5 Alasan Belanda Tak Tenggelam Meski Berada di Bawah Permukaan Laut

Memiliki proyek rekayasa hidrolik paling bergengsi di dunia

Tahu kah kamu bahwa kota-kota pesisir di Belanda 100 kali lipat lebih aman daripada kebanyakan kota pesisir lainnya? Padahal hampir seperempat wilayahnya berada di bawah permukaan laut.

Selain itu, Belanda juga dilalui oleh delta dari tiga sungai besar di Eropa, yaitu sungai Scheldt, Meuse, dan Rhine yang ketiganya bermuara ke Laut Utara. Kondisi geografis ini membuat Belanda sangat rentan terhadap banjir besar.

Lalu bagaimana pemerintah Belanda mampu mengelola manajemen airnya sedemikian rupa hingga negaranya aman dari ancaman banjir, meski wilayahnya berada di bahwa permukaan laut? Jawabannya ada di bawah ini.

1. Proyek 'Delta Works'

5 Alasan Belanda Tak Tenggelam Meski Berada di Bawah Permukaan Lautpintu-pintu air pada sistem Delta Works (commons.wikimedia.org)

Delta Works adalah sistem pengendalian banjir besar yang terintegrasi di seluruh negeri. Sistem tersebut terdiri dari serangkaian proyek infrastruktur yang dibangun di sepanjang wilayah barat daya Belanda untuk melindungi wilayah tersebut dari banjir. Infrastruktur pada sistem Delta Works dilengkapi dengan sensor komputer canggih yang dapat mengaktifkan protokol darurat saat air pasang meningkat.

Ada sekitar 62 pintu air (sluice) yang terpasang di sepanjang Delta Works. Pintu-pintu ini dapat dinaikkan dan diturunkan secara otomatis melalui pengendali terpusat berbasis komputer. Saat dinaikkan, pintu-pintu ini membentuk benteng di sepanjang mulut muara sungai, dan memblokir air laut pada waktu pasang.

Selain itu, terdapat tiga jenis bendungan yang digunakan dalam Delta Works, yaitu bendungan pintu penghalang, bendungan lapis baja, dan bendungan pintu berputar. Ketiganya berfungsi sebagai penghalang untuk mengelola air laut yang memasuki sungai dan mengatur pasokan air ke bagian dalam delta.

Bayangkan seluruh infrastruktur raksasa ini dikelola secara terpusat melalui satu sistem komputer yang kompleks. Tak heran pada 2013, Delta Works terpilih sebagai proyek rekayasa hidrolik paling bergengsi di dunia.

2. Struktur pencegah banjir berbasis teknologi canggih

5 Alasan Belanda Tak Tenggelam Meski Berada di Bawah Permukaan LautMaeslantkering saat sedang tertutup (commons.wikimedia.org)

Salah satu elemen sistem Delta Works yang paling terkenal adalah Maeslantkering, sebuah penghalang gelombang air raksasa yang terletak di muara Sungai Nieuwe Waterweg di Rotterdam. Konstruksi ini dapat menutup secara otomatis jika tinggi air laut mencapai 3 meter di atas normal. 

Maeslantkering adalah struktur bergerak terbesar di dunia. Maeslantkering dibangun sedemikian rupa sehingga dapat bergerak selaras dengan arah angin dan gelombang air, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan kondisi air dan angin yang berubah-ubah.

Sistem pengendali banjir di Belanda juga memiliki sistem pompa yang digunakan untuk memompa air dari wilayah yang terendam kembali ke laut. Terowongan bawah tanah juga dibangun untuk mengalirkan air menuju laut.

Masing-masing struktur bangunannya juga dilengkapi dengan sistem informasi yang canggih untuk memantau kondisi cuaca dan pergerakan air laut. Sistem ini memungkinkan para ahli dan petugas pertahanan pantai untuk merencanakan tindakan pencegahan dan penanganan darurat yang tepat ketika terjadi cuaca buruk dan banjir.

3. Kebijakan tata ruang yang ketat

5 Alasan Belanda Tak Tenggelam Meski Berada di Bawah Permukaan Lautbencana banjir Watersnoodramp tahun 1953 (commons.wikimedia.org)

Pada Januari 1953, banjir terbesar dalam sejarah Belanda (watersnoodramp) terjadi dan memakan hingga 2.000 jiwa. Lima puluh empat tahun setelahnya, bencana tersebut kembali terjadi. Namun, kali ini Belanda sudah siap menghadapinya.

Trauma besar yang dihadapi masyarakat Belanda di masa lalu membuat pemerintah mengorganisir peraturan yang ketat, terutama seputar kebijakan lingkungan. Beberapa peraturan tata ruang yang diterapkan antara lain sebagai berikut:

  • Pemerintah Belanda mewajibkan pengembang untuk membangun bangunan yang tahan banjir, seperti membangun bangunan di atas tanah yang ditinggikan dan menggunakan bahan bangunan yang tahan air.
  • Pemerintah Belanda juga menetapkan zona banjir, yaitu area yang rawan terkena banjir. Pemerintah membatasi penggunaan lahan di zona banjir ini dan mendorong pengembangan di daerah yang aman dari banjir; dan
  • menggalakan penanaman mangrove di wilayah pesisir karena mangrove mampu menyerap air dan meminimalkan dampak banjir.

4. Kesadaran masyarakat terhadap bahaya banjir

5 Alasan Belanda Tak Tenggelam Meski Berada di Bawah Permukaan Lautmonumen untuk korban Watersnoodramp 1953 (commons.wikimedia.org)

Trauma komunal atas bencana banjir tahun 1953 dan beberapa bencana serupa di masa lalu, membuat pemerintah sekaligus masyarakatnya berjibaku mencegah terulangnya histori. Hal ini membangun kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap bencana banjir.

Pendidikan tentang risiko banjir dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah Belanda. Kemudian, diadakan berbagai pelatihan serta workshop untuk memperkuat pemahaman masyarakat tentang bahaya banjir sedini mungkin.

Pemerintah juga bekerjasama dengan berbagai organisasi menyebarkan informasi tentang bahaya banjir dan tindakan pencegahan melalui berbagai media, seperti televisi, radio, dan internet. Penyebaran informasi ini dilakukan secara masif dan konsisten.

5.  Rencana 'Room for the River'

5 Alasan Belanda Tak Tenggelam Meski Berada di Bawah Permukaan Lautsungai Rhine (commons.wikimedia.org)

Sekali menyelam, dua tiga pulau terlampaui. Selain berguna mencegah banjir, sistem pengendalian banjir di Belanda juga bermanfaat dalam aspek keberlangsungan lingkungan dan rekreasi.

Dalam rencana Room for the River  (Ruang bagi Sungai), peternakan dan tanggul dipindahkan dari pesisir, sehingga memberikan lebih banyak ruang bagi air untuk mengalir di dataran banjir yang rendah. Hal ini menciptakan waduk dan habitat untuk satwa liar setempat, sehingga memberikan ruang untuk peningkatan ekosistem dan rekreasi di sepanjang sungai.

Perencanaan yang dilakukan tersebut tidak hanya mengurangi risiko banjir, tetapi juga memungkinkan pemukiman yang direvitalisasi untuk dibangun lebih padat dan berkelanjutan. Program ini mencakup empat sungai, yakni sungai Rhine, Meuse, Waal, dan IJssel.

Belanda merupakan contoh nyata betapa pentingnya upaya manusia dalam melindungi diri dan lingkungan dari ancaman bencana alam. Kasus banjir juga merupakan masalah tahunan di Indonesia, khususnya di Jakarta. Sebenarnya, dengan mensontek kebijakan di negara lain, solusi bencana untuk negeri ini bisa terbayang, tinggal disesuaikan saja dengan kondisi geografis kita. Bagaimana menurut kalian?

Baca Juga: 9 Kota Terindah di Belanda yang Harus Dikunjungi Saat Liburan 

Tamara Puspita Ayu Photo Verified Writer Tamara Puspita Ayu

I write what i know & know what i write

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya