Disanjung, 9 Arsitek Ini Rupanya Tidak Memiliki Gelar Arsitektur

Meskipun begitu, karya mereka berhasil menuai decak kagum

Untuk menjadi seorang arsitek yang profesional dan diakui, maka salah satu syarat penting yang harus dipenuhi adalah memiliki gelar arsitektur. Namun, syarat ini tidak berlaku bagi sederet arsitek terkenal berikut. Meskipun tidak memiliki gelar, karya mereka berhasil diminati dan disanjungi oleh banyak orang.

Tidak menyandang gelar bukan berarti membuat mereka tidak bisa berkarya dan eksis sebagai arsitek yang berbakat. Penasaran siapa saja? Simak 9 arsitek terkenal yang tidak memiliki gelar arsitektur. 

1. Frank Lloyd Wright

Disanjung, 9 Arsitek Ini Rupanya Tidak Memiliki Gelar ArsitekturFrank Lloyd Wright dan bangunannya (archilovers.com)

Pada tahun 1991, American Institute of Architects pernah memberikan julukan kepada Frank Lloyd Wright sebagai arsitek Amerika terbaik sepanjang masa. Banyak bangunan hasil rancangan Frank Lloyd Wright yang menuai decak kagum.

Meskipun sangat berbakat dalam dunia arsitektur, siapa sangka kalau sosok Frank Lloyd Wright rupanya tidak memiliki gelar arsitek. Frank Lloyd Wright hanya memiliki gelar doktor kehormatan seni rupa yang diberikan oleh sekolahnya dulu.

Frank Lloyd Wright pernah berkuliah di jurusan teknik sipil di University of Wisconsin di Madison. Namun, Frank harus drop out dari kampusnya setelah 1 tahun berkuliah. Frank kemudian pindah ke Chicago dan melamar kerja sebagai asisten dari arsitek J.L. Silsbee. Melalui pengalaman kerjanya, ia mencoba magang di perusahaan yang dikelola oleh Louis Sullivan selama 6 tahun sebelum akhirnya memutuskan mendirikan praktiknya sendiri pada tahun 1893. Berkat kemampuannya yang luar biasa, ia berhasil menjadi arsitek paling diakui meski tak menyandang gelar arsitek.

2. Louis Sullivan

Disanjung, 9 Arsitek Ini Rupanya Tidak Memiliki Gelar ArsitekturLouis Sullivan dan bangunannya (traditionalbuilding.com)

Louis Sullivan merupakan arsitek Amerika terkenal yang dijuluki sebagai "bapak pencakar langit" atau "bapak modernisme". Hal ini karena hasil rancangan bangunannya yang begitu memukau dan memberikan pengaruh besar pada saat itu. Meskipun dipandang sebagai arsitek berbakat, Louis sejatinya tidak pernah menyelesaikan studi arsitekturnya.

Louis pernah menjalani studi di Massachusetts Institute of Technology. Namun, baru genap setahun belajar, Louis memutuskan untuk berhenti studi dan pergi ke Filadelfia untuk magang sebagai asisten Frank Furness. Louis diketahui sering berpindah-pindah tempat dan sudah magang di berbagai tempat arsitek-arsitek terkenal sebelum akhirnya ia bisa memulai kariernya sendiri sebagai seorang arsitek.

3. Le Corbusier

Disanjung, 9 Arsitek Ini Rupanya Tidak Memiliki Gelar ArsitekturLe Corbusier (stirworld.com)

Le Corbusier merupakan seorang arsitek dan perencana kota dari Swiss. Ayahnya merupakan seorang seniman enamel dan ukiran. Mendapat darah seni dari ayahnya, Le Corbusier kemudian bersekolah di sekolah seni yang bernama cole des Arts Décoratifs pada usia yang ke-15 tahun.

Le Corbusier mulai serius menapaki dunia arsitektur setelah disarankan oleh guru seninya, yakni Charles L'Eplattenier untuk berkarier di bidang tersebut. Le Corbusier kemudian pergi ke beberapa negara di Eropa untuk magang di beberapa kantor arsitektur. Pada tahun 1912, Le Corbusier kembali pulang ke negara asalnya dan membuka praktiknya sendiri sebelum akhirnya pindah ke Paris pada tahun 1917.

Bakatnya dalam dunia arsitektur sudah mendapat pengakuan dunia. Hal ini terbukti melalui 17 proyek Le Corbusier di tujuh negara yang berhasil masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada 17 Juli 2016.

Baca Juga: 6 Lokasi Syuting Drama Korea yang Dirancang Arsitek Beken

4. Ludwig Mies van der Rohe

Disanjung, 9 Arsitek Ini Rupanya Tidak Memiliki Gelar ArsitekturLudwig Mies van der Rohe (widewall.ch)

Ludwig Mies van der Rohe lahir dari keluarga pemahat batu sederhana di Aachen, Jerman. Ludwig hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mengenyam pendidikan formal. Maka dari itu, Ludwig bekerja untuk sejumlah arsitek Aachen yang membuat sketsa garis besar ornamen arsitektur.

Berkat pekerjaannya, kemampuan menggambar Ludwig semakin membaik. Ludwig kemudian pindah ke Berlin dan bekerja di sana hingga akhirnya Ludwig berhasil menjadi arsitek independen yang karyanya diakui hingga saat ini.

5. Buckminster Fuller

Disanjung, 9 Arsitek Ini Rupanya Tidak Memiliki Gelar ArsitekturBuckminster Fuller (medium.com)

Buckminster Fuller adalah seorang arsitek, ahli teori, penulis, perancang, penemu, dan futuris Amerika. Fuller mengembangkan banyak penemuan, terutama dalam desain arsitektur dan mempopulerkan kubah geodesik. Ia juga pernah menjabat sebagai Presiden Dunia ke-2 Mensa International dari tahun 1974 hingga 1983.

Meskipun begitu cerdas, Fuller rupanya tidak pernah benar-benar menyelesaikan studinya. Ia pernah kuliah di Universitas Harvard, namun dirinya sudah tidak lulus 2 kali diakibatkan oleh masalah internal dengan universitas.

6. Luis Barragán

Disanjung, 9 Arsitek Ini Rupanya Tidak Memiliki Gelar ArsitekturLuis Barragán dan bangunannya (stirworld.com)

Luis Barragán adalah seorang arsitek asal Meksiko yang menjadi pemenang hadiah Pritzker yang karyanya disebut minimalis, emosional, dan mistik. Luis sebelumnya telah menyelesaikan studinya dengan gelar teknik sipil pada tahun 1923. Ia kemudian berusaha untuk mendapatkan gelar arsitektur, namun tidak berhasil memilikinya.

Pada kunjungan ke Exposition Internationale des Arts Decoratifs tahun 1925 di Paris, ia berkenalan dengan arsitek lanskap dan ilustrator Prancis bernama Ferdinand Bac. Enam tahun kemudian, Barragán bertemu Bac dan Corbusier pada kunjungan lain ke Eropa. Berkat pertemuan tersebut, karir Luis sebagai arsitek semakin mulus dan berhasil menarik perhatian banyak orang.

7. Carlo Scarpa

Disanjung, 9 Arsitek Ini Rupanya Tidak Memiliki Gelar ArsitekturCarlo Scarpa dan bangunannya (whitespacejewelry.com)

Carlo memulai karirnya di Royal Superior Institute of Architecture, Venice. Ia mengajar cara menggambar arsitektur, sebelum kemudian menjabat sebagai direktur seni di Venini Glass Works di Venesia dari tahun 1932 hingga 1947. Di awal kariernya, Carlo lulus dengan gelar profesor non-profesional dalam diploma gambar arsitektur pada tahun 1926.

Karena menolak untuk mengikuti ujian profesional yang diperlukan, Carlo sempat dilarang mempraktekkan arsitektur tanpa mengasosiasikan dirinya dengan arsitek lain. Carlo akhirnya mendapat pengakuan sebagai arsitek setelah Perang Dunia II setelah mengerjakan renovasi Museo Castelvecchio pada tahun 1964.

8. Tadao Ando

Disanjung, 9 Arsitek Ini Rupanya Tidak Memiliki Gelar ArsitekturTadao Ando dan bangunannya (japantimes.co.jp)

Tadao awalnya adalah seorang petinju profesional di Osaka, Jepang, sebelum akhirnya memulai minat pada bidang arsitektur. Dilansir Surface Magazine, Tadao mengungkapkan dirinya tidak mampu membayar pendidikan perguruan tinggi sehingga dirinya belajar arsitektur secara mandiri.

Ia sering mengunjungi gedung-gedung di Jepang dan luar negeri untuk mempelajari desainnya. Selain itu, Tadao mulai aktif magang di berbagai kantor arsitektur. Pada tahun 1969, Tadao membuka firma arsitekturnya sendiri pada usia dua puluh delapan tahun.

9. Peter Zumthor

Disanjung, 9 Arsitek Ini Rupanya Tidak Memiliki Gelar ArsitekturPeter Zumthor dan bangunannya (stirworld.com)

Peter Zumthor pernah menempuh pendidikan desain di Sekolah Seni dan Kerajinan Basel pada tahun 1963-1967. Dia kemudian kembali ke Swiss dan menerima pekerjaan di Departemen Pelestarian Monumen, di Graubünden. Dua belas tahun kemudian, Peter mendirikan praktiknya sendiri di Haldenstein. Meskipun tidak menyandang gelar arsitektur, kemampuan Zumthor dalam bidang arsitektur diakui oleh arsitek-arsitek lainnya.

Menginspirasi sekali 'kan kisah arsitek-arsitek di atas? Meski tidak memiliki gelar, bukan berarti mereka tidak bisa sukses di bidang yang mereka sukai.

Baca Juga: 5 Stadion Olimpiade yang Dirancang oleh Arsitek Ternama di Dunia

Sintya Yoo Photo Verified Writer Sintya Yoo

nothing

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya