TurtleTree Labs, Kembangkan Susu Buatan Berbasis Sel

Rasanya bisa bersaing dengan susu sapi segar!

Apa mungkin susu dibuat di laboratorium sepenuhnya dan rasanya sama enak dengan susu sapi segar di pasaran? Startup asal Singapura, TurtleTree Labs, berpikir hal itu sangat mungkin dilakukan. Seperti apa sih, susu buatan ini? Yuk, kita simak bareng-bareng!

1. Terinspirasi dari hobi membuat keju

TurtleTree Labs, Kembangkan Susu Buatan Berbasis Selhivelife.com

Berawal dari kesukaannya terhadap keju, account manager Google Fengru Lin berniat menemukan susu dengan kualitas terbaik demi memproduksi keju yang enak. Saat jalan-jalan ke banyak negeri di Asia, ia menemukan banyak produk susu yang cara produksinya kurang bagus. Entah binatangnya disuntik oleh hormon atau antibiotik agar menghasilkan banyak susu dan atau air yang diminum binatang ternaknya tidak bersih sehingga memengaruhi kualitas susunya. Ide membuat susu sendiri pun muncul di benak Lin.

Lin bertemu co-founder-nya, Max Rye, di acara Google. Saat itu, Rye membahas daging buatan berbasis sel. Lin melempar ide bahwa mungkin susu juga bisa dikembangkan dengan cara yang sama. Mereka pun berkonsultasi dengan beberapa ilmuwan tentang kemungkinan pengembangan susu buatan ini, dan para ilmuwan bilang semuanya mungkin dilakukan. Bersama-sama, mereka membangun startup TurtleTree Labs pada tahun 2019.

2. Mengambil sel dari susu mamalia

TurtleTree Labs, Kembangkan Susu Buatan Berbasis Selgreenqueen.com.hk

Pembuatan susu dilakukan dengan mengekstraksi sel layak kembang dari susu mamalia, kemudian mereka menumbuhkan sel-sel tersebut dalam jumlah besar. Sel-sel ini dimasukkan ke dalam media laktasi, untuk kasus ini ditaruh di bioreaktor yang cara kerjanya meniru organ kelenjar susu. Ketika sel-sel tersebut mulai bereaksi dan memperbanyak diri, baru kita akan mendapatkan produk akhirnya, yaitu susu.

3. Tidak terbatas dari susu sapi saja

TurtleTree Labs, Kembangkan Susu Buatan Berbasis Selnutraingredients-asia.com

Karena susu ini berbasis sel, susu apa saja bisa dikembangkan, tidak terbatas dari susu sapi saja. Bahkan menurut Lin, produk pertama mereka kemungkinan besar adalah susu manusia.

Benar, kamu tidak salah baca. Lin juga berkata bahwa mereka akan fokus pada air susu ibu (ASI) karena beberapa alasan. Pertama, dapat dijual dengan biaya yang jauh lebih tinggi, sehingga mereka dapat mencapai price parity (keseimbangan harga) lebih cepat daripada, katakanlah, susu sapi. Sebagai konteks, produksi susu jenis apa pun yang mereka kembangkan saat ini harganya sekitar 138 dolar Amerika per liter.

Ilmuwan juga dapat 'bermain' dengan komponennya untuk membuat susu bebas laktosa dan atau memiliki kadar kolesterol serta lemak yang berbeda. Bukan tidak mungkin mereka dapat mengembangkan susu khusus untuk orang-orang yang punya diet ketat, atau susu yang sangat creamy untuk koki gourmet.

Sejauh ini, TurtleTree Labs berhasil mengembangkan susu buatan dari susu sapi, kambing, domba dan unta.

Baca Juga: Jasanya Besar! 5 Kucing Ini Dijadikan Objek Studi dan Penelitian Sains

4. Lebih ramah lingkungan

TurtleTree Labs, Kembangkan Susu Buatan Berbasis Selproteinreport.org

Setiap manusia beraktivitas, pasti dia meninggalkan jejak karbon. Mengutip sustaination.id, jejak karbon adalah jumlah dari gas rumah kaca yang diproduksi oleh setiap kegiatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Biasanya itu dihitung dengan satuan ton ekuivalen karbondioksida atau CO2 dan berpotensi menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global.

Produksi pabrik pastinya menghasilkan jejak karbon berkali-kali lipat. Nah, metode pengembangan susu berbasis sel TurtleTree Lab ini dinilai mengurangi jejak karbon sebesar 98%. Ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan produksi susu pada umumnya.

5. Menangkan kompetisi The Liveability Challenge

TurtleTree Labs, Kembangkan Susu Buatan Berbasis Selkbw-ventures.com

Karena sedikitnya jejak karbon yang dihasilkan, pada bulan Juli tahun ini, TurtleTree Lab berhasil memenangkan kompetisi The Liveability Challenge yang diselenggarakan oleh organisasi non-profit Temasek. Kompetisi ini merupakan platform global yang mendorong perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan solusi inovatif ramah lingkungan di kota tropis.

Selain mendapat dukungan penuh dari pemerintah Singapura, TurtleTree Labs juga mencuri perhatian investor-investor global seperti Green Monday Ventures, KBW Ventures, CPT Capital, Artesian, dan New Luna Ventures. Mereka juga berhasil mengumpulkan dana awal sebesar 3,2 juta dolar Amerika.

6. Rencana TurtleTree Labs ke depannya

TurtleTree Labs, Kembangkan Susu Buatan Berbasis Seleftp.co

Dikutip dari asiatechdaily.com dan thespoon.tech, TurtleTree Labs masih fokus untuk mengoptimalkan kondisi bioreaktor yang mereka punya. Target mereka sampai akhir tahun ini adalah memproduksi lima liter susu setiap 24 jam dalam bioreaktor skala kecil secara terus menerus.

Pada kuartal pertama tahun 2021, mereka berencana untuk merilis satu gelas susu pertama mereka, kemungkinan ASI. Sedangkan di kuartal ke-3 tahun 2021, mereka memasang target untuk meningkatkan bioreaktornya ke ukuran raksasa yang biasa dipakai untuk produksi komersial. Masih butuh waktu lama sebelum mereka memasuki pasar, mungkin sekitar dua tahun menurut Lin.

Namun, mereka tidak berencana menjual susu berbasis selnya langsung ke konsumen. Sebagai gantinya, mereka akan melisensikan teknologi produksi susunya, yang memiliki paten sementara, kepada perusahaan produk susu besar dengan model bisnis SaaS (Software as Service).

Nah, itu sedikit gambaran mengenai susu buatan berbasis sel yang dikembangkan startup asal Singapura TurtleTree Labs. Ada yang minat untuk mencobanya saat sudah resmi dijual di pasaran?

Baca Juga: Siapa Li-Meng Yan, Ilmuwan yang Klaim COVID-19 Dibuat di Laboratorium?

Siti Rahmadini Photo Writer Siti Rahmadini

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya