5 Kesalahpahaman tentang Alam yang Terlanjur Dipercaya Banyak Orang

Sains wajib meluruskan kesalahpahaman ini

Meskipun bersifat universal dan berlaku sama bagi siapa saja, nyatanya sains masih kurang dipahami dengan baik bagi kalangan awam. Wajar saja, pasalnya, tidak semua orang paham dan tertarik dengan urusan sains. Itulah kenapa, banyak kesalahpahaman dalam dunia sains yang dianggap benar oleh kalangan awam.

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai beberapa kesalahpahaman sains tentang alam yang terlanjur dianggap benar. Yuk, disimak artikelnya!

1. Ada tujuh warna pelangi

5 Kesalahpahaman tentang Alam yang Terlanjur Dipercaya Banyak OrangWarna pelangi yang ditangkap mata manusia. (pexels.com/Binyamin Mellish)

Secara awam, pastinya kamu tahu bahwa pelangi terdiri dari tujuh warna berbeda. Setidaknya, hal itu yang diajarkan di bangku sekolah, bukan? Urutkan saja nama mejikuhibiniu alias merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Namun, ternyata anggapan tersebut salah kaprah, lho. Faktanya, pelangi punya jutaan warna yang berbeda, dilansir laman sains How Stuff Works. Yup, ilmuwan menyatakan bahwa pelangi memiliki lebih dari satu juta warna dan tidak semuanya bisa dilihat oleh mata manusia.

Indra penglihatan manusia sangat terbatas dan hanya bisa mengurai tujuh warna dari jutaan warna di pelangi. Bahkan, rangkaian pelangi bisa menghasilkan bentuk yang sangat luas tergantung intensitas dari sinar matahari dan titik air di udara.

2. Air hujan memiliki aroma

5 Kesalahpahaman tentang Alam yang Terlanjur Dipercaya Banyak OrangGenangan air akibat hujan. (pexels.com/Vlad Chetan)

Hujan memang mengundang aroma khas yang akan membuat pikiran seseorang bisa merasa tenang. Akan tetapi, bukan berarti air hujan itu memiliki aroma. Jadi, dari mana aroma atau bau hujan yang menyegarkan tersebut?

Menurut laman Earth Sky, aroma alami setelah hujan turun disebabkan oleh petrikor, yakni sebuah enzim atau zat tertentu yang dihasilkan oleh tanaman. Nah, enzim tersebut akan dilepaskan ke udara di saat air hujan membasahi tanah. Lalu, senyawa dari tanaman tersebut bercampur dengan geosmin, sejenis zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri di tanah. Kombinasi keduanya itulah yang menyebabkan munculnya aroma segar saat hujan turun.

Baca Juga: 8 Peristiwa Langit Terbaik Juli 2021, Hujan Meteor 2 Hari

3. Petir tidak akan menyambar di tempat sama sebanyak dua kali

5 Kesalahpahaman tentang Alam yang Terlanjur Dipercaya Banyak OrangPetir yang menyambar permukaan Bumi. (pexels.com/Andre Furtado)

Meneliti cara kerja petir tentu saja sangat sulit dan berisiko. Apakah petir tidak akan menyambar tempat yang sama untuk kedua kalinya? Well, untuk menjawab hal ini harus disertakan studi ilmiahnya, bukan?

Menurut artikel sains yang diterbitkan dalam Britannica, petir ternyata bisa menyambar tempat yang sama lebih dari satu kali. Entah itu dalam badai yang sama, maupun dalam badai yang berbeda di masa depan.

Ilmuwan mengambil contoh dari kejadian yang terjadi di Gedung Empire State, New York. Sedikitnya, sekitar 25 kali kilatan petir menyambar puncak dari gedung tersebut per tahunnya. So, petir bisa menyambar tempat yang sama lebih dari sekali, bahkan berkali-kali.

4. Sinar matahari tidak membutuhkan waktu untuk menyinari Bumi

5 Kesalahpahaman tentang Alam yang Terlanjur Dipercaya Banyak OrangCahaya Matahari membutuhkan waktu untuk sampai ke Bumi. (pexels.com/Pixabay)

Tahukah kamu, bahwa masih ada banyak orang yang menganggap bahwa sinar matahari akan menyinari Bumi secara langsung tanpa melibatkan waktu? Anggapan salah kaprah ini sudah terdengar sejak lama dan sayangnya jarang mendapatkan koreksi. Sepintas, hal ini tampak sederhana dan tidak penting. Namun, bagaimanapun, sains wajib meluruskan kesalahpahaman ini.

Dicatat dalam laman resmi NASA, cahaya Matahari akan sampai ke Bumi dalam waktu 499 detik atau 8,3 menit. Hal itu diakibatkan oleh jarak antara Matahari dan Bumi sekitar 150 juta kilometer secara rata-rata. Sementara, kecepatan cahaya adalah sekitar 300 ribu km per detik. Jadi, sinar matahari masih membutuhkan waktu untuk sampai ke Bumi karena cahaya punya kecepatan yang diukur melalui satuan waktu.

5. Langit berwarna biru

5 Kesalahpahaman tentang Alam yang Terlanjur Dipercaya Banyak OrangLangit biru dari sudut pengamat di Bumi. (pexels.com/Elia Clerici)

Apakah langit memang berwarna biru? Jawabannya bisa ya dan tidak. Langit memang tampak biru jika dilihat dari sudut pandang pengamat di Bumi, baik itu mata manusia atau lensa optik buatan.

Hal ini disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari yang terjadi di atmosfer Bumi. Warna biru adalah warna dengan gelombang terpendek, di mana atmosfer akan membiaskan cahaya matahari yang berwarna biru sebagai warna dominan.

Namun, selain berwarna biru, langit juga berwarna ungu karena ungu adalah spektrum warna dengan gelombang terpendek, ditulis dalam Discovery Place Science. Cahaya ungu justru tersebar lebih merata ketimbang cahaya biru di langit.

Itu sebabnya, sebagian besar warna ungu sudah lebih dulu diserap dan "dihilangkan" oleh atmosfer Bumi. Hal ini pun memengaruhi indra penglihatan kita untuk tetap melihat warna biru sebagai pembiasan yang dominan di langit.

Bagaimana pelajaran sains kita kali ini? Sangat menarik, bukan? Semoga artikel ini dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan kamu tentang alam, ya!

Baca Juga: 5 Klaim Bumi Datar yang Dibantah oleh Sains

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya