5 Fakta Oniomania Disorder, Obsesi Belanja yang Berlebihan

Kamu sering shopping? bisa jadi kamu menderia oniomania, lho

Apakah kamu penah merasa berbelanja suatu barang namun tak tahu untuk apa? Ataukah kamu sering menghabiskan uangmu tanpa pikir matang demi nafsu belanja saja? Rasanya bukan lagi hal aneh jika masyarakat sekarang ini memiliki sifat konsumerisme dan gila belanja.

Sayangnya, banyak yang belum tahu benar batas kewajaran seseorang dalam berbelanja. Bukan masalah uang, namun bisa jadi penggila belanja ini memiliki kelainan mental dengan kebiasaannya tersebut, lho!

Dalam ilmu kedokteran sendiri, shopaholic bisa jadi tanda seseorang menderita compulsive buying disorder atau oniomania. Berikut fakta-fakta ilmiah seputar oniomania, Yuk, simak!

1. Apa itu oniomania disorder?

5 Fakta Oniomania Disorder, Obsesi Belanja yang Berlebihanunsplash.com./ Freestock.org

Compulsive buying disorder atau oniomania adalah sebuah obsesi dan perilaku belanja berlebihan yang tidak lagi bisa di kontrol diri sendiri. Dalam hal ini, penderita oniomania ini cenderung membeli suatu barang bukan karena butuh, melainkan hanya ingin dan senang melakukannya.

Mengutip penelitian yang dilakukan National Center for Biotechnology Information, oniomania dikaitkan dengan penyakit mental lain yang memiliki kontrol impulsif seperti gangguan mood, depresi, kecemasan, dan gangguan makan. 

2. Serapa banyak penderita oniomania dan usia berapa yang paling rentan terkena penyakit ini?

5 Fakta Oniomania Disorder, Obsesi Belanja yang Berlebihanaguidetoanaheim.com

Sebuah jurnal penelitian berjudul Concepts and Controversies in Obsessive-Compulsive Disorder yang dilakukan oleh Arthur mengungkapkan bahwa penderita oniomania ini mencapai 2 persen hingga 8 persen dari populasi orang dewasa umum di Amerika Serikat. Sekitar 90 persen dari mereka adalah perempuan dan yang paling rentan menderita ialah usia remaja 20-an tahun.

Baca Juga: 5 Sifat Positif dari Kebiasaan Rajin Menabung, Gak Cuma Bikin Kaya

3. Apa bedanya berbelanja biasa dengan oniomania disorder?

5 Fakta Oniomania Disorder, Obsesi Belanja yang Berlebihanndependent.co.uk

Dalam sebuah penelitian dari Gary A dan Christenson terungkap bahwa perbedaan belanja biasa dengan oniomania terletak pada nilai guna barang dan lama obsesi shopping-nya. Jika seseorang memiliki keinginan berbelanja sekali-kali, hal itu masih tergolong normal. Terlebih jika nilai guna barang yang ia beli benar dibutuhkan. Sedangkan oniomania terjadi saat seseorang hanya memikirkan untuk shopping setiap harinya.

Umumnya, penderita oniomania bisa memiliki tanda obsesi berbelanja selama 2 minggu atau lebih. Namun, tujuan mereka berbelanja adalah untuk melepas stres dan bukan karena butuh barang tersebut. Depresi, kecemasan, dan rasa penyesalan juga akan dialami oleh penderita oniomania setelah berbelanja.

Alasannya, mereka sadar dan kecewa karena tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Bahkan, banyak penderita oniomania yang juga rela memaksakan kemampuan finasial atau berhutang demi memenuhi hasrat belanjanya ini, lho!

4. Sebenarnya apa penyebab seseorang bisa menderita oniomania?

5 Fakta Oniomania Disorder, Obsesi Belanja yang Berlebihanpixabay.com/ Pixabay

Sebagian besar penyebab oniomania bersifat psikologis. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian atau jauhnya hubungan anak dan orang tua saat masa kanak-kanak dulu hingga mereka merasa kosong dalam hidup. Mereka merasa tidak memiliki seseorang yang bisa diandalkan karena terbatasnya perasaan kasih sayang yang dirasakan, hingga membuatnya tak percaya diri.

Dari kehampaan hidup inilah, seseorang akan mengalihkan perasaannya untuk merasa bahagia dengan belanja barang yang mereka inginkan. Oleh karena itu, setiap mereka merasa stres dan sedih, satu-satunya jalan adalah berbelanja.

5. Bagaimana mengurangi obsesi berbelanja pada penderita oniomania?

5 Fakta Oniomania Disorder, Obsesi Belanja yang Berlebihanvideoblocks.com

Sayangnya belum ada medical treatment yang pasti bagi penderita oniomania. Namun banyak ahli menyebutkan oniomania bisa diobati melalui psikoterapi seperti selesctive serotonin reuptake inhibitor (SSRI) atau cognitive behavioral therapy (CBT). 

Di sisi lain, penderita bisa mengurangi obsesi belanja dengan berpikir lebih bijaksana. Dilansir dari terapi dr. Benson, ia memiliki 6 pertanyaan untuk dijawab pasien onimania supaya bisa kontrol dirinya saat berbelanja.

Pertanyaan itu adalah; mengapa aku ada di sini? Bagaimana perasaanku sekarang? Apakah aku memerlukan barang ini? Bagaimana jika aku menunda membelinya? Bagaimana aku akan membayarnya? Di mana aku akan meletakkan barang ini?

Sebelum khilaf berbelanja, coba deh tanyakan 6 pertanyaan tersebut ke dirimu!

Itulah 5 fakta tentang oniomania disorder yang bisa membantu memahami beda obsesi belanjamu. Tentu, shopping bisa jadi hal membahagiakan bagi sebagian orang, namun jika berbelanja berlebihan justru diri sendiri yang akan repot, bukan?

Baca Juga: Hati-Hati, 6 Kebiasaan Ini Buktikan Kalau Kamu Tipe Cewek Shopaholic

Siska Arifa Photo Verified Writer Siska Arifa

I write what I want to share - @siscaaryf

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya