Bagaimana Film Horor Memengaruhi Kita? Ini Fakta Ilmiahnya

Berdampak ke otak, sampai ke rasa cemas

Film horor adalah salah satu genre film yang paling digemari banyak orang di seluruh dunia. Mengutip Sciencedaily,  setidaknya 72 persen orang akan menonton satu film horor setiap enam bulan. Beberapa dari mereka sebenarnya mencari kesenangan yang diciptakan dari rasa takut dan juga bersosialisasi dengan penggemar horor lainnya.

Namun, tanpa kita sadari, ternyata film horor dapat mempengaruhi kita secara psikologis dan juga fisik. IDN Times merangkum berbagai sumber untuk membahas bagaimana film horor mempengaruhi kita. 

1. Menonton film horor dapat memancing reaksi otak kita

Bagaimana Film Horor Memengaruhi Kita? Ini Fakta Ilmiahnyailustrasi hantu (pexels.com/karolina-grabowska)

Pertama, menonton film horor dapat mempengaruhi otak kita. Mengutip dari jurnal 'Dissociable neural systems for unconditioned acute and sustained fear', menonton film horor dapat mempengaruhi stimuli natural manusia, seperti ketakutan yang berkelanjutan dan akut. Maka dari itu, seseorang yang memiliki post traumatic disorder (PTSD),  tidak dianjurkan untuk menonton film horor, seperti yang dikutip dari A Healthier Michigan

Alasan utama mengapa orang-orang yang memiliki PTSD tidak dianjurkan untuk menonton film horor adalah karena otak kita tidak dapat membedakan memori fantasi dan realitas. Otak kita mengalami kesulitan itu ketika adegan yang ada di film tertentu memiliki kemiripan dengan kejadian yang kita hadapi pada dunia nyata. Hal itu bisa menjadi trigger tersendiri.

Adegan-adegan yang bisa memicu ketakutan kita adalah gambar-gambar yang mengerikan. Itu dapat diikuti dengan reaksi seperti keringat pada telapak tangan kita, otot kita mulai kaku, keringat dingin, naiknya tekanan darah kita dan juga naiknya denyut jantung kita. 

Namun, seseorang juga dapat mengurangi rasa takut ini ketika dia menonton film horor yang sama secara berulang kali, misalnya menonton 'Haunting of Hill House' tiga kali.

Dengan melihat gambar-gambar atau adegan yang mengerikan berkali-kali, ternyata dapat mengurangi rasa takut karena kita sudah terbiasa. Menonton film horor tidak sepenuhnya negatif, karena dalam jurnal 'Pandemic practice: Horror fans and morbidly curious individuals are more psychologically resilient during the COVID-19 pandemic', dinyatakan bahwa film horor membuat orang merasa bahagia. Dengan menonton film horor, mereka dapat melakukan refreshing selama masa pandemik. 

Dari artikel IDN Times sebelumnya, hasil riset menyatakan bahwa beberapa orang juga menemukan kebahagiaannya ketika menonton film horor. Karena Ketika kita menonton film horor, berbagai hormon akan dikeluarkan oleh tubuh, seperti hormon endorfin, adrenalin, dopamin, serotonin dan oksitosin, ungkap laman Flavorwire.

Nah, dengan adanya penemuan-penemuan ini, sebaiknya kita lebih baik berkonsultasi dengan profesional, ketika kita memiliki gangguan kecemasan dan ingin menonton film horor. Tak hanya itu saja, sebaiknya kita juga selektif mengenai film yang akan kita tonton.

2. Menonton film horor memberikan perubahan pada hormon kita

Bagaimana Film Horor Memengaruhi Kita? Ini Fakta Ilmiahnyailustrasi data penggemar film horor di Finlandia (doi.org)

Ketika kita sedang menonton film horor, hormon kita merilis dopamin dan juga adrenalin, seperti dilansir A Healthier Michigan. Hormon itulah yang membuat seseorang dapat pingsan ketika menonton film horor. 

Menurut hasil survei yang dipublikasi dalam jurnal 'Dissociable neural systems for unconditioned acute and sustained fear', reaksi orang-orang setelah menonton film horor cukup beragam, ada yang mual, ketakutan, hingga merasa sangat antusias. 

Dari survei tersebut, data tertinggi ada pada rasa antusias setidaknya 70 persen responden. Mereka merasa lebih antusias setelah menonton film horor. Survei tersebut juga diikuti dengan rasa ketakutan sebesar 65 persen dan juga rasa cemas sebesar 58 persen. Hasil itu sebenarnya juga melibatkan kualitas dari tayangan horornya

Berdasarkan riset, semakin bagus kualitas sebuah film, semakin tinggi juga rasa takut yang dirasakan penonton. Dari survei yang diadakan, banyak penonton sangat menyukai tipe psychological horror.

Mengutip Arstechnica dan juga jurnal 'Dissociable neural systems for unconditioned acute and sustained fear' tim menggunakan film 'Insidious', 'The Conjuring 2', 'JAWS' dan juga 'The Shining' sebagai bahan riset. Di mana akhirnya tim riset menemukan bahwa 'The Conjuring 2' adalah film yang paling menakutkan dan dapat menimbulkan rasa takut. 

Nah, menurut situs Western Washington University, film horor psikologis ini bisa meliputi cerita mengenai halusinasi seseorang, delusi hingga paranoia seseorang. Salah satu film horor psikologis yang dinilai paling menakutkan adalah 'Get Out'. Dalam cerita 'Get Out' yang dirilis pada 2017 ini, sebenarnya tidak ada hantu yang keluar, namun cerita mengenai sekte yang menegangkan dapat membuat penonton cukup tegang. 

3. Film horor dapat mempengaruhi jantung kita

Bagaimana Film Horor Memengaruhi Kita? Ini Fakta Ilmiahnyailustrasi orang menonton film (pexels.com/pavel-danilyuk)

Selanjutnya, masih mengutip A Healthier Michigan, menonton film horror ini sebenarnya dapat memacu jantung kita. Karena pelepasan adrenalin pada tubuh kita dapat memacu detak jantung kita untuk berdetak lebih cepat lagi, tak sedikit orang juga dapat terkena serangan jantung ketika menonton film horor.

Karena ketika respons fisik dan psikologi bereaksi secara bersamaan, inilah yang menyebabkan serangan jantung dapat terjadi. Orang-orang dengan tekanan darah tinggi dapat berisiko terkena stroke, selain serangan jantung.

Misalnya, kasus yang benar-benar terjadi di India. Seperti yang dilaporkan Straits Times pada tahun 2016 silam, seorang pria di India berusia 65 tahun meninggal akibat serangan jantung setelah menonton film 'The Conjuring 2'. Dalam laporan tersebut, ketika film mencapai klimaks ceritanya, pria tersebut mengalami sakit pada dada dan pingsan. 

Pada dasarnya, perilisan adrenalin pada tubuh itu sangat baik. Mengutip Endocrineweb, adrenalin dapat membantu kita untuk bertahan hidup pada saat yang berbahaya. Karena dengan naiknya adrenalin, kita semakin peka terhadap sesuatu. Tapi, menurut riset, kecemasan dapat merilis adrenalin di saat yang tidak perlu, bahkan membahayakan. Maka dari itu beberapa orang tidak terlalu disarankan untuk menonton film horor.

Baca Juga: Bukan Gagal, 7 Penemuan Nikola Tesla yang Belum Terwujud

4. Film horor dapat pengaruhi pola tidur

Bagaimana Film Horor Memengaruhi Kita? Ini Fakta Ilmiahnyailustrasi film horor (pixabay.com/kellepics)

Mengutip Healthline, pengaruh dari film horor terhadap otak dapat memengaruhi pola tidur kita. Menonton film horor dapat membuat kita sulit tidur, padahal tidur sangat penting untuk kesehatan fisik dan juga mental kita.

Dalam jurnal 'Impacts of Scary Television Programs on Children Psychology, Attitude and Behavior' dijelaskan bahwa ketika anak-anak menonton film atau acara televisi yang menakutkan, 35 persen dari mereka tidak bisa tidur nyenyak untuk beberapa hari. Sedangkan 89 persen survei menunjukkan bahwa seorang anak akan merasa takut dalam kegelapan. 

Dengan kurangnya tidur, itu dapat mempengaruhi energi kognitif. Energi kognitif ini sebenarnya sangat dibutuhkan seseorang ketika mengatasi masalah, terutama untuk menyelesaikan tugas sehari-harinya. 

Kurang tidur berdampak pada energi kognitif, yang sangat kita perlukan untuk menghadapi keseharian. Tak hanya itu saja, kurang tidur dapat menimbulkan berbagai emosi negatif, menurut jurnal penelitian 'The effects of sleep loss on medical residents' emotional reactions to work events: a cognitive-energy model'. Kurangnya tidur ini juga mudah membuat kita merasa lelah, bahkan hal itu juga dapat menghalangi kita untuk berpikir jernih, mengutip dari Syfy. Jadi, sangat penting untuk kita memilih mana yang bisa ditonton dan mana yang tidak. 

5. Film horor dapat mempengaruhi perilaku seseorang

Bagaimana Film Horor Memengaruhi Kita? Ini Fakta Ilmiahnyailustrasi adegan horor (pixabay.com/free-photos)

Menonton film horor pada dasarnya juga dapat memengaruhi perilaku kita. Mengutip Healthline, seseorang juga akan mengalami gangguan kecemasan. Salah satu contohnya, seseorang akan merasa ketakutan tanpa ada alasan yang jelas, padahal dirinya tahu bahwa dirinya tidak sedang dalam bahaya. 

Pada dasarnya, film horor didesain untuk memancing ketakutan, stres dan juga rasa shock dari penontonnya. Rasa-rasa yang diakibatkan oleh film horor itu dapat membuat tubuh melepaskan hormon seperti norepinefrin, kortisol, dan adrenalin dari sistem saraf otonom. Jadi, pada dasarnya, kita harus lebih selektif lagi untuk film-film yang kita tonton, agar tidak terlalu mempengaruhi kita secara fisik dan juga mental. 

Itulah beberapa efek dari film horor yang dapat mempengaruhi kita. Apakah kamu menggemari film horor?

Baca Juga: Kenapa Kita Suka Nonton Film Horor? Ini Hasil Risetnya!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya