Menurut Sains, 9 Bias Kognitif Ini Sering Terjadi Pada Otak Manusia

Efek halo sering terjadi pada kita nih!

Pikiran manusia adalah hal yang luar biasa. Kognisi, tindakan atau proses berpikir, memungkinkan kita untuk memproses sejumlah besar informasi dengan cepat. Kita mungkin secara sadar memikirkan satu hal spesifik, tetapi yang terjadi adalah, otak kita sedang memproses ribuan ide dari alam bawah sadar kita.

Sayangnya, kognisi kita tidak sempurna, dan ada beberapa kesalahan penilaian yang cenderung kita buat. Dalam ilmu psikologi, kesalahan ini dikenal juga sebagai bias kognitif. Bias kognitif terjadi pada semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, pendidikan, kecerdasan, atau faktor lainnya.

Berikut 9 kesalahan dalam berpikir yang sering dialami oleh manusia.

1. Gambler’s Fallacy

Menurut Sains, 9 Bias Kognitif Ini Sering Terjadi Pada Otak Manusiathepeoplesmovies.com

Gambler's Fallacy adalah kecenderungan untuk berpikir bahwa probabilitas masa depan dapat berubah karena peristiwa masa lalu. Pada kenyataannya, probabilitas tersebut tidak berubah sama sekali.

Probabilitas tertentu, seperti saat melemparkan koin, akan selalu sama. Probabilitas untuk mendapatkan kepala adalah 50 persen, tidak peduli walau kita telah mendapatkan ekor dalam 10 flips terakhir.

Berpikir bahwa probabilitas akan berubah adalah bias umum, dan sering terjadi ketika sedang berjudi. Sebagai contoh, kamu bermain roulette. Dalam empat putaran terakhir anda mendapat warna hitam. Lalu setelahnya, anda yakin 100 persen akan mendapatkan warna merah.

Pemikiran seperti ini jelas salah, karena probabilitas pendaratan bola pada warna merah masih sebesar 47,37 persen (18 bintik merah dibagi dengan 38 total bintik). Hal ini mungkin terdengar sepele, tetapi nyatanya Gambler’s Fallacy telah menyebabkan banyak penjudi kehilangan uangnya karena salah dalam menghitung probabilitas.

2. Reaktivitas

Menurut Sains, 9 Bias Kognitif Ini Sering Terjadi Pada Otak Manusiabustle.com

Reaktivitas adalah kecenderungan untuk bertindak atau tampil berbeda ketika mereka tahu bahwa mereka sedang diamati. Pada tahun 1920-an, Hawthorne Works (sebuah fasilitas manufaktur) menugaskan penelitian untuk melihat apakah tingkat cahaya yang berbeda memengaruhi produktivitas pekerja.

Apa yang mereka temukan luar biasa. Mengubah cahaya menyebabkan produktivitas meningkat. Sayangnya ketika penelitian selesai, tingkat produktivitas kembali menurun ke tingkat standar mereka.

Ternyata perubahan produktivitas ini terjadi bukan karena tingkat cahaya, tetapi karena pekerja merasa sedang diawasi. Kasus ini menunjukkan bentuk reaktivitas; ketika individu tahu mereka sedang diawasi, mereka termotivasi untuk mengubah perilaku mereka, umumnya untuk membuat diri mereka terlihat lebih baik.

Reaktivitas adalah masalah serius dalam penelitian, dan harus dikontrol dengan eksperimen buta. Dalam percobaan buta, informasi yang dapat memengaruhi peserta percobaan dirahasiakan sampai percobaan selesai agar tidak mengganggu hasilnya.

Baca Juga: Mengenal OCD, Gangguan Mental yang Timbulkan Perilaku Berulang-ulang

3. Pareidolia

Menurut Sains, 9 Bias Kognitif Ini Sering Terjadi Pada Otak Manusialearning-mind.com

Pareidolia adalah fenomena psikologis di mana seseorang bisa melihat atau mendengar sesuatu dengan spesifik dari kejadian acak. Misalnya melihat awan dalam bentuk dinosaurus, atau mendengar pesan tertentu ketika mendengar rekaman yang diputar mundur.

Nyatanya rangsangan itu netral dan tidak memiliki makna apa pun, karena semua itu hanya ada dalam persepsi masing-masing individu, yang tentu saja akan berbeda.

Baca Juga: 8 Bukti Efek Placebo Itu Manjur, Berpikir Positif Memang Nyata Berguna

4. Ramalan swawujud

Menurut Sains, 9 Bias Kognitif Ini Sering Terjadi Pada Otak Manusiathoughtco.com

Ramalan swawujud adalah prediksi yang secara langsung atau tidak langsung terwujud sendiri akibat energi positif dari keyakinan dan kelakuan kita sendiri. Ramalan ini akan "mengabulkan" prediksi yang awalnya keliru menjadi nyata.

Sebagai contoh, kamu percaya bahwa dirimu akan berprestasi buruk di sekolah, jadi kamu malas belajar dan mengerjakan tugas, sehingga pada akhirnya benar-benar berprestasi buruk. Atau kamu berpikir bahwa hubungan romansamu akan berakhir, dan setelahnya malah melakukan hal-hal yang akan membuat hubungan itu berakhir.

Fenomena ini adalah "alat" yang sering digunakan oleh paranormal. Mereka menanamkan ide tertentu dalam pikiranmu, dan pada akhirnya kamu mewujudkannya karena berpikir itu akan terjadi.

5. Efek Halo

Menurut Sains, 9 Bias Kognitif Ini Sering Terjadi Pada Otak Manusiaindustryweek.com

Efek halo adalah kecenderungan untuk memberi kesan menyeluruh (positif atau negatif) pada seseorang atau sesuatu yang didapat dari menggeneralisasi salah satu karakteristiknya. 

Bias ini banyak terjadi dalam penilaian kinerja karyawan. Sebagai contoh, karyawan saya, Dani, sudah terlambat bekerja selama tiga hari terakhir. Saya memperhatikan kebiasaan ini dan menyimpulkan bahwa Dani malas dan tidak peduli dengan pekerjaannya.

Sebenarnya ada banyak kemungkinan mengapa Dani terlambat. Mungkin saja mobilnya mogok, pengasuh anaknya tidak muncul, atau cuacanya kebetulan sedang buruk. Masalahnya adalah, karena satu aspek negatif yang mungkin di luar kendali Dani, saya malah berasumsi bahwa dia adalah pekerja yang buruk.

Ada sebuah fakta menarik tentang salah satu "cabang" dari efek halo, yaitu stereotip daya tarik fisik. Stereotip ini muncul saat seseorang menganggap bahwa individu yang menarik memiliki kualitas yang diinginkan secara sosial, misalnya kebahagiaan, kesuksesan, dan kecerdasan.

Bias ini dapat terpenuhi ketika orang-orang yang "menarik" tersebut diberi perlakuan istimewa, seperti kesempatan kerja yang lebih baik atau mendapat gaji yang lebih tinggi. Hmm, terdengar familiar ya?

6. Mentalitas kawanan

Menurut Sains, 9 Bias Kognitif Ini Sering Terjadi Pada Otak Manusiamdc.sch.id

Mentalitas kawanan adalah kecenderungan untuk mengadopsi pendapat dan mengikuti perilaku mayoritas agar merasa lebih aman dan menghindari konflik. Bias ini dikenal juga sebagai "Mob Mentality," atau tekanan teman sebaya.

Mentalitas kawanan mungkin dapat menjelaskan mengapa mode menjadi begitu populer. Pakaian, mobil, hobi, gaya, dan semua hal yang populer hanya membutuhkan sekelompok orang yang menganggap hal itu keren dan menarik.

Hal-hal yang tidak menarik atau yang tidak pernah terlihat keren, namun populer pada masanya nyatanya sekarang banyak diikuti karena mentalitas kawanan. Contohnya celana cutbray, rambut gondrong, bra kerucut, tie-dye, dan lain sebagainya.

7. Reaktansi

Menurut Sains, 9 Bias Kognitif Ini Sering Terjadi Pada Otak Manusiajournaldesfemmes.fr

Reaktansi adalah dorongan untuk melakukan kebalikan dari apa yang orang lain ingin kita lakukan dalam rangka menolak upaya untuk membatasi kebebasan memilih kita.

Bias ini biasa terjadi pada remaja yang masih puber, tetapi segala upaya untuk menentang otoritas karena dianggap mengancam kebebasan dan/atau pilihan juga disebut reaktansi. Individu tersebut mungkin tidak perlu melakukan perilaku tertentu, namun fakta bahwa mereka tidak dapat melakukannya malah membuat mereka ingin melakukannya.

Terdapat sebuah trik "psikologi terbalik" untuk mempengaruhi orang menggunakan reaktansi. Katakan pada seseorang, terutama anak-anak, untuk melakukan kebalikan dari apa yang kita inginkan.

Misalnya kita ingin agar anak kita tidak merokok (kita inginkan), jadi kita menyuruh mereka untuk merokok (tidak kita inginkan). Mereka akan menolak dan akhirnya tidak mau merokok (kita inginkan).

8. Eskalasi komitmen

Menurut Sains, 9 Bias Kognitif Ini Sering Terjadi Pada Otak Manusiadaily.jstor.org

Eskalasi atau peningkatan komitmen adalah kecenderungan seseorang untuk terus menerus melakukan upaya yang sebelumnya tidak berhasil. Dengan banyak keputusan yang harus diambil oleh seorang individu, tidak dapat dihindari bahwa beberapa darinya akan gagal.

Tentu saja, hal yang logis untuk dilakukan dalam hal ini adalah mengubah keputusan itu atau mencoba untuk membalikkannya. Namun, terkadang individu tersebut malah merasa terdorong, tidak hanya untuk tetap dengan keputusan mereka tetapi juga untuk berinvestasi lebih lanjut dalam keputusan itu karena mereka sudah sampai sejauh itu.

Misalnya, kamu menggunakan setengah dari tabungan hidup untuk memulai bisnis. Namun setelah 6 bulan, bisnis ini semakin menurun dan hampir bangkrut. Hal yang logis untuk dilakukan adalah "memotong kerugian" dengan meninggalkan bisnis.

Namun, karena setengah dari tabungan hidupmu sudah telanjur dipakai, kamu merasa berkomitmen dalam bisnis ini dan malah menginvestasikan lebih banyak uang ke dalamnya. Kamu berharap bahwa uang tambahan akan mengubah bisnis tersebut.

9. Efek plasebo

Menurut Sains, 9 Bias Kognitif Ini Sering Terjadi Pada Otak Manusianpr.org

Efek plasebo adalah suatu efek ketika zat yang tidak efektif, diyakini memiliki sifat penyembuhan dan menghasilkan efek yang diinginkan. Hal ini sering ditemukan dalam konsumsi obat-obatan.

Sejauh ini Plasebo masih merupakan misteri ilmiah. Diteorikan bahwa plasebo menyebabkan "Efek Harapan," bahwa saat individu mengharapkan pil untuk menyembuhkan penyakit mereka, mereka akan merasa sembuh.

Namun efek ini tidak menjelaskan bagaimana pil yang tidak efektif benar-benar menyebabkan pengurangan gejala pada penyakit tertentu. Istilah “Plasebo” digunakan ketika hasilnya dianggap baik, ketika hasilnya negatif atau berbahaya; istilahnya adalah "Nosebo."

Nah, itu tadi 9 kesalahan dalam berpikir yang sering terjadi pada manusia. Ternyata ada banyak bias kognitif dalam pikiran kita. Apakah kamu pernah mengalami salah satu dari bias kognitif di atas?

Baca Juga: 7 Latihan Sederhana Ini Bisa Membuat Otakmu Makin Tajam

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya