Kenali 10 Fakta Tuli di Indonesia Berikut Ini, Memperingati Hari ASL!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak terlahir istimewa, termasuk anak-anak yang dilahirkan dalam keadaan tidak dapat mendengar atau tuli. Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan lebih dari lima persen penduduk dunia mengalami gangguan pendengaran. Adapun, salah satu cara mereka berkomunikasi dengan bahasa Isyarat.
Sama seperti bahasa Inggris, American Sign Language (ASL) atau bahasa Isyarat Amerika menjadi bahasa Isyarat yang paling banyak dipakai di dunia. Sementara, Indonesia sendiri memiliki Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo). Di hari ASL ini, yuk kenali fakta-fakta seputar tuli dan gangguan pendengaran di dunia, termasuk di Indonesia!
1. Sekitar 466 juta orang atau lima persen penduduk dunia menderita gangguan pendengaran, adapun 34 juta di antaranya adalah anak-anak
2. Di Asia Tenggara, Indonesia menempati urutan keempat untuk angka ketulian tertinggi, setelah Sri Lanka, Myanmar, dan India
3. Mayoritas orang dengan gangguan pendengaran hidup di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah
4. Diperkirakan lebih dari 900 juta orang akan memiliki gangguan pendengaran pada 2050
5. Kehilangan pendengaran sendiri bisa disebabkan oleh faktor genetik, komplikasi saat lahir, penyakit menular tertentu, infeksi telinga kronis, penggunaan obat, penuaan, dan terpapar kebisingan yang berlebihan
Baca Juga: 8 Fakta Medis Perempuan yang Gak Bisa Mendengar Suara Lelaki Mana Pun
Editor’s picks
6. Mirisnya, 60 persen dari gangguan pendengaran pada masa kanak-kanak sebenarnya dapat dicegah penyebabnya
7. Sebanyak 1,1 miliar anak muda berusia 12-35 tahun berisiko mengalami gangguan pendengaran akibat terpapar kebisingan
8. Setiap tahunnya di seluruh dunia, gangguan pendengaran menghabiskan dana sebesar US$750 miliar (Rp10,5 kuadriliun) untuk biaya mencegah, mengidentifikasi, dan mengatasi gangguan pendengaran
9. Orang dengan gangguan pendengaran atau tuli sangat terbantu dari identifikasi dini, penggunaan alat bantu dengar, bahasa isyarat, dan dukungan secara pendidikan dan sosial
10. Sepertiga dari orang berusia di atas 65 tahun mulai kehilangan pendengaran, terutama di Asia Selatan, Asia Pasifik dan Afrika sub-Sahara
Meski tak bisa menggunakan bahasa ujaran dengan lancar, bukan berarti mereka tak bisa berkomunikasi denganmu. Mereka juga bisa membaca ekspresi, bahasa tubuh, bahkan beberapa ada yang membaca bibir.
Itu sebabnya, yuk, dukung mereka secara sosial dengan mengajak berkomunikasi. Salah satunya dengan belajar bahasa Isyarat!
Baca Juga: 7 Cara Bicara dengan Teman Tuli, meski Kamu Tak Bisa Bahasa Isyarat