Perlu Diperhatikan, 5 Isu Serius yang Dihadapi Anak di Dunia

Tak semua anak sempat mendapatkan kebahagiaan yang layak

Tanggal 20 November lalu diperingati sebagai Hari Anak Sedunia. Pada dasarnya, peringatan ini bertujuan untuk mempromosikan kesejahteraan anak-anak di dunia dalam berbagai macam aspek, seperti ekonomi, pendidikan, keamanan, hingga kesehatan, baik nutrisi hingga kesehatan mental.

Berbicara tentang kesejahteraan hidup, tak semua anak sempat mendapatkan kebahagiaan layaknya anak-anak pada umumnya. Seperti yang diketahui, hingga saat ini terdapat beberapa isu atau permasalahan yang kerap dihadapi oleh anak di berbagai belahan dunia.

Kira-kira apa saja isu-isu yang kerap dihadapi anak-anak di berbagai belahan dunia? Berikut penjelasannya. 

1. Kelaparan

Perlu Diperhatikan, 5 Isu Serius yang Dihadapi Anak di DuniaPotret dua orang anak yang sedang makan. (medika.life)

Mungkin sebagian dari kita tak menyadari bahwa masih banyak jutaan anak yang mengalami kelaparan. Dilansir Save The Children, terdapat 5,7 juta anak di bawah 5 tahun yang masuk dalam jurang kelaparan. Jika datanya diperlebar menjadi anak berusia di bawah 18 tahun, terdapat 13 juta anak yang mengalami kelaparan ekstrem di berbagai belahan dunia.

Beberapa faktor yang menyebabkan kelaparan yang dialami anak antara lain ialah kemiskinan yang berkelanjutan, perubahan iklim, hingga konflik domestik/perang. Di Afghanistan, hampir 1 dari 2 anak yang berusia di bawah 5 tahun mengalami malnutrisi akut dan memerlukan penanganan khusus untuk bertahan hidup.

2. Stunting

Perlu Diperhatikan, 5 Isu Serius yang Dihadapi Anak di DuniaPotret tujuh anak yang sedang berdiri di depan tembok. (greenfoodfoundation.org)

Stunting merupakan kondisi anak yang tidak normal saat badannya tampak kurang dan berisi jika dibandingkan dengan anak yang seumuran. Dapat dikatakan stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak. Dilansir World Health Organization (WHO), terdapat estimasi yang tinggi anak terkena stunting di berbagai belahan dunia, yaitu sekitar 149,2 juta anak.

Adapula beberapa negara yang diketahui memiliki prevalensi stunting yang tinggi seperti Burundi (55,9 %), Eritrea (50,30 %), Timor Leste (50,20 %), dan Papua Nugini (49,50 %), dilansir Index Mundi. Tak heran jika permasalahan stunting menjadi fokus bagi banyak organisasi internasional seperti WHO, UNICEF, hingga Bank Dunia.

3. Kekerasan pada anak

Perlu Diperhatikan, 5 Isu Serius yang Dihadapi Anak di Duniapotret telapak tangan anak yang terdapat tulisan STOP (cachsc.org)

Kekerasan terhadap anak merupakan permasalahan yang kerap dialami anak di berbagai belahan dunia. Dilansir World Health Organization (WHO), estimasi anak berusia 2—17 tahun yang mengalami kekerasan fisik, seksual, dan ditelantarkan mencapai angka 1 miliar. Terdapat beberapa kekerasan yang rentan terjadi kepada anak seperti perundungan, dipukul, pemerkosaan, hingga diskriminasi.

Kekerasan tersebut tak hanya dilakukan oleh orang asing saja, melainkan juga orang terdekat seperti keluarga. Dilansir UN DISPATCH, beberapa negara seperti Pakistan, Mozambik, Mesir, dan Vietnam memiliki indeks yang buruk terhadap keamanan anak-anak yang ada di negaranya.

Baca Juga: 5 Film tentang Anak-anak yang Menyayat Hati, Banjir Air Mata

4. Pekerja anak

Perlu Diperhatikan, 5 Isu Serius yang Dihadapi Anak di DuniaPotret seorang anak wanita yang sedang mengangkat bahan material bangunan. (theazb.com)

Pekerja anak menjadi salah satu fokus di banyak negara. Dilansir UNICEF, 1 dari 10 anak di dunia masuk dalam subjek pekerja anak. Beberapa diantaranya harus bekerja dengan paksaan, bekerja di lingkungan yang berbahaya, hingga menjadi korban perdagangan orang.

UNICEF juga malaporkan terdapat sekitar 160 juta anak yang masuk menjadi subjek pekerja anak pada awal tahun 2020. Terdapat estimasi penambahan sebesar 9 juta anak akibat dampak dari adanya pandemi COVID-19. Terdapat banyak faktor mengapa mereka menjadi pekerja, mulai dari kondisi keuangan keluarga yang buruk, putus sekolah, masuk dalam sindikat perdagangan orang, hingga tradisi di wilyah setempat.

5. Putus sekolah

Perlu Diperhatikan, 5 Isu Serius yang Dihadapi Anak di DuniaPotret dua orang anak yang sedang membaca. (thehindu.com)

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting agar anak dapat melanjutkan hidupnya dengan lebih baik. Sayangnya, terdapat sekitar 258 juta anak yang putus sekolah di akhir tahun 2018, dilansir UNESCO. Jika dijabarkan, terdapat 59 juta anak keluar dari pendidikan dasar, 62 juta anak keluar dari pendidikan menengah, dan 138 juta anak keluar dari pendidikan menengah keatas. 

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan angka putus sekolah pada anak yang masih tinggi, mulai dari kemiskinan, pernikahan anak, dampak perubahan iklim, hingga konflik domestik. Padahal, pendidikan sendiri merupakan salah satu agenda utama pada Agenda 2020 untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Memang, permasalahan anak di dunia tak kunjung usai. Walau begitu, kita semua bisa turut berpartisipasi untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas mulai dari tidak melakukan kekerasan kepada anak, turut berdonasi untuk mengatasi kelaparan, turut memberikan beasiswa pendidikan, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: 5 Tips Melakukan Bonding Time dengan Anak dari Psikolog Anak-Remaja

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Chalimatus Sa'diyah

Berita Terkini Lainnya