7 Penulis Hebat yang Tidak Pernah Memenangkan Nobel Sastra, Miris!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penghargaan Nobel atau Nobel Prize diciptakan oleh Alfred Nobel lewat surat wasiatnya di tahun 1895. Penghargaan Nobel sendiri terbagi ke dalam lima bidang, yakni fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra, dan perdamaian, yang akan diberikan "kepada mereka yang telah memberikan manfaat yang besar bagi umat manusia."
Namun, pemberian Nobel terkadang tidak tepat sasaran, di mana beberapa tokoh kontroversial justru mendapatkannya. Sebaliknya, mereka yang pantas mendapatkannya justru "dirampok" dari perhelatan tersebut. Artikel ini akan membahas beberapa penulis yang tidak mendapatkan Nobel Sastra seumur hidupnya. Berikut daftarnya!
1. Leo Tolstoy (1828-1910)
Kalian pasti bertanya-tanya, bagaimana bisa sang teladan realisme dalam sastra dan seorang novelis terbesar dalam sejarah ini tidak pernah mendapatkan Nobel selama hidupnya?
Mengutip dari Nobel Prize, Tolstoy sendiri pernah menerima nominasi Nobel dalam bidang sastra dari tahun 1902 sampai 1906, dan Nobel Perdamaian pada tahun 1901, 1902, dan 1909. Fakta bahwa dia tidak pernah memenangkan satu pun dari penghargaan itu menjadi sebuah perdebatan yang masih panas hingga saat ini.
Seperti yang kita ketahui, penulis War and Peace dan Anna Karenina ini telah menginspirasi banyak tokoh terkenal seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King Jr. Tampaknya, Komite Nobel tidak menganggap Tolstoy sebagai salah satu penulis paling berpengaruh dalam sejarah.
2. Mark Twain (1835-1910)
Samuel Langhorne Clemens, atau yang lebih dikenal dengan nama Mark Twain, adalah salah satu novelis, pelawak, esais, dan kritikus terbaik sepanjang masa. Hampir sama dengan Tolstoy, Twain telah menerima 10 nominasi Nobel Sastra hanya untuk "dirampok" oleh sebelas penulis berikut:
Sully Prudhomme, Theodor Mommsen, Bjornstjern Bjornson, Frederic Mistral dan Jose Echeragay (keduanya mendapatkan Nobel pada tahun 1904), Henryk Sienkiewicz, Giosue Carducci, Rudyard Kipling, Rudolf Christoph Eucken, Selma Lagerlof, dan Paul Heyse.
Jujur saja, kalian mungkin lebih mengenal nama Twain daripada kesebelas penulis di atas. Tentunya, ini karena pengaruh Twain yang luar biasa dalam bidang sastra, yang anehnya tidak dianggap oleh Komite Nobel.
3. Émile Zola (1840-1902)
Émile Zola adalah panutan dari aliran naturalisme di Prancis. Dia telah menulis lebih dari 30 karya seumur hidupnya, di mana yang paling terkenal adalah Germinal (1885) dan La Bête Humaine (1890). Zola dinominasikan untuk Nobel Sastra pada tahun 1901 dan 1902, yang sayangnya tidak berhasil ia dapatkan.
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Penulis Hebat Ini Karyanya Pernah Ditolak dan Inilah Kunci Suksesnya
4. Marcel Proust (1871-1922)
Marcel Proust adalah penulis A la Recherche du Temps Perdu (In Search of Lost Time), sebuah karya monumental di awal abad ke-20 yang berisi tujuh volume dan diterbitkan dari tahun 1913 sampai 1927. Ia mendapatkan nominasi Nobel pada tahun 1920, namun "dirampok" oleh penulis asal Swedia, Knut Hamsun.
5. James Joyce (1882-1941)
James Joyce adalah novelis Irlandia yang terkenal karena penggunaan bahasa eksperimental dan aliran kesadaran dalam karya-karyanya. Seperti dijelaskan dalam Britannica, Joyce dikenal karena telah menemukan gagasan fiksi spekulatif, dengan karya terakhirnya, Finnegans Wake, yang hampir tidak dapat dicerna oleh khalayak umum.
Joyce menganggapnya sebagai karya terbaiknya, walau ia sendiri lebih terkenal lewat Ulysses dan A Portrait of the Artist as a Young Man, dua mahakarya yang menempati peringkat 1 dan 3 di Modern Library 100 Best Novels. Sayangnya, ia tidak pernah dinominasikan untuk Penghargaan Nobel seumur hidupnya.
6. Jorge Luis Borges (1899-1986)
Jorge Luis Borges awalnya sering dinominasikan untuk Nobel Sastra, walau akhirnya tidak pernah mendapatkannya. Beberapa pengamat berspekulasi kalau Borges tidak pernah menerima Nobel karena pandangan politik konservatifnya, atau, lebih khususnya lagi, karena dia telah menerima penghargaan dari diktator sayap kanan Chili, Augusto Pinochet.
7. Vladimir Nabokov (1899-1977)
Vladimir Nabokov adalah salah satu novelis terbaik dalam sejarah, yang terkenal lewat karyanya yang kontroversial, Lolita. Nabokov dinominasikan pada tahun 1974, namun harus kalah dari Eyvind Johnson dan Harry Martinson. Johnson sendiri adalah orang Swedia, dan baik Johnson maupun Martinson adalah anggota Komite Nobel pada saat itu.
Beberapa pengamat sastra sempat mengkritik keputusan Komite Nobel yang, bisa dibilang, cukup kontroversial. Tak jarang, mereka menyebut Nobel sebagai "Tradisi Skandinavia" karena sering dimenangkan oleh tokoh-tokoh yang berasal dari negara Nordik.
Baca Juga: Bikin Bangga, Inilah Daftar Pemenang Nobel Sastra Asal Asia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.