5 Fakta Sains tentang Evolusi yang Sering Jadi Perdebatan

Benarkah kera itu nenek moyang manusia?

Secara sederhana, evolusi dapat diartikan sebagai perubahan mikro dan makro pada setiap organisme biologis dalam rentang waktu yang cukup lama. Nah, dalam sebuah ekosistem, evolusi dibutuhkan sebagai cara adaptif makhluk hidup untuk menghadapi ganasnya alam. Organisme yang tidak sanggup berevolusi dan beradaptasi di alam akan punah akibat seleksi.

Meskipun ilmu sains biologi sudah memasukkan evolusi sebagai bidang yang sahih, ada kalanya hal ini masih tidak bisa diterima oleh sebagian orang. Biasanya, mereka akan menganggap bahwa evolusi merupakan kaidah sesat, ilmu yang melawan takdir atau penciptaan, dan bahkan sering dikaitkan dengan konspirasi. Padahal, evolusi hanyalah ilmu sains yang digunakan ilmuwan untuk mempelajari keanekaragaman spesies.

Supaya tidak ada lagi salah paham, ada baiknya kali ini kita akan membahas beberapa fakta evolusi. Yuk, pelan-pelan dibaca supaya bisa dipahami.

1. Konsep evolusi sudah ada jauh sebelum Charles Darwin ada

5 Fakta Sains tentang Evolusi yang Sering Jadi PerdebatanCharles Darwin (thoughtco.com)

Sudah umum diketahui bahwa Charles Darwin merupakan tokoh evolusi yang sangat berpengaruh di dunia sains modern. Namun, faktanya, teori dan konsep ini sudah ada jauh sebelum ia lahir. Bahkan, berdasarkan catatan sejarah yang ada, filsuf Yunani kuno sudah penasaran dengan konsep evolusi yang terjadi di dunia hewan dan tumbuhan.

Ditulis dalam laman Stanford University, gagasan akan evolusi sudah ada sejak 495--35 SM melalui pandangan kaum filsuf Yunani, seperti Empedokles, Plato, dan Aristoteles. Konsep kuno tersebut termasuk sebagai ide naturalistik yang menyatakan bahwa keanekaragaman spesies terbentuk di alam secara bertahap. Gagasan ini juga menjadi landasan pola pikir ilmuwan seluruh dunia di zaman modern.

Pada era setelah masehi, pemikiran sains tentang evolusi makin berkembang dan mulai diterima oleh kalangan akademisi di Eropa. Sejak itu, nama-nama besar macam Al-Jahiz, Jean-Baptiste Lamarck, Nasiruddin Al-Tusi, Alfred Wallace, Gregor Mendel, dan Charles Darwin berhasil mengembangkan pandangan evolusi yang jauh lebih kompleks. Namun, banyak orang hanya fokus pada Charles Darwin karena gagasannya cukup kontroversial.

2. Manusia juga berevolusi

5 Fakta Sains tentang Evolusi yang Sering Jadi Perdebatanilustrasi manusia purba (newscientist.com)

Bukan hanya dalam dunia hewan dan tumbuhan, manusia pun juga mengalami evolusi dalam rentang waktu yang sangat lama. Sayangnya, ada anggapan miring yang seolah menggiring isu bahwa manusia berasal dari kera. Hal ini tentu saja keliru. Jika bisa dikatakan, manusia hanya sebatas berkerabat dengan primata-primata lainnya.

Dalam lamannya, Smithsonian National Museum of Natural History menyatakan bahwa manusia bukanlah keturunan dari kera, monyet, atau primata lainnya. Dalam evolusi, jelas bahwa manusia dan kera berbeda secara tegas meskipun keduanya berbagi DNA yang identik. Nenek moyang primata muncul sekitar 25 juta tahun lalu dan rentang waktu ini telah menghasilkan begitu banyak spesies yang saling berbeda.

Itu sebabnya, manusia diklasifikasikan secara khusus dengan sebutan Homo sapiens, yang berarti manusia cerdas. Tidak ada jenis kera atau monyet apa pun yang dikelompokkan sama dengan spesies kita. Bahkan, kerabat purba dari manusia terpisah secara jelas dengan primata lainnya. Saudara dari kita yang dulu pernah eksis adalah Neanderthal, Homo heidelbergensis, Homo rhodesiensis, Homo habilis, Homo ergaster, dan Homo erectus.

Baca Juga: 5 Karakter Unik Hewan yang Berkembang akibat Evolusi, Termasuk Kanibal

3. Jadi, bagaimana bisa ada anggapan bahwa kera itu nenek moyang kita?

5 Fakta Sains tentang Evolusi yang Sering Jadi PerdebatanIlustrasi kerabat dari nenek moyang kita yang bernama Homo ergaster. (dok. BBC)

Jika kera bukanlah nenek moyang kita, kenapa ada anggapan konyol macam itu? Well, sebetulnya gagasan lucu ini muncul di tengah kaum Kreasionisme yang pernah eksis secara masif di dataran Eropa, terutama di Inggris. Dilansir dalam Scientific American, kaum Kreasionisme Eropa menjadi salah satu aliran yang paling keras dalam menentang teori evolusi.

Mereka menganggap bahwa evolusi sangat bertentangan dengan keyakinan dan ajaran agama di Eropa secara umum. Alih-alih memberikan bukti ilmiah dalam debat terbuka, mereka justru sering menyerang evolusi tanpa adanya fondasi keilmuan yang jelas. Salah satunya adalah tuduhan yang dilancarkan bahwa manusia berasal dari kera. Padahal, evolusi bukanlah ajaran yang menyimpang dan ia hanya digunakan untuk menjelaskan fakta-fakta mengenai keragaman spesies di lapangan.

Paham Kreasionisme sendiri memuncak di awal 1900 hingga 1980-an. Malah, di Eropa pada abad pertengahan, paham ini terlihat lebih kental ketimbang sains itu sendiri. Jika mau jujur, baik itu evolusionis dan kreasionis sebetulnya sama-sama tidak menyetujui bahwa nenek moyang manusia berasal dari kera. Mungkin sudah menjadi tabiat manusia yang memang suka berdebat tanpa adanya ujung pangkal.

4. Bukti-bukti sahih dari evolusi

5 Fakta Sains tentang Evolusi yang Sering Jadi Perdebatanilustrasi patung orang utan (phys.org)

Tentu ilmuwan dan kalangan akademisi harus memiliki bukti sahih yang bisa mendukung evolusi. Oke, sebelumnya, kita bagi dulu teori ini ke dalam dua bentuk utama, yakni mikro dan makro. Mikro artinya perubahan yang sangat minimal (bersifat mikroskopis) sehingga tidak tampak oleh mata. Sementara, perubahan makro adalah perbedaan yang tampak dan bisa dlilihat secara jelas.

Kekebalan bakteri akan antibiotik tertentu merupakan bukti evolusi mikro. Begitu juga adanya perbedaan kecil antara spesies di wilayah yang satu dengan wilayah lainnya, ini juga termasuk bukti yang sama. Ada jutaan atau bahkan miliaran kombinasi evolusi yang bisa terjadi hingga menyebabkan munculnya perbedaan subspesies. Contohnya, serangga di Asia bisa berbeda dengan serangga di Eropa, meskipun sama-sama dalam famili yang sama.

Nah, khusus untuk evolusi makro, biasanya dibutuhkan fosil sebagai bukti valid yang tak terbantahkan. Adanya fosil-fosil hewan purba yang bertransisi menjadi hewan modern selama jutaan tahun merupakan bukti sahih bahwa evolusi juga dapat bekerja secara makro. Perbedaan mencolok antarspesies juga bisa jadi indikasi, seperti warna bulu beruang kutub dengan beruang cokelat yang sangat timpang.

5. Memahami evolusi secara keseluruhan

5 Fakta Sains tentang Evolusi yang Sering Jadi Perdebatanilustrasi beberapa spesies hewan di Bumi (wallpapertip.com)

Jika tidak dipahami dengan baik, pembahasan kali ini malah akan dianggap sebagai ilmu ngawur yang ruwet untuk dimengerti. Padahal, evolusi adalah jalan paling sederhana untuk menjelaskan bagaimana kehidupan di Bumi ini bisa ada. Jangan bayangkan bahwa evolusi bisa terjadi dalam hitungan hari, bulan, tahun, atau ratusan tahun. Tidak, evolusi terjadi secara bertahap dan linear selama ratusan ribu hingga jutaan tahun.

Asumsikan saja, dalam ratusan atau ribuan tahun bisa terdapat perubahan yang minor pada dunia fauna di lingkup spesies yang sama. Lalu, apa yang bakal terjadi pada jutaan tahun?

Tentu perubahan bisa terjadi cukup masif dan mungkin akan menghasilkan evolusi makro seperti yang sudah dijelaskan di atas. Pada intinya, organisme biologis adalah makhluk hidup yang bisa beradaptasi dengan ketat dan proses inilah yang menyebabkan evolusi.

Lalu, apakah organisme selalu mengalami evolusi secara mutlak? Jawabannya tidak selalu. Dijelaskan dalam laman Nature, ada sebuah kesetimbangan bernama Hardy-Weinberg yang membuat organisme tidak wajib berevolusi. Sebuah populasi organisme yang selalu dalam keadaan adaptif secara seimbang, mereka tidak akan mengalami perubahan radikal karena pada dasarnya sudah masuk dalam kesetimbangan tersebut.

Nah, kali ini kita sudah belajar sedikit mengenai evolusi yang terjadi di alam. Sudah tahu, kan, kenapa ilmu tersebut tidak bisa diamati dalam kurun waktu yang sebentar? Yup, meskipun penyampaian artikel ini terkesan sederhana, semoga kamu bisa memahami evolusi lebih baik lagi, ya.

Baca Juga: 10 Bentuk Evolusi Unik Serangga, Ada yang Meledakkan Diri

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya