Alarm bagi Bumi, 5 Hewan Penanda Kerusakan Alam

Saatnya lebih peka terhadap perubahan iklim

Saat ini, ekosistem di alam mengalami perubahan besar-besaran. Ini disebabkan oleh pemanasan global dan perubahan iklim. Untuk mendeteksi efek perubahan iklim dan polusi sejak dini, National Geographic mengabarkan bahwa para ilmuwan mempelajari tentang hewan spesies indikator.

Hewan spesies indikator adalah hewan yang dapat mencerminkan kondisi lingkungan di sekitarnya. Dengan memantau perubahan perilaku, fisiologi, atau jumlah spesies indikator, para ilmuwan dapat memantau kesehatan keseluruhan lingkungan saat ini. Kalau kamu penasaran hewan apa saja yang termasuk ke dalam spesies indikator, berikut ada lima hewan yang dapat menandakan kondisi bumi saat ini.

1. Udang karang

Alarm bagi Bumi, 5 Hewan Penanda Kerusakan Alamudang karang (unsolash.com/Stone Wang)

Udang karang merupakan binatang air. Jepitnya besar dan biasanya hidup di air tawar. Udang karang banyak ditemui di lubang tepi sungai dan danau. Udang ini sering kali ditangkap untuk dikonsumsi.

Bukan hanya sebagai bahan makanan, udang karang rupanya dapat menggambarkan kondisi kesehatan air yang ditempatinya. Udang karang sangat sensitif terhadap perubahan keasaman air. Jika keasaman air di sungai meningkat, maka udang karang akan menunjukkan perilaku stres. Hal ini dapat menjadi tanda bagi para ilmuwan bahwa kondisi air saat itu dalam kondisi yang tidak baik. Bisa saja disebabkan oleh pencemaran air, limbah beracun, dan sebagainya.

2. Elang peregrine

Alarm bagi Bumi, 5 Hewan Penanda Kerusakan Alamelang peregrine (unsplash.com/Steve Harvey)

Elang peregrine merupakan salah satu spesies burung yang memiliki kecepatan terbang yang memukau. Kecepatan terbangnya mencapai 320 km/jam. Elang ini hampir tersebar di seluruh penjuru bumi. Spesies ini tidak terlalu sulit untuk ditemukan.

Para ilmuwan meyakini elang peregrine dapat menunjukkan indikator pestisida yang tersebar di alam. Hal ini ditunjukkan melalui menipisnya kulit telur elang peregrine. Para ilmuwan berpendapat, penipisan kulit telur ini disebabkan oleh pestisida yang masuk ke dalam tubuh elang dan memengaruhi kondisi telur elang peregrine.

Baca Juga: Prediksi Ilmuwan, 5 Penyebab Kerusakan dan Kematian Bumi di Masa Depan

3. Katak dan kodok

Alarm bagi Bumi, 5 Hewan Penanda Kerusakan Alamkatak (pexels.com/Pixabay)

Katak dan kodok merupakan spesies indikator kuat untuk mendeteksi tingkat polusi di alam. Katak dan kodok diketahui memiliki kulit yang lembab serta dapat menyerap oksigen dan racun. Oleh karena itu, hewan ini sering kali menjadi yang pertama kali terdampak apabila terjadi pencemaran air dan udara.

Saat ini, banyak populasi katak dan kodok yang mengalami penurunan secara signifikan. Hal ini menunjukkan kondisi habitat mereka yang telah terpapar polusi secara parah dan penggunaan pestisida di sekitar mereka. Bahkan, ada beberapa katak yang menunjukkan kelainan berupa jumlah kaki yang lebih dari empat. Para ilmuwan menduga hal ini disebabkan oleh pestisida yang mengganggu genetika pada katak tersebut.

4. Burung hantu bintik utara

Alarm bagi Bumi, 5 Hewan Penanda Kerusakan Alamburung hantu bintik utara (pexels.com/Erik Karits)

Burung hantu bintik utara adalah spesies burung hantu yang berasal dari Pacific Northewest. Burung ini memiliki bulu berwarna cokelat tua disertai bintik putih dengan ukuran tubuh yang sedang. Hewan ini sendiri merupakan salah satu subspesies dari tiga subspesies burung hantu berbintik.

Burung hantu ini membuat sarang mereka di rongga pohon tua, pucuk pohon yang rusak, dan sarang yang ditinggalkan. Para ilmuwan meneliti mereka untuk mengetahui kesehatan keseluruhan ekosistem hutan dan untuk memantau efek dari perubahan habitat yang disebabkan oleh manusia. Hasilnya, populasi burung hantu ini menurun drastis.

Burung hantu bintik utara terus menurun rata-rata hampir empat persen setiap tahun. Hutan yang telah dibuka untuk penebangan, pertanian, dan pembangunan perkotaan, menyebabkan burung hantu kehilangan tempat bersarangnya.

5. Pika

Alarm bagi Bumi, 5 Hewan Penanda Kerusakan Alampika (unsplash.com/Diana Roberts)

Pika merupakan mamalia berbulu kecil yang terlihat seperti kelinci bertelinga pendek. Habitat pika biasanya di pegunungan tinggi yang keras. Pika sendiri termasuk ke dalam spesies indikator terbaik untuk menunjukkan dampak pemanasan global.

Pada tahun 2000-an, para peneliti mulai memperhatikan penurunan populasi pika di ketinggian yang lebih rendah, terutama di bagian terkering di Amerika Serikat bagian barat. Tanda ini menunjukkan bahwa pemanasan global saat ini telah mengkhawatirkan.

Salju yang mencair lebih awal setiap musim semi mengurangi selimut penutup salju pika. Hal ini membuat mereka terpapar suhu musim semi yang dingin. Pada saat yang sama, persediaan makanan mereka tengah habis dan kebanyakan dari keturunan mereka tidak dapat bertahan pada tingkat suhu demikian.

Lima hewan di atas merupakan spesies indikator yang dapat menjadi alarm dan peringatan bagi manusia untuk lebih peka terhadap kerusakan alam yang disebabkan oleh kita sendiri. Sudah saatnya bagi kita untuk lebih serius menerapkan perubahan agar bumi dapat tetap layak ditinggali oleh semua makhluk hidup.

Baca Juga: Merawat Bumi, Cerita Para Pelestari Lingkungan Menjaga Alam Tetap Asri

Sintya Yoo Photo Verified Writer Sintya Yoo

nothing

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya