Olahraga Ikut Membentuk Sejarah Manusia? Berikut 7 Penjelasannya!

Dari olimpiade sampai pertandingan sepak bola

Manusia adalah makhluk sosial. Dari sekian banyak aktivitas yang kita lalukan sejak zaman prasejarah, olahraga menjadi salah satu cara kita untuk terikat satu sama lain. Dorongan kompetitif dari olahraga juga telah memberinya peran penting dalam sejarah. Maka dari itu, tidak mengherankan kalau olahraga telah mengubah jalannya sejarah dunia.

Artikel ini akan membahas beberapa alasan mengaapa olahraga telah membentuk sejarah dan peradaban manusia. Berikut penjelasannya.

1. Olimpiade 

Olahraga Ikut Membentuk Sejarah Manusia? Berikut 7 Penjelasannya!watson.ch

Jika ditarik lebih jauh ke belakang, Olimpiade sudah ada sejak 3.000 tahun yang lalu di Yunani kuno dan baru "dihidupkan" kembali di akhir abad ke-19. Menurut History, Olimpiade modern pertama berlangsung pada tahun 1896 di Athena dan terus diadakan setiap empat tahun sekali.

Ketika Olimpiade kuno berlangsung di Yunani, gencatan senjata antara polis langsung diumumkan. Tidak ada pertempuran yang akan terjadi selama Olimpiade berlangsung. Hal inilah menjadi salah satu alasan mengapa Olimpiade telah mengubah dunia. Namun, tentu saja, Olimpiade bisa diubah untuk tujuan politik tertentu. 

Olimpiade1936 di Berlin misalnya, yang digunakan oleh Nazi untuk memamerkan gagasan superioritas ras mereka. Ironisnya, perhelatan itu menjadi saksi atas kehebatan atlet kulit hitam Amerika, Jesse Owens, yang berhasil memenangkan empat medali emas.

Sejak saat itu, Olimpiade telah digunakan untuk menyoroti banyak masalah internasional. Paralimpiade misalnya, yang memungkinkan penyandang disabilitas menunjukkan bakat mereka. Memang, akan selalu ada perdebatan tentang pentingnya Olimpiade, walau kita semua tidak dapat membantah kalau Olimpiade memiliki kekuatan untuk mengubah dunia.

2. Pemberontakan Nika

Olahraga Ikut Membentuk Sejarah Manusia? Berikut 7 Penjelasannya!historycollection.com

Kalian semua mungkin akrab dengan kerusuhan yang terjadi ketika atau setelah pertandingan olahraga besar. Namun, apa yang kita anggap sebagai kerusuhan di tengah perhelatan olahraga modern tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan yang pernah terjadi di dunia kuno.

Bagi bangsa Romawi, pacuan kuda adalah bisnis besar. Melansir dari Britannica, mereka memiliki empat tim kusir utama, yaitu merah, putih, hijau, dan biru. Pada saat pusat pemerintahan Romawi pindah ke Konstantinopel, hanya tinggal dua yang tersisa: hijau dan biru.

Pada saat itu, dukungan dari masing-masing tim menjadi lebih dari sekedar kesenangan. Hal itu mirip seperti pandangan politik atau pilihan hidup. Pada tahun 501 M, tim hijau menyerang tim biru dan membunuh 3.000 orang di sana. Pada tahun 532 M, sebuah pemberontakan meletus ketika Kaisar Justinian menindaklanjuti fanatisme ini.

Segera, kedua belah pihak bersatu dalam kemarahan. Mereka membuat kerusuhan sambil meneriakkan "Nika!" ("Menang!") di Hippodrome. Oleh karena itu, peristiwa ini disebut sebagai Kerusuhan atau Pemberontakan Nika. Mereka pun mulai membakar Konstantinopel hingga rata dengan tanah. Mereka bahkan dinobatkan sebagai kaisar tandingan.

Kerusuhan baru dapat diredam ketika pasukan Konstantinopel mengepung Hippodrome dan membantai orang-orang di dalamnya. Sekitar 1 dari 10 populasi yang hidup saat itu (30.000 orang) tewas di sana.

3. Berkuda dan kematian para raja

Olahraga Ikut Membentuk Sejarah Manusia? Berikut 7 Penjelasannya!townandcountrymag.com

Pacuan kuda sering disebut olahraga para raja. Lagipula, berkuda telah menjadi hiburan yang menyenangkan bagi sebagian besar bangsawan kerajaan. Meski begitu, mereka harus berhati-hati karena ada banyak raja yang terbunuh ketika sedang menunggang kuda.

William III dari Inggris misalnya, yang terjatuh setelah kudanya tersandung oleh sarang tikus. Seperti dilansir dari BBC, tulang selangkanya patah dan mati tidak lama setelahnya. Atau Alexander III dari Skotlandia yang menunggang kudanya di tengah kegelapan lalu terjatuh dari atas tebing.

Paus Urban VI bahkan meninggal dengan kematian yang lebih memalukan. Alih-alih jatuh dari kuda secara gagah berani, ia menemui ajalnya dengan jatuh dari seekor keledai.

Raja atau ratu lain yang meninggal ketika sedang menunggang kuda termasuk Pangeran Alfonso dari Portugal, Frederick Augustus II dari Saxony, Adipati Geoffrey dari Brittany, Isabella dari Aragon, Leopold V dari Austria, Louis IV dari Prancis, dan William Sang Penakluk.

4. Pertandingan gulat antara Henry VIII dan Francis I

Olahraga Ikut Membentuk Sejarah Manusia? Berikut 7 Penjelasannya!mirror.co.uk

Pada tahun 1520, Raja Henry VIII dari Inggris dan Raja Francis I dari Prancis bertemu untuk menciptakan perdamaian antara kedua kerajaan yang telah lama berseteru ini. Pertemuan ini diadakan di dekat Calais, di mana persiapannya sangat mewat sampai-sampai pertemuan itu dikenal sebagai "Field of the Cloth of Gold."

Tentunya, masing-masing raja berusaha untuk "mengalahkan" satu sama lain dengan kemurahan hati mereka. Kedua raja itu bertemu, berpelukan, dan berpesta. Mereka juga berkelahi dengan gaya ksatria pada saat itu. Semuanya terlihat baik-baik saja, sampai Francis menantang Henry untuk melakukan gulat.

Sayangnya, Francis malah tersandung dan menjepit tubuh Henry. Tentunya, Henry tidak dapat menerima aib ini. Orang Inggris merasa kalau Francis telah menggunakan tipuan yang berbahaya untuk menjatuhkan raja mereka. Pertemuan itu pun menjadi percuma karena tidak ada perjanjian yang ditandatangani setelahnya

5. Gencatan "sepak bola" selama Perang Dunia I 

Olahraga Ikut Membentuk Sejarah Manusia? Berikut 7 Penjelasannya!hellasjournal.com

Ketika Perang Dunia I dimulai, banyak prajurit yang percaya kalau semuanya akan berakhir sebelum Natal 1914. Sayangnya, perang itu terus berlanjut selama empat tahun setelahnya. Namun, hal yang unik terjadi pada Malam Natal 1914, ketika para prajurit Sekutu mendengar lagu-lagu Natal seperti Silent Night dari sisi parit Jerman.

Pada Hari Natal 1914, kedua belah pihak bertemu di tanah tak bertuan. Mereka saling bertukar hadiah dan bahkan bermain bola di sana. Namun sayang, gencatan senjata ini tidak disetujui oleh perwira militer di kedua sisi. Para prajurit itu pun disuruh kembali ke dalam parit untuk melanjutkan perang.

Meski begitu, peristiwa ini tetap menjadi contoh luar biasa dari sisi kemanusiaan dan persaudaraan yang dibentuk oleh olahraga di tengah perang yang sedang berkecamuk.

Baca Juga: 5 Ilmuwan Perempuan Muslim Berpengaruh dalam Sejarah Sains Dunia

6. Diplomasi ping pong 

Olahraga Ikut Membentuk Sejarah Manusia? Berikut 7 Penjelasannya!pbs.org

Perang Dingin sempat membelah dunia menjadi dua: Blok Barat (liberal) yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur (komunis) yang dipimpin oleh Uni Soviet. Dari sekian banyak pemain penting dalam masa itu, Tiongkok menjadi salah satu negara yang paling tidak dapat ditembus dan tidak dapat dipahami setelah beralih menjadi komunis.

Namun, "Tembok Besar Tiongkok" akhirnya berhasil ditembus oleh ping-pong. Majalah Time bahkan menyebutnya sebagai "ping yang terdengar di seluruh dunia." Semua berawal ketika tim ping-pong Amerika berkompetisi di Jepang pada tahun 1971 dan menerima undangan untuk melakukan tur ke Tiongkok.

Tentunya, ini adalah undangan pertama bagi orang Amerika ke Tiongkok. Hal ini pun langsung dimanfaatkan oleh Presiden Nixon. Pada saat itu, dia mengutus Menteri Luar Negeri Henry Kissinger untuk membuka hubungan lebih jauh dengan Tiongkok. Setahun setelahnya, Nixon sendiri yang menginjakkan kaki ke Tiongkok.

Nixon menggambarkan kunjungannya sebagai "minggu yang mengubah dunia." Perdana Menteri Tiongkok Chou En-lai bahkan mengatakan, "Belum pernah sebelumnya dalam sejarah dunia ketika olahraga digunakan secara efektif sebagai alat diplomasi internasional."

7. Pertandingan sepak bola antara Turki dan Armenia

Olahraga Ikut Membentuk Sejarah Manusia? Berikut 7 Penjelasannya!aa.com.tr

Ada beberapa topik yang akan memicu perdebatan. Salah satunya adalah pembahasan tentang Genosida Armenia, sebuah pemusnahan sistematik yang dilakukan oleh Ottoman terhadap 1,5 juta orang Armenia selama Perang Dunia I.

Jadi, ketika Turki harus bermain melawan Armenia di kualifikasi Piala Dunia 2010, banyak yang mengira kalau pertandingan itu akan berjalan menegangkan. Pada saat itu, Armenia belum menjalin hubungan diplomatik dengan Turki setelah memperoleh kemerdekaannya dari Uni Soviet di tahun 1991.

Namun, apa yang diprediksi menjadi sebuah bencana justru menjadi contoh dari "diplomasi sepak bola." Seperti dilansir dari laman World Soccer, Presiden Armenia, Serzh Sargsyan, mengundang Presiden Turki, Abdullah Gul, untuk datang ke pertandingan tersebut dan duduk di sebelahnya.

Sargsyan kemudian berkata, "Apa pun perbedaan kami, ada hubungan budaya, kemanusiaan, dan olahraga tertentu yang sama-sama dimiliki oleh penduduk kami." Ada banyak protes terhadap kunjungan tersebut, meski pertandingan berjalan dengan damai bahkan setelah Turki menjadi pemenang dalam pertandingan tersebut.

Banyak yang memuji pertandingan itu dan melihatnya sebagai sebuah jalan bagi kembalinya hubungan diplomatik antara kedua negara ini.

Selain yang sudah dijelaskan di atas, ada juga "diplomasi kriket" yang dilakukan oleh India dan Pakistan untuk menjaga hubungan diplomatik mereka. Ternyata, olahraga juga bisa digunakan untuk menjaga perdamaian dan menunjukkan sisi kemanusiaan kita juga.

Baca Juga: 8 Penemuan Bangsa Yunani Kuno yang Berhasil Mengubah Sejarah Dunia

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya