Ternyata, Anjing Bisa Mendeteksi Malaria pada Manusia! Ini Kata Ahli

2. Penelitian ini bertujuan untuk memberantas penyakit malaria yang jadi salah satu penyakit mematikan di dunia

popsci.com

Penyakit malaria adalah masalah yang mengancam dunia. Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meski telah ada dana sebanyak US$2,7 milyar (Rp39.173 triliun) untuk memberantas penyakit tersebut, malaria masih menginfeksi 216 juta dan membunuh 445.000 orang di seluruh dunia pada 2016. 

3. Sebagian negara telah bebas malaria, namun sebagian negara justru makin parah

popsci.com

Beberapa negara, salah satunya Sri Lanka telah menyatakan bebas malaria pada 2016. Meski begitu, negara lain, seperti Afrika Selatan masih tertinggal di belakang, jauh dari target WHO untuk memberantas malaria di negara tersebut pada 2020. 

4. Ternyata, anjing bisa mencium senyawa yang merupakan gejala penyakit malaria, sama seperti nyamuk

popsci.com

Menurut James Logan, kepala departemen pengendalian penyakit di London School of Hygiene and Tropical Medicine, upaya melatih anjing ini berawal dari makalah yang diterbitkan untuk mengidentifikasi bau malaria. Logan dan tim menemukan bahwa seseorang yang terjangkit malaria, meskipun gak menunjukkan gejala, mengeluarkan parfum yang berbeda dari senyawa aldehida. Biasanya, nyamuk menyukai bau tersebut. Untuk itu, Logan dan tim bertanya-tanya mungkin anjing juga bisa melakukan hal serupa. 

Baca Juga: Anjing Sangat Bersahabat dengan Manusia dengan Alasan Ilmiah yang Kuat

5. Pada dasarnya, anjing pun dikenal sebagai hewan yang kuat indra penciumannya

insidescience.org

Ide ini sebenarnya gak benar-benar mengejutkan mengingat indra penciuman anjing yang sangat kuat. Penciuman anjing dianggap lebih cepat dan efektif daripada analisis menggunakan sampel darah dan peralatan khusus. 

6. Tujuan dari deteksi anjing ini agar orang yang terjangkit, namun gak memiliki gejala, gak menyebarkan penyakitnya tanpa sadar

buzznigeria.com

Jika anjing berhasil mendeteksi bau pada orang yang terjangkit, namun gak memiliki gejalanya, itu akan menghentikan mereka untuk menularkannya tanpa sadar. 

7. Logan dan tim melakukan penelitian dengan mengumpulkan kaus kaki!

f3nws.com

Kaus kaki tersebut didapat dari anak-anak di Gambia yang telah memakainya selama 12 hingga 24 jam. Beberapa di antaranya terinfeksi malaria, sementara yang lainnya terinfeksi namun gak menunjukkan gejala.

Para ilmuan membawa kaus kaki tersebut ke Amerika Serikat dan membekukannya, sementara mereka melatih dua anjing untuk mengidentifikasi bau malaria. Beberapa bulan kemudian, anjing-anjing tersebut dapat mengidentifikasi 70 persen anak terinfeksi malaria, sementara 90 persen anak-anak yang benar-benar bebas malaria.

Penelitian ini dilakukan oleh para ahli dari Durham University di Inggris, London School of Hygiene dan Tropical Medicine di Inggris dan Gambia serta badan amal Medical Detection Dogs bekerja sama dengan hibah yang didapat dari Bill & Melinda Gates Foundation.

8. Penelitian masih terus dikembangkan

npr.org

Namun, penelitian ini belum bisa digunakan secara luas mengingat perlu melatih lebih banyak anjing dan melakukan tes untuk mengendus manusia hidup sebenarnya (gak hanya dari kaus kaki). Selain itu juga, perlu penelitian lebih lanjut untuk bisa mengidentifikasi berbagai jenis malaria. Di masa depan pun, Logan berharap bisa menggunakan anjing untuk mengembangkan penciuman elektronik untuk menemukan infeksi malaria.

Semoga saja deteksi menggunakan kemampuan anjing ini bisa lekas diterapkan di berbagai belahan dunia. Tujuannya, tentu saja agar malaria bisa dihentikan penyebarannya.

Baca Juga: Anjing Gak Sepintar yang Kamu Kira, Dog Lovers Wajib Baca 5 Fakta Ini!