Wajib Tahu! 7 Fakta tentang Pernikahan dan Seks di Zaman Kuno 

Ada aturan khusus untuk prostitusi dan perselingkuhan

Jika membaca buku-buku sejarah, kalian mungkin akan menyadari kalau apa yang dianggap normal pada hari ini akan terlihat aneh beberapa abad yang lalu, juga sebaliknya. Tentunya, hal ini juga termasuk kebiasaan dan aturan seputar pernikahan dan hubungan seksual.

Artikel ini akan membahas 7 fakta menarik — dan mengejutkan — yang terkait dengan institusi pernikahan, ekspresi cinta, dan praktik seksual di zaman kuno. Berikut daftarnya.

1. Ramuan untuk menambah kinerja seksual 

Wajib Tahu! 7 Fakta tentang Pernikahan dan Seks di Zaman Kuno wellbeing.com.au

Jika kamu berpikir kalau "obat kuat" baru ditemukan akhir-akhir ini, maka kamu salah. Menurut catatan sejarah, orang-orang Yunani kuno sudah akrab dengan sejumlah ramuan yang dapat meningkatkan kinerja seksual. Salah satunya adalah campuran lada bubuk dan madu.

Seperti dilansir dari Greek Magical Papyri, diyakini kalau ramuan oles ini dapat membuat penis ereksi dalam waktu yang lama. Orang Yunani juga meyakini kalau tanaman India (yang tidak dapat diidentifikasi) dapat memberikan kemampuan ereksi yang lebih kuat.

Meskipun secara historis diragukan, ada klaim yang menyebutkan kalau seorang pria mampu mencapai klimaks hingga 12 kali setelah memakai tanaman ini. Dalam beberapa kasus, diyakini kalau menuangkan minyak zaitun ke penis akan membatalkan efek dari ramuan ini.

2. Perjodohan 

Wajib Tahu! 7 Fakta tentang Pernikahan dan Seks di Zaman Kuno liveinternet.ru

Di Mesopotamia kuno, perjodohan adalah praktik yang biasa terjadi. Pada saat itu, pernikahan dianggap sebagai kontrak hukum antara dua keluarga. Dalam banyak kasus, pasangan yang dijodohkan belum pernah bertemu sebelumnya. 

Sedangkan bagi bangsa Sumeria dan Babilonia, pernikahan adalah sebuah "wahana" prokreasi. Dengan pernikahan, mereka dapat menegakkan kesinambungan dan keharmonisan dalam masyarakat. Meskipun cinta dan kebahagiaan pribadi dapat menjadi bagian dari pernikahan, hal itu tidak selalu menjadi pertimbangan utama. 

Untuk itu, ada aturan ketat yang mengatur proses perjodohan. Melansir dari Ancient History Encyclopedia, jika calon mertua dari pihak yang dilamar tiba-tiba berubah pikiran setelah perjodohan, maka pihak pelamar berhak untuk mendapatkan kompensasi. Hal ini sendiri diatur dalam Kode Hammurabi.

Selain di Mesopotamia kuno, perjodohan juga sering dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno. Di awal masa peradaban mereka, orang-orang Romawi memperbolehkan prosesi pernikahan, bahkan jika tanpa pesta. Pertunangan juga dapat diatur sedemikian rupa asalkan kedua belah pihak sudah berusia tujuh tahun atau lebih dan memahami perjanjian tersebut.

3. Perselingkuhan 

Wajib Tahu! 7 Fakta tentang Pernikahan dan Seks di Zaman Kuno nationalgallery.org.uk

Selain perjodohan, Kode Hammurabi juga mengatur tentang perzinahan. Pada saat itu, perzinahan dianggap sebagai sebuah kejahatan besar yang berakibat hukuman mati. Jika seorang wanita ketahuan berselingkuh, dia dan selingkuhannya bisa saja dibuang ke sungai atau disula.

Namun, jika sang suami memaafkan istrinya maka dia bisa kembali bersamanya. Dalam kasus tersebut, selingkuhannya juga akan dimaafkan, karena baik istri maupun selingkuhannya harus berbagi nasib yang sama.

Dalam buku The Oxford Handbook of Roman Law and Society, dijelaskan kalau masyarakat Romawi kuno juga menegakkan hukum yang nyaris serupa dengan Kode Hammurabi, di mana seorang wanita yang tertangkap basah melakukan perzinahan akan dibunuh.

Namun menurut Hukum Julian, pihak yang memutuskan hukuman tersebut adalah ayah sang wanita, bukan suaminya. Sekali lagi, wanita dan selingkuhannya harus berbagi nasib yang sama. Sedangkan bagi orang Athena kuno, perzinaan adalah pelanggaran serius yang dianggap sebagai penghinaan terhadap masyarakat.

Bahkan, sebuah undang-undang yang dikeluarkan oleh petinggi Athena pada tahun 621 SM mengizinkan untuk mengeksekusi pelaku perzinahan. Namun, hukuman ini semakin berkurang menjelang abad ke-5 SM dan pada akhirnya diganti menjadi denda atau penghinaan publik.

Baca Juga: 5 Fakta tentang Praktik Seks Mengerikan di Dunia Hewan, Apa Saja?

4. Pasar pengantin 

Wajib Tahu! 7 Fakta tentang Pernikahan dan Seks di Zaman Kuno ancient.eu

Pernah membayangkan sebuah pasar di mana para gadis dijual kepada pria yang sedang mencari istri? Meski terdengar aneh, sejarawan Yunani kuno, Herodotus, pernah melaporkan tentang keberadaan pasar tersebut dalam karyanya yang terkenal, Histories.

Menurut laporan Herodotus, "pelelangan pengantin" adalah hal yang biasa dilakukan setiap tahunnya di setiap desa Babilonia kuno. Pada saat itu, para gadis yang sudah memenuhi syarat untuk menikah akan dikumpulkan pada satu tempat. Mereka akan berdiri di depan sekelompok pria yang ingin menikah kemudian dijual kepada penawar tertinggi.

Maka dari itu, jangan heran jika para pria kaya saling bersaing untuk memperebutkan calon pengantin yang paling cantik. Akibatnya, gadis-gadis yang tersisa akan diberikan kepada rakyat jelata yang tidak mampu memberikan penawaran tertinggi. 

5. Prostitusi "suci" di Babilonia kuno 

Wajib Tahu! 7 Fakta tentang Pernikahan dan Seks di Zaman Kuno ancient.eu

Di Babilonia kuno, ada sebuah kebiasaan di mana, setidaknya sekali dalam hidupnya, semua wanita harus melakukan sebuah tugas "suci" untuk dewi Mylitta (Mullissu). Dalam tugas ini, wanita tersebut harus memasuki kuil dewi Mylitta dan melakukan hubungan intim dengan pria asing.

Sama seperti poin di atas, kebiasaan ini juga ditulis oleh Herodotus dalam Histories. Dalam karyanya, Herodotus menyebutkan tentang banyaknya wanita yang keluar masuk dari kuil tersebut. Setiap kali seorang wanita masuk ke dalam kuil, dia tidak akan pulang sampai seorang pria melemparkan perak ke pangkuannya dan melakukan hubungan intim dengannya.

Nantinya, bayaran yang didapatkan oleh wanita itu akan didedikasikan untuk dewi Mylitta dan kuilnya.

6. Poligami di Israel kuno 

Wajib Tahu! 7 Fakta tentang Pernikahan dan Seks di Zaman Kuno timesofisrael.com

Seperti yang diketahui, lembaga pernikahan memiliki banyak konfigurasi dalam Alkitab Ibrani. Selama periode awal Israel, poligami adalah praktik yang dapat diterima. Sebagian besar orang juga tahu kalau David dan Solomon pernah melakukan poligami selama hidupnya.

Dalam 1 Raja-raja 11: 3, Alkitab mencatat kalau Solomon memiliki sekitar seribu wanita termasuk istri dan selirnya, sedangkan David memiliki delapan. Ada juga beberapa contoh lainnya, misalnya dalam Kejadian 29: 20-29 disebutkan kalau Yakub berkomitmen pada dua selir dan dua istrinya.

7. Nasib tragis para janda di India kuno 

Wajib Tahu! 7 Fakta tentang Pernikahan dan Seks di Zaman Kuno theculturetrip.com

Di India kuno, ada anggapan kalau para janda tidak berhak untuk melanjutkan hidup mereka setelah suaminya meninggal. Mereka pun memiliki praktik aneh yang disebut sati atau sutte. Dalam praktik tersebut, para janda harus melompat (atau didorong, tergantung keadaan) ke tumpukan kayu bersama suaminya yang sudah meninggal dan dibakar hidup-hidup.

Dalam versi berbeda, para janda harus dimakamkan hidup-hidup di samping jasad suaminya. Dalam sebuah jurnal yang berjudul The Sati, the Bride, and the Widow: Sacrificial Woman in the Nineteenth Century, disebutkan kalau William Ward, seorang misionaris Inggris yang mengunjungi India pada abad ke-19, menyaksikan praktik ini dengan mata kepalanya sendiri.

Pada saat itu, seorang janda yang masih berusia 16 tahun setuju untuk dimakamkan hidup-hidup di samping jasad suaminya. Beberapa perwira Inggris yang juga hadir di sana mencoba membujuk kerabat sang janda (termasuk ibunya) untuk menghentikannya. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang berniat untuk menghentikan prosesi tersebut. 

Nah, itu tadi 7 fakta tentang pernikahan dan seks di zaman kuno. Setelah melihat praktik-praktik di atas, sepertinya kita harus bersyukur karena hidup di masa ini, sebuah masa di mana pernikahan dan seks tidak diatur dengan cara-cara yang "aneh."

Baca Juga: 8 Fakta Medis Berhubungan Seks saat Haid, Aman Gak sih?

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya