5 Fakta Kekuatan Militer Swedia, Negara Netral yang Ingin Gabung NATO

Dikenal dengan tekad mandirinya dalam pengembangan alutsista

Swedia merupakan sebuah negara di kawasan Eropa utara, yang baru-baru ini bersama dengan negara Finlandia diberitakan mengajukan permohonan keanggotaan NATO. Ini merupakan sebuah aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara yang dimotori oleh Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Eropa lainnya. Dilansir CNN, salah satu alasan Swedia ingin bergabung dengan NATO karena adanya situasi geopolitik yang berubah semenjak Rusia melakukan invasi ke Ukranina.

Selama ini Swedia dikenal sebagai negara yang netral. Peperangan terakhir yang melibatkannya terjadi pada tahun 1814. Setelah tahun tersebut hingga hari ini, Swedia tidak tergabung dalam pakta pertahanan militer maupun aliansi apa pun, meskipun memiliki hubungan kerja sama yang dekat dengan negara-negara barat.

Sebagai negara netral, Swedia juga dikenal dengan tekad mandirinya dalam pengembangan alutsista atau kekuatan militernya. Kekuatan militer yang dimilikinya di masa lalu bertujuan untuk pertahanan diri dan menjaga netralitasnya. Jika nantinya Swedia resmi bergabung dengan NATO, maka hal tersebut akan mengakhiri sejarah label netral yang telah dibawanya selama lebih dari 200 tahun.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai kekuatan militer Swedia, negara netral yang ingin gabung NATO? Berikut lima faktanya.

1. Pernah memiliki program pengembangan senjata nuklir di masa lalu

5 Fakta Kekuatan Militer Swedia, Negara Netral yang Ingin Gabung NATOpotret gedung di Ursvik, Sundbyberg yang di masa lalu menjadi tempat penelitian nuklir Swedia (commons.wikimedia.org/Holger.Ellgaard)

Salah satu fakta menarik dari militer Swedia di masa lalu adalah memiliki program pengembangan senjata nuklir. Dilansir National Interest, menurut laporan dari Departemen Sejarah-Ekonomi Stockholm, rencana Swedia untuk memiliki senjata nuklir sebenarnya  telah berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Pemikiran program senjata nuklir oleh Badan Penelitian Pertahanan Nasional Swedia (FOA) dimulai hanya beberapa minggu setelah AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima.

Pada bulan November 1945, didirikan Atomic Committee untuk memprioritaskan jalur alternatif pengembangan energi nuklir untuk sipil. Bersamaan dengan itu, program pengembangan senjata nuklir terus dikembangkan dan pada tahun 1950-an diperkirakan Swedia telah mampu mencapai tahap pengujian, namun tidak jelas apakah setelah itu Swedia mampu membangun kapasitas senjata nuklirnya.

Pada awal tahun 1970-an, Swedia meratifikasi perjanjian tentang non-proliferasi senjata nuklir yang menyebabkan program dan pengembangan senjata nuklirnya dihentikan dan menjadikan negara tersebut bebas dari senjata nuklir. Menurut sejumlah informasi, apa yang mungkin membuat militer Swedia akhirnya tidak mendapatkan bom nuklir adalah terdapatnya fakta penundaan penggunaan energi nuklir untuk sipil dari tahun 1966 ke 1972.

2. Melangsungkan wajib militer sejak tahun 2017 lalu

5 Fakta Kekuatan Militer Swedia, Negara Netral yang Ingin Gabung NATOilustrasi pelatihan wajib militer di Swediia (commons.wikimedia.org/Osquar)

Dilansir CNN, pada tahun 2017, Swedia memberlakukan kembali wajib militer kepada para warga negaranya. Keputusan tersebut membuat sekitar 4.000 pria dan perempuan mulai bertugas dalam militer mulai tanggal 1 Januari 2018. Mereka dipilih dari 13 ribu pemuda dan pemudi yang lahir di tahun 1999 melalui uji kelayakan militer yang sangat ketat dan selektif.

Sebagai informasi, kewajiban wajib militer di Swedia sempat dihentikan di tahun 2010, dan hingga periode tersebut hanya warga negara pria saja yang wajib mengikuti wajib militer. Keputusan wajib militer kembali dihidupkan sejak tahun 2017 sebagai respons terhadap dianeksasinya Crimea oleh Rusia di tahun 2014. Peningkatan aktivitas militer negara tetangga dan untuk saat ini tentu saja sebagai respons penting terhadap konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Penugasan wajib militer di Swedia akan berlangsung dalam jangka waktu 9 hingga12 bulan. Salah satu tujuannya adalah untuk mendorong mereka menjadi militer profesional atau kemudian akan bergabung dengan pasukan cadangan yang dapat segera dimobilisasi sewaktu-waktu jika dibutuhkan untuk kepentingan pertahanan negara.

Baca Juga: 7 Fakta Pertempuran Antietam, Hari Paling Kelam dalam Sejarah Amerika

3. Mampu memproduksi pesawat tempur canggih JAS-39 Gripen

5 Fakta Kekuatan Militer Swedia, Negara Netral yang Ingin Gabung NATOpotret jet tempur canggih asal Swedia JAS-39 Gripen (commons.wikimedia.org/1st Lt. Christopher Mesnard-USAF)

Untuk kekuatan dirgantaranya, Swedia adalah negara yang mampu memproduksi pesawat tempur canggih multi peran JAS-39 Gripen yang diproduksi oleh industri pertahanan SAAB (Svenska Aeroplan Actiebolag). Varian tercanggihnya, Gripen E-Series telah mengusung kecanggihan jet tempur generasi ke-4+.

Dilansir SAAB, Gripen E-Series merupakan jet tempur baru yang dikembangkan untuk mengantisipasi ancaman keamanan saat ini dan di masa yang akan datang. Ia juga mampu mengamankan wilayah kedaulatan udara suatu negara yang lebih luas.

Salah satu keunggulan jet tempur Gripen adalah mampu dioperasikan dari jalan raya sehingga tidak bergantung pada landasan udara khusus yang spesifik. Jika dalam kondisi darurat, pesawat bisa mendarat di jalan raya untuk pengisian ulang amunisi, bahan bakar ataupun ground handling lainnya.

Dilansir SAAB, pilot-pilot tempur Angkatan Udara Swedia rutin melakukan latihan mendarat dan lepas landas dari jalan raya di Swedia. Selain Angkatan Udara Swedia, jet tempur Grippen dioperasikan militer sejumlah negara seperti Brasil, Republik Ceko, Hungaria, Afrika Selatan dan Thailand.

4. Memiliki tank tempur utama Stridsvagn 122 yang dikembangkan sendiri

5 Fakta Kekuatan Militer Swedia, Negara Netral yang Ingin Gabung NATOpotret tank tempur utama Swedia Stridsvagn-122 yang dikembangkan dari basis tank Leopard 2 milik Jerman (commons.wikimedia.org/ Anders Lagerås)

Kekuatan militer pasukan darat sebuah negara dapat dinilai dari kekuatan pasukan tank tempur utamanya (Main Battle Tank/MBT). Tank menjadi senjata yang menakutkan dalam peperangan darat dan dikenal sebagai monsternya perang darat yang digunakan untuk menembus pertahanan lawan. Swedia juga memiliki MBT yang telah termasyhur di dunia militer yang bernama Stridsvagn 122.

Dilansir Fighting-Vehicles, Stridsvagn 122 dikembangkan Swedia dari basis tank tempur utama Jerman Leopard 2A5. Stridsvagn 122 merupakan tank yang mendapatkan lisensi dari Jerman untuk dibuat oleh industri pertahanan Swedia.

Tank dengan kubah utama senjata canon kaliber 120mm dan memiliki tenaga 1.500 tenaga kuda tersebut memiliki lapisan baja lebih tebal dan persenjataan serta sistem komunikasi yang canggih dibandingkan versi aslinya. Selain itu Stridsvagn 122 telah disesuaikan untuk mampu beroperasi di wilayah urban dan area dengan banyak hutan sebagaimana geografi di Swedia.

5. Memiliki kekuatan laut yang tangguh

5 Fakta Kekuatan Militer Swedia, Negara Netral yang Ingin Gabung NATOpotret HSwMS Visby, korvet siluman dari Kelas Visby milik Angkatan Laut Swedia (commons.wikimedia.org/Mark Harkin)

Selain kekuatan militer di udara dan daratan, Swedia juga memiiliki kekuatan laut yang cukup tangguh dengan dukungan sejumlah kapal selam dan puluhan kapal perang permukaan. Dilansir Military-History, Swedia memiliki 3 armada (fleet) laut termasuk kekuatan kapal selam, 1 unit armada amfibi, dan sejumlah pangkalan angkatan laut seperti Karlskrona Naval Base, Muskö Naval Base, dan Berga Naval Base

Salah satu kapal perangnya yang terkenal adalah korvet dari kelas Visby yang terdiri atas 5 buah kapal. Dilansir Military-History, Kelas Visby merupakan korvet paling mutakhir yang dimiliki oleh Angkatan Laut Swedia.

Korvet tersebut didesain dengan penekanan pada teknologi low visibility atau siluman (stealth). Korvet kelas Visby didesain oleh Swedish Defence Materiel Administration dan dibangun oleh perusahaan galangan kapal Kockums AB. Korvet kelas Visby menarik perhatian dunia internasional karena kapabilitasnya sebagai kapal perang siluman.

Melihat dari kekuatan militernya, meskipun tidak besar, Swedia termasuk negara tangguh yang akan sulit untuk ditaklukkan. Pelajaran berharga dari peperangan terbesar dalam sejarah umat manusia, Perang Dunia II (1939-1945) yang terjadi di Eropa seolah terlupakan ketika Rusia melakukan penyerangan terhadap Ukraina, yang dinilai sebagai konflik militer terbesar di Eropa setelah PD II.

Situasi geopolitik yang terjadi di wilayah tersebut akhirnya memaksa Swedia dan Finladia, dua negara yang sebelumnya netral membuat keputusan bersejarah untuk bergabung dengan NATO untuk melindungi negaranya dari pihak agresor.

Baca Juga: 5 Penyebab Dasar Mengapa Jerman Kalah dalam Perang Dunia II 

Dodi Wijoseno Photo Verified Writer Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya