Fritz Haber, Ilmuwan Berpengaruh yang Dilupakan Dunia

Tidak banyak yang mengetahui orang yang satu ini

Kalian pasti mengenal James Watt, Nicola Tesla, hingga Thomas Alva Edison sebagai Ilmuwan sekaligus penemu yang paling berpengaruh di dunia. Mereka merupakan orang orang yang mampu mengubah persepsi orang tentang masa depan dengan karya dan penemuan yang mereka buat.

Namun, tahukah kalian sosok Fritz Haber? Ia adalah ilmuwan Yahudi asal Jerman yang merupakan penemu pupuk sintetis, yang saat ini banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman. Kali ini penulis akan mengulas lebih dalam siapa sosok ilmuwan penerima penghargaan Nobel ini.

1. Seorang Yahudi yang membenci Zionisme

Fritz Haber, Ilmuwan Berpengaruh yang Dilupakan Duniaredsksiindonesia.com

Lahir tahun 1868, di Breslau yang saat ini masih daerah kekuasaan Jerman yang sekarang bernama Wroclaw dan menjadi bagian dari negara Polandia. Fritz Haber lahir sebagai keturunan dari Yahudi asal Jerman. Meskipun merupakan keturunan Yahudi, ia sangat menentang keras ajaran zionis yang dimana mewajibkan orang orang Yahudi untuk kembali ke tanah yang dijanjikan.

Selain dirinya, masih banyak orang orang keturunan Yahudi yang membenci ajaran tersebut, termasuk ilmuwan besar Albert Einstein.

2. Sangat jenius saat masih muda

Fritz Haber, Ilmuwan Berpengaruh yang Dilupakan Duniacollections.ushmm.org

Sejak masih muda,  FritzHaber sangat menyukai sains, ia sangat sering melakukan penelitian kecil di kamarnya. Kebiasaannya itu membuatnya sangat jenius pada bidangnya.

Alhasil, pada usia 22 tahun ia mendapat gelar "Doctor" di bidang kimia organik dengan predikat "Cum Laude" di Friedrich Willhem University Jerman, pencapaian yang sangat tinggi di usia nya yang masih belia. Terlebih bidang kimia organik merupakan bidang tersulit yang pernah ada.

Ia menikah dengan seorang wanita bernama Clara Immerwahr, wanita pertama di Jerman yang menyandang gelar Doctor dengan predikat "Cum Laude" dan juga merupakan ilmuwan.

Baca Juga: 7 Ilmuwan Muslim yang Berpengaruh di Dunia Sains

3. Krisis pangan Abad-20

Fritz Haber, Ilmuwan Berpengaruh yang Dilupakan Duniageneticliteracyproject.org

Pada abad ke-20, terjadi permasalahan yang banyak dibahas oleh orang orang Eropa pada saat itu, yaitu "Bagaimana cara mengatasi krisis pangan".

Thomas Maltus selaku ahli demografi juga meramalkan di masa depan akan terjadi krisis pangan. Hal tersebut akan terjadi saat kapasitas produksi pangan tak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan manusia. Alhasil banyak yang memaksimalkan sektor pertanian sebagai sarana untuk memproduksi bahan pangan.

Namun dikhawatirkan jika lahan yang subur terus menerus digunakan untuk pertanian, hal tersebut berdampak pada penurunan tingkat kesuburan tanah sehingga mengurangi kandungan nitrogen yang terdapat dalam tanah, yang merupakan unsur terpenting untuk pertumbuhan tanaman. Penyebabnya adalah belum ada seseorang yang mampu membuat pupuk maupun pestisida kimia.

Mereka pun banyak yang mengimpor kotoran hewan yang bernama 'Guano' yang berasal dari kelelawar di negara Chile. Guano juga disinyalir memiliki banyak kandungan nitrogen sehingga dapat menyuburkan tanaman.

Pada tahun 1908, Fritz berhasil mengubah sejarah. Ia berhasil melakukan proses ''Fiksasi Nitrogen" yang mampu mengubah unsur nitrogen dan hidrogen untuk menghasilkan ammonia secera sintetis.

Dengan penemuannya tersebut amonia yang berhasil dibuat dapat dikonversi menjadi nitrogen dan ia juga membuat siklus dari nitrogen tersebut. Sebuah siklus yang sangat penting untuk kebutuhan pertanian. Dengan penemuan ini, orang-orang yang tadinya terlalu bergantung pada kotoran hewan impor, kini beralih ke pupuk sintetis yang meminimalisir penggunaan Sumber Daya Alam, sehingga tanaman yang dihasilkan oleh petani juga meningkat.

Kemudian Fritz juga bekerja sama dengan sorang ilmuwan bernama Carl Bosch untuk meningkatkan skala produksi pupuk sintesis yang disebut dengan (proses Haber-Bosch).

4. Kerja keras berujung kegagalan

Fritz Haber, Ilmuwan Berpengaruh yang Dilupakan DuniaHandelsblatt,com

Pada Perang Dunia 1, Fritz dan kelompoknya mendapat perkerjaan baru dari pemerintah Jerman, yaitu memanfaatkan ilmu pengetahuan sebagai senjata untuk mengalahkan para rivalnya.

Fritz percaya bahwa penggunaan senjata kimia dapat mempercepat selesainya perang tersebut sehingga tidak menimbulkan banyak korban berjatuhan lagi. Namun, banyak perwira Jerman yang enggan dan meragukan senjata buatan Fritz tersebut.

Ada yang menyebutkan bahwa penggunaan senjata kimia dalam perang seperti gas beracun sebagai senjata yang tidak kesatria dan sebagian lain takut bahwa senjata itu nantinya akan membawa dampak buruk bagi Jerman.

Namun, pada pertempuran melawan sekutu yang kedua, militer Jerman di bawah pengawasan Fritz menggunakan lebih dari 150 ton gas klorin di front barat dan berdampak pada jatuhnya lebih dari 70.000 tentara sekutu.

Fritz merasa rencananya tersebut berhasil dan keesokan harinya ia akan mengawasi perang di front timur, meski sang istri mencegahnya karena penggunaan senjata tersebut sangatlah berbahaya namun Fritz tetap pada pendiriannya. Bahkan ia mengembangkan gas yang lebih beracun yang bernama Mustard Gas.

Namun, terlepas dari semua yang ia lakukan, Jerman tetap kalah dalam Perang Dunia 1. Setelah perang tersebut situasi Jerman sangat terpuruk, belum lagi Jerman harus melakukan ganti rugi akibat kalah perang dan Perjanjian Versailes yang merugikan pihak Jerman. Fritz pun mengakhiri semua kerja kerasnya dengan kegagalan.

5. Akhir hayat

Fritz Haber, Ilmuwan Berpengaruh yang Dilupakan Dunialink.springer.com

Berkuasanya Nazi di Jerman membuat kehidupan Fritz semakin terpuruk. Meskipun ia sangat nasionalis dan merupakan orang paling berjasa untuk Jerman, namun tetap saja ia adalah seorang Yahudi.

Jerman Nazi di bawah pimpinan Adolf Hitler tak main tebang pilih ketika mengetahui ada seorang Yahudi di daerah kekuasaan nya, mereka langsung ditindak, ada yang dihukum mati, dipenjara seumur hidup bahkan diusir dari negaranya.

Keadaan inilah yang membuat Fritz merantau ke Inggris. Di sana ia menjadi kepala staff di Institut Sains Daniel Sieff sebelum akhirnya ia meninggal dunia akibat serangan jantung.

Meskipun perjalanannya berakhir tak seharum jasanya untuk negaranya, namun ia tetaplah ilmuwan yang paling berpengaruh di dunia untuk saat ini. Berkat jasanya, masyarakat dunia tak perlu cemas akan musibah kelaparan akibat kurangnya bahan makanan.

Baca Juga: Selain Einstein, 5 Ilmuwan Ini Juga Berjasa Bagi Dunia Fisika

Wibi Adi Photo Writer Wibi Adi

Seorang Penulis Pemula

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya