Ingin Belajar Filsafat? Kenalan Sama 10 Aliran Filsafat Ini Yuk! 

Bisa kalian pelajari selama di rumah aja

Sama seperti ilmu lainnya, filsafat tidak dapat dipisahkan dengan sejarah pun sebaliknya. Melalui sejarah, berbagai bentuk filsafat telah berkembang. Sepanjang sejarah peradaban manusia, beberapa filsuf kuno maupun modern telah mengembangkan gagasan terbaik mereka sehingga bisa dipakai oleh generasi yang hidup setelahnya.

Berikut 10 aliran filsafat terbaik yang bisa kamu pelajari dan gunakan untuk berkontemplasi.

1. Solipsisme 

Ingin Belajar Filsafat? Kenalan Sama 10 Aliran Filsafat Ini Yuk! herodotus.leadr.msu.edu

"Tidak ada yang eksis;

Bahkan jika sesuatu itu eksis, tidak ada yang bisa diketahui tentang itu;

Bahkan jika ada yang dapat diketahui tentang hal itu, pengetahuan tentang hal itu tidak dapat dikomunikasikan kepada orang lain."

- Gorgias (485-375 SM)

Solipsisme adalah sebuah gagasan bahwa seseorang hanya dapat mengetahui kalau dirinya ada dan bahwa segala sesuatu di luar pikirannya tidak dapat diketahui keberadaannya. Para solipsis menekankan pada realitas subjektif, dan bahwa apa yang kita anggap benar untuk satu orang mungkin belum tentu benar untuk orang lain.

Melansir Internet Encyclopedia of Philosophy, filsafat ini pertama kali diteorikan oleh seorang filsuf Yunani pra-Socrates, Gorgias, dan diuraikan oleh para filsuf seperti Plato dan Descartes. Solipsisme juga sering dikaitkan dengan nihilisme dan materialisme.

2. Epicureanisme 

Ingin Belajar Filsafat? Kenalan Sama 10 Aliran Filsafat Ini Yuk! catholicherald.co.uk

"Jangan merusak apa yang kalian miliki dengan menginginkan apa yang tidak kalian miliki; ingatlah bahwa apa yang sekarang kalian miliki adalah salah satu di antara hal-hal yang dulu hanya kalian harapkan."

- Epicurus (341-270 SM)

Epicureanisme adalah filsafat yang didasarkan pada ajaran filsuf Yunani, Epicurus. Sebagaimana dikutip dari Philosophy Basics, Epicurus sendiri adalah filsuf yang sangat skeptis terhadap takhayul dan segala hal yang berhubungan dengan Tuhan.

Epicurus mengusulkan kalau satu-satunya makna eksistensi manusia di dunia adalah untuk kesenangan diri atau lebih tepatnya tidak adanya rasa sakit dan ketakutan. Menurutnya, kombinasi ini akan mengarahkan manusia pada kebahagiaan dalam bentuk tertinggi.

Bagi Epicurus, kesenangan tertinggi dapat diperoleh dari pengetahuan, persahabatan dan kebajikan — tidak lupa seks dan makanan. Filsafatnya sangat terkait dengan gagasan hedonisme klasik, walau gagasan hedonisme di era modern nampaknya telah tercemar dengan pemikiran kapitalisme-konsumerisme.

3. Utilitarianisme 

Ingin Belajar Filsafat? Kenalan Sama 10 Aliran Filsafat Ini Yuk! theguardian.com

"Lebih baik menjadi manusia yang tidak puas, daripada babi yang puas; lebih baik menjadi Socrates yang tidak puas, daripada orang bodoh yang puas."

- John Stuart Mill (1806-1873)

Mengutip dari Stanford Encyclopedia of Philosophy, utilitarianisme adalah sebuah doktrin etis bahwa nilai moral dari suatu tindakan semata-mata ditentukan oleh kontribusinya terhadap utilitasnya (kegunaan) secara keseluruhan.

Filsafat ini adalah bentuk dari konsekuensialisme, yang berarti bahwa nilai moral dari suatu tindakan ditentukan oleh hasilnya, di mana hasilnya akan selalu membenarkan caranya.

Utilitarianisme pertama kali diteorikan oleh Jeremy Bentham yang menyatakan bahwa sesuatu yang "baik" adalah apa pun yang dapat membawa kebahagiaan terbesar bagi banyak orang. Namun, filsafat tersebut lebih sering dikatikan dengan John Stuart Mill dan bukunya, Utilitarianism (1863).

Baca Juga: 7 Filsafat yang Berikan Perspektif Berbeda tentang Makna Kehidupan

 4. Positivisme  

Ingin Belajar Filsafat? Kenalan Sama 10 Aliran Filsafat Ini Yuk! /commons.wikimedia.org

"Dosa yang paling dalam terhadap pikiran manusia adalah percaya berbagai hal tanpa bukti."

- Thomas H. Huxley (1825-1895)

Positivisme adalah aliran filsafat yang menyatakan kalau satu-satunya pengetahuan otentik adalah pengetahuan ilmiah dan bahwa pengetahuan semacam itu hanya berasal dari penegasan "positif" melalui metode ilmiah yang ketat. Aliran ini terkait erat dengan empirisme dan rasionalisme.

Seperti yang dilansir dari Encyclopædia Britannica, positivisme pertama kali diteorikan oleh Auguste Comte pada pertengahan abad ke-19 dan berkembang menjadi filsafat modern yang disukai oleh para ilmuwan dan filsuf di era modern.

 5. Determinisme  

Ingin Belajar Filsafat? Kenalan Sama 10 Aliran Filsafat Ini Yuk! history.com

"Semuanya telah ditentukan, awal dan juga akhir, oleh kekuatan-kekuatan yang tidak dapat kita kendalikan. Hal itu juga berlaku untuk serangga serta bintang. Manusia, sayuran, atau debu kosmik, kita semua menari dengan irama misterius, yang dilantunkan dari kejauhan oleh sosok yang tak terlihat."

- Albert Einstein (1879-1955)

Determinisme adalah sebuah filsafat yang menyebutkan kalau setiap peristiwa, termasuk kognisi dan perilaku — keputusan dan tindakan — manusia, ditentukan oleh rantai kejadian yang sudah terjadi sebelumnya dan tidak dapat terputus.

Melansir dari Information Philosopher, para determinis umumnya hanya meyakini satu kemungkinan masa depan, meskipun menyangkal pendapat yang menyebutkan kalau manusia tidak memiliki kehendak bebas.

Determinisme dapat mengambil banyak bentuk, mulai dari determinisme teologis yang menunjukkan bahwa masa depan seseorang ditentukan oleh para dewa atau Tuhan, hingga determinisme lingkungan yang menunjukkan bahwa semua aktivitas manusia ditentukan oleh lingkungan, iklim, dan kondisi geografis di sekitarnya.

6. Objektivisme 

Ingin Belajar Filsafat? Kenalan Sama 10 Aliran Filsafat Ini Yuk! medium.com

“Manusia telah disebut sebagai makhluk yang rasional, tetapi rasionalitas adalah masalah pilihan — dan alternatif yang ditawarkan sifatnya adalah: makhluk rasional atau hewan yang ingin bunuh diri.”

- Ayn Rand (1905-1982)

Mengutip dari Stanford Encyclopedia of Philosophy, objektivisme adalah aliran filsafat yang dikembangkan oleh Ayn Rand pada abad ke-20. Fislafat ini mencakup tentang metafisika, epistemologi, etika, politik, dan estetika.

Objektivisme berpendapat kalau ada realitas independen-pikiran, di mana setiap individu berhubungan dengan realitas melalui persepsi indrawi, juga dapat memperoleh pengetahuan objektif dari persepsi dengan pengukuran dan membentuk konsep-konsep yang valid berdasarkan persepsi tersebut.

Rand mengklaim kalau makna hidup adalah untuk mengejar kebahagiaan sendiri atau "kepentingan pribadi yang rasional." Menurutnya, satu-satunya sistem sosial yang konsisten dengan moralitas ini adalah penghormatan penuh terhadap hak-hak individu, yang diwujudkan dalam kapitalisme laissez-faire murni atau libertarianisme.

7. Humanisme Sekuler  

Ingin Belajar Filsafat? Kenalan Sama 10 Aliran Filsafat Ini Yuk! culturacolectiva.com

"Tidak pernah ada cinta dan kebaikan yang cukup di dunia ini yang dapat memungkinkan kita untuk memberikan sebagiannya kepada sesosok makhluk imajiner."

- Friedrich Nietzsche (1844-1900)

Nietzsche memang dikenal karena pemikiran eksistensialismenya yang nihilistik, walau tidak dapat dimungkiri kalau ia juga adalah seorang ateis yang menganut humanisme sekuler. Hal ini terlihat dalam kutipan terkenalnya, "Tuhan sudah mati." Menurutnya, Tuhan sudah tidak punya tempat lagi di dunia modern yang dipenuhi oleh pemikiran saintifik.

Humanisme sekuler sendiri adalah filsafat ateistik yang menjunjung tinggi akal, etika dan keadilan sebagai prinsip kehidupan. Humanisme sekuler menolak konsep pencipta supranatural, dan mengatakan bahwa kalau hidup dapat ditemukan murni dalam diri manusia sendiri.

Sebagaimana dilansir dari Psychology Today, filsafat ini menjunjung tinggi gagasan bahwa tidak ada kebenaran absolut atau moralitas absolut, dan bahwa kebenaran — makna dan moralitas — adalah hal yang unik bagi setiap manusia.

8. Eksistensialisme 

Ingin Belajar Filsafat? Kenalan Sama 10 Aliran Filsafat Ini Yuk! theodysseyonline.com

"Jadilah dirimu sendiri yang sebenarnya."

- Søren Kierkegaard (1813-1855)

Eksistensialisme adalah sebuah gerakan filosofis yang luas, di mana gerakannya mulai terkenal di pertengahan abad ke-20. Filsafat ini mendalilkan kalau manusia adalah individu yang menciptakan makna dan esensi kehidupan mereka secara pribadi.

Dilansir dari makalah Notes From Underground, Walter Kaufmann menggambarkan eksistensialisme sebagai, “Penolakan untuk menjadi bagian dari aliran pemikiran, penolakan terhadap kepercayaan apa pun (terutama sistem), dan ketidakpuasan yang nyata terhadap filsafat tradisional yang dangkal, akademis, dan jauh dari kehidupan.”

Menurut para eksistensialis, manusia harus membuat pilihan mereka sendiri dalam kehidupan dan menemukan maknanya sendiri, dengan atau tanpa Tuhan. Para filsuf eksistensialisme berkisar dari yang religius (Kierkegaard) hingga yang anti-religius (Nietzsche).

9. Absurdisme 

Ingin Belajar Filsafat? Kenalan Sama 10 Aliran Filsafat Ini Yuk! newyorker.com

"Kalian tidak akan pernah bahagia jika terus mencari apa yang terkandung dalam kebahagiaan. Kalian tidak akan pernah hidup jika terus mencari makna hidup."

- Albert Camus (1913-1960)

Absurdisme adalah filsafat yang menyatakan bahwa upaya umat manusia untuk menemukan makna di alam semesta pada akhirnya akan gagal (dan, karenanya, tidak masuk akal) karena tidak ada makna seperti itu, setidaknya dalam hubungannya dengan kemanusiaan.

Absurdisme menyinggung bahwa meskipun makna seperti itu mungkin ada, pengejaran terhadapnya tidaklah penting. Absurdisme berbeda dari nihilisme lewat pandangan subyektifnya atas kemanusiaan, teologi, dan makna. Beberapa orang menganggapnya sebagai tahap "agnostik" antara eksistensialisme dan nihilisme.

Søren Kierkegaard menulis secara luas tentang absurdisme pada pertengahan abad ke-19. Namun, filsafat ini lebih sering dikaitkan dengan Albert Camus dan novel-novelnya seperti The Stranger (Orang Asing) dan The Myth of Sisyphus (Mitos Sisifus).

10. Nihilisme 

Ingin Belajar Filsafat? Kenalan Sama 10 Aliran Filsafat Ini Yuk! newyorker.com

"Tangan manusia pada kesengsaraan manusia.

Itu semakin dalam seperti rak pantai.

Keluarlah sedini mungkin,

dan janganlah punya anak sendiri."

- Philip Larkin (1922-1985)

Nihilisme adalah sebuah pandangan filosofis (atau anti-filosofis sebagaimana beberapa orang menyebutnya) yang menyebutkan kalau kehidupan itu tanpa makna, tujuan, nilai atau kebenaran objektif. Mereka menolak kepercayaan pada pencipta atau sosok yang lebih tinggi dan mengklaim kalau etika sekuler yang objektif itu tidak pernah eksis.

Menurut Internet Encyclopedia of Philosophy, nihilisme sering dikaitkan dengan pesimisme, depresi, dan amoralitas. Bagi para nihilis garis keras, hidup ini benar-benar tidak ada gunanya. Banyak gerakan artistik yang berkaitan dengan nihilisme, seperti Dadaisme, Futurisme dan Surealisme.

Nah, itu tadi 10 aliran filsafat terbaik yang bisa kamu pelajari dan gunakan untuk berkontemplasi. Jadi, tertarik untuk mempelajari semuanya?

Baca Juga: 5 Alasan Kuat Mengapa Kamu Harus Rajin Baca Buku Filsafat

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya