8 Teori Kontroversial di Balik Tragedi Berdarah Sepanjang Sejarah

Dari Perang Irak sampai Pembantaian Nanking

Perang sering kali memunculkan sisi terburuk dari dalam diri manusia, dan tragedi itu dapat menimpa semua orang, baik militer maupun sipil. Sebuah tragedi pasti menuntut alasan yang jelas, dan sementara beberapa sudah terpecahkan, beberapa lainnya masih belum terjawab.

Sementara beberapa penjelasan sudah dapat diterima secara luas, penjelasan lainnya malah menjadi kontroversi dan masih menjadi perdebatan hangat sampai saat ini. Berikut 8 teori kontroversial di balik tragedi berdarah yang terjadi pada masa perang.

1. Iran "menipu" Amerika Serikat supaya menginvasi Irak

8 Teori Kontroversial di Balik Tragedi Berdarah Sepanjang SejarahIlustrasi pasukan militer di Irak (transconflict.com)

Hingga saat ini, Perang Irak telah merenggut puluhan ribu nyawa tentara koalisi. Korban dari pihak Irak diperkirakan mencapai setengah juta orang, dan dengan munculnya faksi-faksi pemberontak seperti ISIS, tampaknya perang akan terus berlanjut di wilayah Irak.

Perang ini sendiri sering dianggap sebagai blunder besar Amerika. Lewat penjelasan di situs theguardian.com, tujuan awal dari invasi Amerika ke Irak adalah untuk menemukan senjata pemusnah massal. Terdapat juga sebuah spekulasi yang cukup populer mengenai perburuan minyak dan emas yang dilakukan Amerika di wilayah tersebut.

Beberapa orang menyalahkan Ahmed Chalabi, yang sebelumnya dijuluki "The George Washington of Iraq," karena mendesak Amerika untuk mengusir musuh bebuyutannya, Saddam Hussein, dan memasok informasi palsu tentang program nuklir Irak.

Mereka mengklaim bahwa Chalabi mungkin bersekongkol dengan target Amerika lainnya, Iran. Yang lain mengklaim bahwa Iran mungkin berada di balik itu semua. Chalabi dan pembelot lainnya tanpa disadari telah dimanipulasi oleh Iran untuk menjalankan agendanya.

Salah satu pembelot Irak semacam itu diyakini telah memprioritaskan kepentingan Iran atas Amerika, dan beberapa dokumen mengenai program nuklir Irak dianggap rekayasa belaka. Dokumen-dokumen tersebut awalnya ditulis dalam bahasa Persia oleh seorang ilmuwan Iran sebelum diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

2. Perang India-Pakistan tahun 1971 adalah konspirasi global

8 Teori Kontroversial di Balik Tragedi Berdarah Sepanjang SejarahIlustrasi pasukan militer (rbth.com)

Antara Maret dan Desember 1971, sekitar 2-3 juta warga sipil tewas di Bangladesh (dikenal sebagai Pakistan Timur pada saat itu) selama perang pembebasannya melawan Pakistan.

Ketika angkatan bersenjata Pakistan bergabung, mereka membantai jutaan orang lagi. Kekejaman ini tidak terkendali sampai India membantu Bangladesh, memaksa Pakistan untuk menyerah dan mengakui kemerdekaan negara kecil itu.

Seorang peneliti dari Universitas Oxford, Sarmila Bose, telah mengklaim bahwa banyak dari kekejaman Pakistan yang terlalu dibesar-besarkan. Dalam bukunya, Dead Reckoning: Memories of the 1971 Bangladesh War, dia juga mengklaim bahwa banyak fakta tentang perang yang terdistorsi, dan bahwa Bangladesh sama-sama bersalah.

Menurut laporan lain yang dikutip dari indiatimes.com, anak-anak di Pakistan diajari "hocus pocus" selama tahun-tahun awal mereka. Mereka diajarkan tentang banyak hal, salah satunya bahwa perang adalah teori konspirasi, tanpa menyebutkan kekejaman yang dilakukan oleh militer Pakistan.

Pelajaran lain memberitahu siswa-siswa tersebut tentang "konspirasi global" antara India, Rusia, dan Amerika Serikat yang bersatu untuk "mengeroyok" Pakistan.

3. Jumlah korban dari Perang Yugoslavia terlalu dilebih-lebihkan

8 Teori Kontroversial di Balik Tragedi Berdarah Sepanjang SejarahIlustrasi korban perang (inavukic.com)

Pembantaian Srebrenica pada Juli 1995 telah memakan korban sampai 7.000 Bosniak, yang mayoritas adalah muslim dan anak-anak. Lebih dari 20.000 warga sipil terlantar, membuat orang-orang yang itu berjuang sendiri di tengah kekacauan yang sedang terjadi di negara bekas Yugoslavia tersebut.

Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) menyimpulkan bahwa pembunuhan dan pengusiran warga sipil sama dengan genosida, dan PBB meminta maaf atas kegagalannya untuk melindungi penduduk Bosnia.

Belasan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2010, Majelis Nasional Serbia meminta maaf karena gagal mencegah pembantaian tersebut.

Namun tragedi itu dilihat secara berbeda oleh orang lain. Diana Johnstone, seorang penulis Amerika, secara terbuka menentang fakta-fakta yang disampaikan oleh media, mengklaim bahwa tidak ada bukti apa pun tentang genosida tersebut.

Ed Hermann, seorang akademisi lain, mendirikan Grup Riset Srebrenica, yang bertujuan untuk menutupi insiden berdarah itu. Dia juga menemukan "bukti-bukti" yang bertentangan dengan milik PBB dan ICTY.

George Bogdanich, produser film pro-Serbia, ikut membantu dalam menerbitkan laporan revisionis tentang peristiwa tersebut. Temuan yang "diatur" ini melaporkan bahwa jumlah korban sebenarnnya tidak lebih dari 700 orang.

Baca Juga: 7 Kesalahan Terbesar yang Pernah Terjadi dalam Sejarah Dunia

4. Orang Yahudi telah mengatur Genosida Armenia

8 Teori Kontroversial di Balik Tragedi Berdarah Sepanjang SejarahIlustrasi tragedi genosida di Armenia (radikalportal.no)

Terdapat sebuah teori konspirasi yang menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi adalah arsitek sebenarnya dari peristiwa Holocaust. Hebatnya, teori yang sama juga muncul sehubungan dengan Genosida Armenia.

Pembersihan etnis yang dilakukan oleh Ottoman terhadap orang Armenia dari tahun 1915-1916 itu sempat dilupakan, sampai Perang Dunia Pertama mencapai titik akhirnya. Sekitar 1,75 juta orang Armenia dideportasi, menyebabkan sekitar 600.000-1.500.000 kematian yang disebabkan oleh pembunuhan massal dan kelaparan.

Para pelakunya adalah Turki Muda, sebuah faksi yang berusaha mereformasi Kekaisaran Ottoman. Namun beberapa orang mengklaim bahwa faksi ini sebenarnya dipimpin oleh orang Yahudi.

Inner Folds of the Ottoman Revolution, sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 1929, menyatakan bahwa Turki Muda terdiri dari orang Yahudi Balkan yang terlantar. Demikian pula seorang pria Yahudi bernama Emmanuel Carasso, yang santer dikatakan sebagai bapak pendiri gerakan tersebut.

Carasso juga diduga mendirikan sebuah perkumpulan rahasia, yang terdiri dari petinggi Turki Muda, di pondok Masoniknya di Yunani. Teori lain mendalilkan bahwa pembunuhan adalah "harga yang pantas untuk dibayar" untuk mengendalikan provinsi kaya minyak di wilayah tersebut. 

Dilansir dari hiddenmysteries.org, keluarga Rothschild memiliki minat yang besar pada ladang minyak di Rusia, tetapi membutuhkan suatu cara untuk mengangkut sumber daya ini ke Suez. Oleh karena itu, lebih dari satu juta orang perlu dideportasi dan dipindahkan untuk memberikan jalan bagi akuisisi ini.

Ottoman juga mendukung teori-teori konspirasi ini. Ottoman bahkan menuduh keterlibatan separatis Armenia yang berusaha untuk merusak jalannya perang yang sedang berlangung. Berita ini sampai langsung ke telinga Jerman Imperial pada saat itu, dan kelihatannya tidak terlalu ambil pusing dengan masalah di luar Perang Dunia I.

5. Perang Dunia I adalah plot yang dibuat oleh Illuminati

8 Teori Kontroversial di Balik Tragedi Berdarah Sepanjang SejarahRoyal Irish Rifles di parit komunikasi, hari pertama di Somme, 1916 (Royal Engineers No 1 Printing Company., Public domain, via Wikimedia Commons)

Sangat mudah untuk menyalahkan bencana-bencana yang terjadi pada organisasi rahasia yang merencanakan dominasi global. Menurut beberapa sejarawan dan ahli teori konspirasi, Perang Dunia I termasuk di antara bencana semacam itu.

Teori ini dimulai dengan sebuah klaim yang tidak masuk akal, bahwa keluarga kerajaan Inggris memiliki hubungan dengan pengusaha Yahudi terkemuka. Beberapa orang percaya bahwa Ratu Victoria sebenarnya memiliki anak yang dibesarkan oleh anggota keluarga Rothschild.

Setelah membangun hubungan itu, teori ini beralih ke situasi genting di Eropa. Jerman telah menjadi negara yang berkembang dan dianggap sebagai ancaman bagi kepentingan Tatanan Dunia Baru. Ambisi Vaterland perlu dihentikan, dan satu peluru yang ditembak ke arah Archduke Franz Ferdinand akan menyelesaikan sisanya.

Akhirnya, teori ini mengarah ke partisipasi Amerika dalam perang. Tenggelamnya kapal Lusitania dianggap sebagai plot yang sudah diatur oleh mereka. Sayangnya kecelakaan ini belum cukup untuk memprovokasi Amerika untuk masuk ke dalam perang, walau sudah cukup untuk membuat politik di dalam negeri Paman Sam panas.

Para pendukung teori ini mengklaim bahwa semua faktor ini sudah diperhitungkan. Pada dasarnya, akhir perang dan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa adalah langkah pertama untuk menjalankan pemerintahan satu-dunia.

6. Kapitalis Yahudi dan Presiden Woodrow Wilson memicu semua tragedi yang terjadi di Rusia pada awal abad ke-20

8 Teori Kontroversial di Balik Tragedi Berdarah Sepanjang SejarahJoseph Chamberlain & Lord Milner (bawah, kedua dari kiri) di Johannesburg, Afrika Selatan, Januari 1903 ((book author: Mr. Cecil Headlam (deceased 1934); Photograph taken by Duffus Bros., Johannesburg, January 1903, Public domain, via Wikimedia Commons)

Setiap tragedi yang menimpa Rusia sepanjang abad ke-20, mulai dari perang dan pemberontakan yang berujung pada berdirinya negara komunisme hingga pembersihan besar-besaran dan kelaparan yang sengaja dilakukan oleh Stalin, diyakini oleh para ahli teori konspirasi sebagai magnum opus dari kapitalis Yahudi.

Teori ini merujuk ke satu momen penting selama Perang Dunia Pertama, yaitu kembalinya Lenin ke Rusia dengan kereta tertutup dari Jerman pada 16 April 1917. Lenin juga membawa uang sebesar $10 juta dari teman seperjalanannya, Inessa Armand, untuk mendanai Revolusi Bolshevik.

Sebagian orang mengira bahwa rencana itu dibuat oleh Jerman untuk memfasilitasi penyerahan Rusia, dan dengan demikian akan membawa sebagian besar pasukannya ke front Barat. Tetapi para ahli teori konspirasi mengklaim bahwa revolusi itu melibatkan para kapitalis dan politisi Yahudi di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.

Seperti yang dijelaskan dalam buku Vile Acts of Evil: Banking in America, Volume 1, terdapat sebuah klaim bahwa Presiden Woodrow Wilson membantu Leon Trotsky, seorang revolusioner Komunis lainnya, untuk memasuki Rusia dengan paspor Amerika.

Ahli teori lain mengklaim bahwa tokoh-tokoh Inggris terkemuka, seperti Lord Alfred Milner, turut membiayai revolusi supaya dapat mengendalikan berbagai sumber daya di Rusia, salah satunya adalah minyak.

Rockefeller juga diduga memberikan $750 juta dalam bentuk pinjaman untuk properti kaya minyak di Kaukasus. Setelah berkuasa, dikatakan bahwa Lenin telah menimbun banyak emas batangan di rekening pribadinya.

7. Hitler sebenarnya menyelamatkan Eropa dari komunisme

8 Teori Kontroversial di Balik Tragedi Berdarah Sepanjang SejarahAdolf Hitler di kediaman Berghof (Bundesarchiv, Bild 146-1990-048-29A / Heinrich Hoffmann / CC-BY-SA, CC BY-SA 3.0 DE, via Wikimedia Commons)

Saat sedang mengobrol dengan Marsekal Medan Finlandia, Mannerheim, Adolf Hitler mengaku terkejut saat mengetahui jutaan pria Rusia beserta ribuan kendaraan dan persenjataan sudah berbaris di perbatasan baratnya. Hitler berpendapat bahwa pasukan tersebut tidak dimaksudkan untuk sekadar mempertahankan perbatasan.

Vladimir Rezun, seorang perwira intelijen Soviet yang membelot ke Inggris pada tahun 1978, mengakui bahwa kecurigaan Hitler mungkin benar.

Lewat bukunya, Icebreaker, yang dicetak dengan nama samarannya, Viktor Suvorov, Rezun menyatakan bahwa dari apa yang telah ia pelajari selama di dalam Spetsnaz dan GRU, Stalin memang berencana untuk menyerang Eropa dan "membebaskannya" secara paksa lewat ideologi komunisme.

Rencana ini diduga sudah berlangsung pada awal 1941, tetapi secara signifikan tertunda selama berbulan-bulan.

Saat Stalin ingin memulainya, Hitler sudah meluncurkan Operasi Barbarossa terlebih dahulu. Operasi ini bukanlah sebuah sarana untuk mencapai lebensraum atau ruang hidup untuk Jerman, tetapi untuk menyelamatkan Eropa dengan terlebih dahulu menyerang Soviet sebelum mereka dapat mengerahkan pasukannya.

Beberapa dugaan dan keterangan saksi mata memperkuat keyakinan ini. Salah satunya mengklaim bahwa Wehrmacht menemukan banyak gudang, lapangan udara darurat, tank, dan bahkan pasukan Soviet di udara. Jika benar, jumlah ini pasti berlebihan untuk situasi defensif, dan sulit untuk menyangkal bahwa Stalin tidak mengetahui rencana Jerman sebelumnya.

Meskipun invasi Soviet yang direncanakan ke Eropa bukanlah hal baru, karya Rezun tersebut memberinya banyak pengikut dan sejumlah besar kritik. Sebagai sejarawan, ia telah menunjukkan banyak kesalahan dan ketidakakuratan dalam karyanya, namun teorinya yang kontroversial tetap populer di kalangan tertentu di Rusia dan Jerman.

8. Pembantaian Nanking tidak pernah terjadi

8 Teori Kontroversial di Balik Tragedi Berdarah Sepanjang SejarahPembantaian Nanking tahun 1937 (japantimes.co.jp)

Pada 13 Desember 1937, salah satu pembantaian terburuk dalam sejarah terjadi di kota Nanking, Tiongkok. Pembantaian atau Pemerkosaan Nanking terjadi sebagai bentuk lanjut dari konflik Tiongkok-Jepang. Peristiwa ini terdiri dari pembunuhan kejam terhadap sekitar 200.000 warga sipil.

Banyak perempuan dan anak-anak yang diperkosa dan dimutilasi. Kekejaman yang dilakukan oleh Tentara Kekaisaran Jepang menjadi aib bagi komandan dan politisi Jepang setelah Perang Dunia II berakhir. Tetapi seperti biasa, teori-teori revisionis mulai bermunculan beberapa tahun-tahun setelahnya.

Pada tahun 1971, kaum konservatif sayap kanan mengklaim bahwa seluruh peristiwa ini tidak pernah terjadi. Jurnal seperti Every Gentlemen membenarkan pandangan ini, sedangkan beberapa buku hanya menganggap Jepang tidak bersalah. Tiongkok, kata mereka, adalah pihak yang harus disalahkan karena telah melakukan kekejaman ini.

Kementerian Pendidikan Jepang menganggap buku Nanking Incident sebagai teks sejarah resmi pada periode waktu tersebut. Buku itu mengurangi perkiraan korban menjadi sekitar 38.000-42.000 kematian yang tidak perlu, karena pembunuhan terhadap tentara yang ditawan tidak bisa dianggap sebagai pembantaian.

Ishihara Shintaro, mantan Gubernur Tokyo, menyatakan dalam sebuah wawancara di Playboy bahwa Pembantaian Nanking tidak pernah terjadi. “Semua (cerita) itu dibuat oleh orang Tiongkok, dan itu bohong.” Tentu saja, Ishihara adalah orang yang sama yang menganjurkan pemerintah Jepang agar memiliki senjata nuklir.

Topik ini nyatanya masih menjadi masalah sensitif di Jepang dan Tiongkok. Pada bulan Februari 2014, Naoki Hyakuta, seorang anggota senior dari perusahaan penyiaran NHK, menyebabkan kemarahan di antara para sejarawan dan lawan politiknya ketika dia secara terbuka menyangkal bahwa pembantaian Nanking pernah terjadi.

Nah itu tadi 8 teori kontroversial di balik tragedi berdarah sepanjang sejarah. Teori-teori ini hanyalah spekulasi yang didukung oleh sumber-sumber yang tidak semuanya adalah valid. Benar atau tidak, semuanya dikembalikan lagi kepada diri pembaca masing-masing.

Baca Juga: 5 Fakta Jackson Pollock, Seniman Abstrak Terhebat dalam Sejarah

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya