Dijadikan Pusat Budaya, Inilah 8 Ibukota Terbesar dalam Peradaban Kuno

Beberapa kota masih berdiri kokoh sampai saat ini

Beberapa kota menjadi pusat suatu peradaban karena memiliki kualitas budaya dan berkontribusi dalam bidang seni, arsitektur, atau sastra. Sedangkan yang lain karena pengaruhnya pada imajinasi romansa atau sebagai tempat berkembangnya ilmu politik.

Dalam beberapa kasus, sebuah kota memiliki pengaruh yang sangat besar dalam suatu peradaban di masa lampau. Memperhitungkan semua faktor penting, berikut 8 kota yang dijadikan sebagai ibu kota budaya terbesar dalam peradaban kuno.

1. Xanadu

Dijadikan Pusat Budaya, Inilah 8 Ibukota Terbesar dalam Peradaban Kunonytimes.com

Di Xanadu, milik Kubla Khan 
berdiri sebuah kubah kesenangan yang megah. . . 

Kalimat puitis buatan Coleridge tersebut disusun setelah dia membaca sebuah karya yang menggambarkan Xanadu, istana musim panas milik penguasa Mongol, Kubla (Kubilai) Khan. Terlepas dari daya tarik romantisnya, yang tersisa dari Xanadu saat ini hanyalah rerentuhan yang terletak di daerah Inner Mongolia, Tiongkok.

Kubilai Khan, cucu Jenghis, menjadikan Xanadu sebagai ibukotanya menjelang akhir abad ke-13. Puisi Coleridge dan deskripsi panjang Marco Polo tentang Xanadu setelah kunjungannya pada tahun 1275 menggambarkan kemewahan di dalamnya.

Setelahnya, Kubilai Khan segera memindahkan ibukotanya ke Zhongdu, meskipun untuk sementara waktu Xanadu tetap menjadi ibukota musim panas para kaisar Mongol. Nampaknya sisi romantis Xanadu memiliki dampak yang cukup besar pada perkembangan budaya Barat.

2. Bukhara

Dijadikan Pusat Budaya, Inilah 8 Ibukota Terbesar dalam Peradaban Kunopickyourday.com

Wilayah di sekitar Bukhara (sekarang terbagi menjadi beberapa kota di Uzbekistan) telah dihuni setidaknya selama 5.000 tahun. Bukhara menonjol karena lokasinya yang strategis di Jalur Sutra yang menjadi pusat perdagangan sekitar 2.000 tahun yang lalu.

Bukhara, bersama dengan Samarkand dan Tashkent adalah check point utama pada rute perdagangan ini. Di bawah Samanids, Bukhara menjadi pusat pembelajaran bahasa Arab, dan hanya tersaingi oleh Baghdad.

Dari sekitar 900 M dan seterusnya, seniman, penyair, dan ilmuwan berkumpul di Bukhara. Seorang sarjana yang hidup pada waktu itu menyebut Bukhara sebagai tempat pertemuan para tokoh unik zaman itu, tempat terbitnya bintang-bintang sastrawan dunia, dan forum untuk tokoh-tokoh yang luar biasa pada masa itu.

3. Babel

Dijadikan Pusat Budaya, Inilah 8 Ibukota Terbesar dalam Peradaban Kunobuilding-babylon.net

Meskipun sejarahnya dapat ditelusuri kembali, setidaknya sampai 2000 SM, Babel tidak menjadi pusat budaya sampai pemerintahan Nebukadrezar II (605-561 SM). Pada saat itu, Babel adalah kota terbesar di dunia.

Di pusat kota terdapat Esagila, sebuah kompleks candi yang didedikasikan untuk dewa Marduk, dan Etemenanki, ziggurat yang mungkin mengilhami kisah Alkitab tentang Menara Babel.

Taman Gantung Babilonia juga dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia pada saat itu, meskipun beberapa penelitian terbaru menempatkan taman ini di dekat kota Niniveh.

Babel menjadi kota penting di bawah kekuasaan Persia dan mengalami kebangkitan singkat di bawah pemerintahan Alexander the Great, yang menjadikannya pusat pembelajaran dan perdagangan di dalam wilayah kekaisarannya.

4. Baghdad

Dijadikan Pusat Budaya, Inilah 8 Ibukota Terbesar dalam Peradaban Kunoreddit.com

Baghdad tidak menjadi kota besar sampai tahun 762 M, ketika khalifah Abbasiyah al-Mansur menjadikannya sebagai ibu kotanya.

Abbasiyah menguasai sebuah kerajaan yang wilayahnya membentang dari Maroko di barat sampai ke Afghanistan di timur. Saat itu Baghdad dengan cepat menjadi kota terkaya di dunia.

Bagdad juga merupakan pusat budaya dan ilmu pengetahuan. Teks-teks Yunani kuno diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, memastikan pelestarian karya-karya Aristoteles, Galen, dan lainnya.

Para ahli seperti Razi dan al-Kindi membuat lompatan signifikan dalam bidang kedokteran, filsafat, dan astronomi. Sebuah observatorium yang didirikan oleh khalifah Ma'mun mungkin menjadi proyek sains berskala besar pertama yang didanai oleh negara.

Baca Juga: 7 Pertempuran Epik yang Mengakhiri Nasib Sebuah Peradaban Kuno

5. Alexandria

Dijadikan Pusat Budaya, Inilah 8 Ibukota Terbesar dalam Peradaban Kunothegreatcoursesdaily.com

Didirikan di Delta Sungai Nil oleh Alexander the Great pada tahun 331 SM, Alexandria menjadi kota terbesar di dunia dalam waktu yang singkat. Mercusuar terbesar saat itu, Pharos of Alexandria, tingginya lebih dari 110 meter (360 kaki) dan tetap berdiri hingga abad ke-12.

Mouseion, yang menampung Perpustakaan Alexandria yang terkenal, sering dikunjungi oleh beberapa pemikir terhebat pada zaman itu. Di antaranya adalah Euclid (bapak geometri), Ptolemeus (ahli geografi yang terkenal), Plotinus (filsuf), dan Archimedes, pria yang dikenal karena berteriak, "Eureka!"

Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat, banyak teks kuno disimpan di Alexandria sebelum diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Dalam Zaman Kegelapan, masa antara keruntuhan Roma dan kebangkitan Islam, Alexandria menjadi "pulau akal di tengah lautan fanatisme."

Secara kebetulan, Septuaginta, terjemahan Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke Bahasa Yunani, juga diproduksi di Alexandria.

6. Roma

Dijadikan Pusat Budaya, Inilah 8 Ibukota Terbesar dalam Peradaban Kunocheaptickets.nl

Daftar ini tidak akan lengkap tanpa Roma, yang tidak dapat disangkal merupakan bagian penting dari perkembangan budaya Barat.

Kita semua tahu kisah tentang sebuah Republik yang energetik, penaklukannya atas Eropa, dan kemundurannya yang bertahap menuju dekadensi di bawah serangkaian kaisar yang mengerikan.

Hampir tidak ada cabang pengetahuan yang belum merasakan pengaruh dari pemikir-pemikir Romawi. Seni, arsitektur, hukum, politik, bahasa, semuanya mungkin tidak akan sama jika Hannibal berhasil menghancurkan Roma pada saat Perang Punisia.

7. Athena

Dijadikan Pusat Budaya, Inilah 8 Ibukota Terbesar dalam Peradaban Kunotheguardian.com

Athena sama pentingnya dengan Roma, tetapi mendapat tempat yang "lebih" tinggi karena banyak prestasi orang-orang Romawi yang terpengaruh oleh pemikiran orang Athena. Pengaruh Athena pada seni dan filsafat Barat tidak ada bandingannya dengan kota lain mana pun.

Seandainya kita dilahirkan dalam keluarga aristokrat di Athena pada tahun 480 SM, kita akan menghabiskan masa remaja dengan menonton drama Aeschylus, yang dimainkan oleh sang "bapak tragedi" sendiri. Di usia dewasa, kita akan bertemu dengan penulis naskah, Sophocles dan Euripides.

Aristophanes sang komedian, serta sejarawan Herodotus dan Thucydides akan menghadiri pesta minum yang kita adakan. Socrates akan mengajak debat kita di pasar. Akhirnya saat di usia tua, kita akan melihat Athena dikalahkan oleh Sparta dan sekutunya, dan menyaksikan Socrates dihukum mati oleh warganya sendiri.

Dalam satu momen kehidupan, kita dapat menyaksikan seluruh zaman keemasan Athena dan perkembangan peradaban Barat seperti yang digambarkan dalam buku-buku sejarah.

8. Varanasi

Dijadikan Pusat Budaya, Inilah 8 Ibukota Terbesar dalam Peradaban Kunotourmyindia.com

Siapa yang dapat menyangkal pengaruh Varanasi terhadap sejarah budaya dan agama di Asia? Sebagai salah satu kota tertua yang masih dihuni di dunia (setidaknya sejak 2.000 SM) tidak lengkap rasanya jika tidak menyebut kota ini sebagai kota terpenting selama peradaban kuno.

Varanasi adalah ibu kota agama Hindu, namun juga menjadi salah satu situs paling penting bagi umat Buddha. Dikatakan sang Buddha Gautama memberikan khotbah pertamanya di sekitar kota ini. Jainisme menganggap Varanasi sebagai situs ziarah, dan kota ini juga memainkan peran penting dalam pengembangan Sikhisme.

Pengaruh budaya Varanasi terus berlanjut hingga hari ini. Banyak orang Hindu memilih untuk mati di kota ini, dengan keyakinan bahwa abu atau tubuh yang hanyut di tepi Sungai Gangga akan membebaskan mereka dari siklus reinkarnasi. Varanasi juga dianggap sebagai pusat seni dan musik.

Nah, itu tadi 8 kota penting yang dijadikan sebagai ibu kota peradaban kuno. Selain menjadi tempat berkembangnya budaya pada masa lampau, pengaruh yang signifikan dari kota-kota tersebut juga masih dirasakan hingga saat ini.

Baca Juga: Mengenal Perkembangan Peradaban Society 1.0 Hingga Society 5.0

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya