media bahwa ia ingin menggulingkan Hussein. Di belakang layar, terbongkar bahwa sejumlah rekrutmen CIA adalah agen ganda. Transmisi satelit INA juga berhasil dibajak sehingga Hussein mengetahui rencana mereka.

Kudeta itu pun digagalkan secara instan. Hussein berhasil menangkap 160 perwira militer dan konspirator yang berencana menggulikannya, dan banyak dari mereka yang dieksekusi mati.

3. The July Putsch, Austria (1934)

7 Upaya Kudeta Terkenal Ini Gagal Secara Dramatis Lho, Apa Saja?encyclopedia.ushmm.org

Bertahun-tahun sebelum Adolf Hitler memulai Perang Dunia II, tepatnya pada bulan Januari 1933, ia diangkat menjadi kanselir Jerman. Pada saat itu hubungan antara Jerman dan Austria sedang tegang, karena kanselir federal Austria, Engelbert Dollfuss, menolak untuk tunduk terhadap intimidasi dan tuntutan Jerman yang ingin mengontrol Austria.

Mengetahui hal itu, Nazi Austria langsung merespons dengan membom kantor pejabat pemerintah. Upaya rekonsiliasi yang diharapkan untuk menyatukan kedua negara di bawah kendali Jerman pun menjadi kacau.

Menanggapi hal ini, Hitler langsung menerapkan boikot terhadap perdagangan Austria dan secara sistematis menginterupsi pariwisata negara itu melalui inflasi visa, sehingga membuat ekonomi Austria mulai goyah.

Namun ketika Dollfuss berhasil menggagalkan Pemberontakan Tiga Hari pada bulan Februari 1934, mau tidak mau Nazi Jerman harus melakukan sebuah putsch (kudeta).

Pada 25 Juli 1934, kantor kanselir Austria diambil secara paksa oleh 150 anggota Resimen 89 SS. Dollfuss ditembak dan dibunuh, sehingga memicu sejumlah pemberontakan Nazi di seluruh Austria. Namun upaya ini berhasil ditekan oleh Angkatan Darat Austria, dan kudeta itu pun gagal.

Hitler membantah pernah terlibat dalam upaya kudeta tersebut, walau bertahun-tahun setelahnya jurnal Joseph Goebbels mengatakan hal yang sebaliknya.

Dalam sebuah entri bertanggal 22 Juli 1934 yang dikutip dari laman Telegraph, Goebbels menulis, “Minggu: di kediaman Fuehrer. . . Pertanyaan tentang Austria. Apakah [kudeta] itu akan berhasil? Saya sangat skeptis akan hal itu.”

Baca Juga: 8 Kerajaan Tersadis dalam Sejarah Dunia, Ada Budaya Penggal Kepala

4. Insiden Kyujo, Jepang (1945)

7 Upaya Kudeta Terkenal Ini Gagal Secara Dramatis Lho, Apa Saja?japantimes.co.jp

Jepang memang menderita kerugian besar selama Perang Dunia II, tetapi mereka pada awalnya menolak untuk menandatangani Deklarasi Potsdam, yang menuntut penyerahan tanpa syarat pasukan bersenjata Jepang kepada Sekutu.

Menanggapi perlawanan tersebut, Presiden Harry Truman memberi perintah untuk membom kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Awalnya Jepang masih bersikeras menolaknya, tetapi setelah kota Nagasaki kembali dijatuhi bom tiga hari kemudian, Kaisar Hirohito dan Perdana Menteri Suzuki akhirnya setuju untuk menandatangani perjanjian tersebut.

Namun langkah tersebut tidak diterima oleh pengawal kekaisaran yang khawatir bahwa sistem kekaisaran akan dihapuskan pada saat penandatanganan tersebut. Dipimpin oleh Mayor Kenji Hatanaka, upaya kudeta dilakukan pada 14 Agustus, hanya beberapa jam sebelum Hirohito secara terbuka mengumumkan penyerahan Jepang kepada Sekutu.

Setelah Hirohito mencatat pidatonya pada malam itu, sekelompok pengawal kekaisaran yang dipimpin oleh Hatanaka merebut istana dan memutuskan komunikasi dengan dunia luar, berharap menghentikan Hirohito untuk membuat pengumuman tersebut.

Awaknya Hatanaka dan anak buahnya berharap untuk melestarikan sistem kekaisaran dan membentuk pemerintahan baru dengan menteri militer di pucuk pimpinan Jepang, tetapi karena rekaman kaisar disembunyikan dengan aman, upaya mereka pun menjadi sia-sia.

Kudeta tersebut pun gagal. Pada pukul 11:00 pagi, tak lama sebelum pidato kaisar ditayangkan, Hatanaka melakukan bunuh diri dengan menembakkan sebutir peluru ke kepalanya sendiri.

5. Upaya kudeta terhadap Charles de Gaulle, Aljazair (1961)

7 Upaya Kudeta Terkenal Ini Gagal Secara Dramatis Lho, Apa Saja?pinterest.com

Charles de Gaulle menjadi presiden Republik Prancis pada tahun 1959, saat kelompok pemberontak bernama Front de Liberation Nationale (FLN) sudah berperang melawan pasukan Prancis selama hampir tujuh tahun.

Awalnya de Gaulle bermaksud untuk mengadakan perundingan dengan FLN dan akan memberikan kemerdekaan kepada Aljazair. Namun para jenderal Prancis yang memimpin pasukan di Aljazair tidak setuju, dan mulai merencanakan kudeta terhadapnya.

Pada malam 21 April 1961, empat jenderal Prancis (Maurice Challe, Edmond Jouhad, Andre Zeller, dan Raoul Salan) memimpin resimen pasukan terjun payung ke Aljazair, di mana mereka mengambil kendali pemerintah dan semua outlet media di sana.

Awalnya pengambilalihan berjalan dengan sangat baik, di mana setiap orang yang menentang kudeta ditangkap, termasuk para jenderal yang tetap loyal kepada Prancis.

Menanggapi perlawanan dari jenderal-jenderalnya, De Gaulle pun mengajukan permintaan publik kepada rakyat Prancis untuk menentang kudeta dan mendukung pemerintah dengan melakukan mogok kerja selama satu jam pada tanggal 24 April.

Sepuluh juta pekerja Prancis mematuhi de Gaulle, menunjukkan dukungan untuk sang presiden dan berhasil melemahkan kudeta tersebut.

Pada 25 April, pasukan pemberontak menarik diri dari Aljazair tanpa pernah melepaskan satu tembakan pun selama percobaan kudeta. Untungnya, 500.000 tentara Prancis yang ditempatkan di Aljazair tidak dikerahkan untuk melawan de Gaulle pada saat itu, dan Aljazair akhirnya menerima kemerdekaan mereka satu tahun setelahnya.

6. Upaya kudeta terhadap Mikhail Gorbachev, Uni Soviet (1991)

7 Upaya Kudeta Terkenal Ini Gagal Secara Dramatis Lho, Apa Saja?upi.com

Mikhail Gorbachev memang diakui karena pendekatannya yang damai dan diplomatik dalam urusan luar negeri Rusia, sehingga membuatnya dianugerahi Nobel Perdamaian pada tahun 1990.

Namun kondisi Uni Soviet saat itu sangatlah rapuh — ekonomi lemah, pertikaian di antara berbagai etnis terjadi, Lituania dan Ukraina menginginkan kemerdekaan, dan Boris Yeltsin (presiden Republik Rusia di kemudian hari) mulai muncul ke atas panggung politik Soviet.

Ketika Gorbachev setuju untuk menandatangani perjanjian yang akan membubarkan Uni Soviet, ia pun langsung mendapatkan perlawanan dari kubu komunis yang konservatif. Pada 18 Agustus 1991, dipimpin oleh pihak pemerintah dan militer komunis yang tidak kenal kompromi, kudeta terhadapnya pun dimulai.

Kelompok yang disebut sebagai Komite Darurat Negara meminta Gorbachev untuk menjadi tahanan rumah ketika dia sedang berlibur di Krimea. Upaya tersebut dilakukan untuk memaksanya mengundurkan diri dari jabatannya dan menggagalkan perjanjian tersebut.

Sementara itu di Moskow, para pemrotes turun ke jalan-jalan di luar Kremlin bersama Yeltsin untuk mengecam upaya kudeta terhadap Gorbachev. Pada akhirnya, Yeltsin lah yang mendapat ketenaran untuk naik ke pucuk pimpinan Rusia, dan kudeta yang tidak terorganisir itu gagal.

Setelah keributan diselesaikan, para pelaku dipenjara dan dua konspirator melakukan bunuh diri. Walau gagal, kudeta ini berhasil melemahkan rezim Gorbachev. Pada bulan Desember 1990, semua negara bagian Soviet melepaskan diri, dan Uni Soviet pun akhirnya dibubarkan.

7. Gerakan 30 September, Indonesia (1965)

7 Upaya Kudeta Terkenal Ini Gagal Secara Dramatis Lho, Apa Saja?thedailystar.net

Selama masa pemerintahannya, Sukarno selalu berusaha untuk menyatukan berbagai agama dan etnis yang tersebar di Indonesia. Namun secara ekonomi, bagaimanapun, Indonesia sedang menderita.

Pada tahun 1965, inflasi di Indonesia mencapai 650 persen. Banyak orang yang mati kelaparan, kekurangan beras meluas, laba dari ekspor menjadi rendah, dan infrastruktur fisik Indonesia masih sangat buruk. Selain itu, dilaporkan bahwa 75 persen dari anggaran negara sedang dipompa untuk kebutuhan militer.

Menanggapi hal tersebut, popularitas dan keanggotaan Partai Komunis Indonesia (PKI) pun tumbuh secara eksponensial. Pada tahun 1965 saja, PKI menampung tiga setengah juta orang Indonesia, menjadikannya partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah Partai Komunis Soviet dan Tiongkok.

Konsensus umum adalah bahwa PKI akan mengambil kendali negara lewat pemilihan berikutnya. Namun mereka tidak pernah bisa melakukan hal itu, karena konflik di dalam militer sendiri sedang memanas dan akan memuncak pada akhir September tahun itu.

Pada tanggal 30 September 1965, sekelompok konspirator militer yang dikenal sebagai "Gerakan 30 September," yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung dari Pasukan Pengawal Presiden, berhasil menculik enam jenderal militer berpangkat tinggi. Keesokan paginya, semua jenderal tersebut, kecuali A.H. Nasution, ditemukan tewas.

Lokasi-lokasi penting di sekitar Jakarta, termasuk istana presiden dan stasiun radio nasional berhasil dikuasai selama percobaan kudeta tersebut. Namun setelah mereka membuat deklarasi lewat radio dan niat mereka mulai diketahui, kudeta ini pun segera berakhir.

Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Jenderal Soeharto, berhasil mengambil alih ibukota, dan kudeta — yang sering mengacu kepada PKI sebagai pelaku utama — dinyatakan gagal. Semuanya terlihat sudah selesai, walau yang terjadi selanjutnya adalah salah satu genosida terburuk yang pernah terjadi di abad ke-20.

Berdasarkan dokumen dari Time, setelah Sukarno dilengserkan dan Soeharto naik ke atas panggung politik Indonesia, sekitar 500.000 anggota dan simpatisan PKI diburu dan dibunuh, sedangkan satu juta orang lainnya dipenjara atau diasingkan.

Sampai saat ini, PKI masih menjadi organisasi yang dilarang, bersamaan dengan paham komunisme atau Marxisme-Leninisme dan stigma "kiri" lainnya yang masih menjadi momok bagi masyarakat Indonesia.

Nah, itu tadi 8 kudeta terkenal di abad ke-20 gagal yang gagal secara dramatis. Ternyata kudeta tidak semudah seperti yang digambarkan dalam karya fiksi. Beberapa kudeta yang sukses berhasil membuat sejarah baru (Revolusi Oktober 1917), sedangkan lainnya berakhir dengan kegagalan dan kematian.

Baca Juga: 5 Film tentang Kudeta yang Harus Kamu Tonton, Menegangkan!

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya