5 Dampak Buruk Sedotan Plastik bagi Lingkungan, Jangan Dianggap Sepele

Yuk, cari alternatif yang lebih ramah lingkungan

Sedotan plastik sebenarnya bukan merupakan item yang benar-benar penting karena kita bisa minum tanpanya. Namun, sedotan plastik justru banyak digunakan oleh orang-orang. Selain itu, materialnya yang sekali pakai membuatnya tak bisa digunakan berulang-ulang. Akibatnya, limbahnya akan menumpuk di lingkungan.

Menumpuknya limbah sedotan plastik bukan hanya membuat lingkungan menjadi kotor, tetapi juga memberikan dampak yang besar. Berikut adalah sejumlah dampak negatif sedotan plastik bagi lingkungan.

1. Melepaskan bahan kimia berbahaya

5 Dampak Buruk Sedotan Plastik bagi Lingkungan, Jangan Dianggap Sepeleilustrasi sedotan plastik (unsplash.com/Brian Yurasits)

Salah satu bukti nyata bahaya sedotan plastik bagi lingkungan adalah Great Pacific Garbage Patch (GPGP). Ini adalah tempat pembuangan sampah di antara Hawaii dan California yang menempati area seluas 1,6 juta kilometer persegi dan diperkirakan telah menampung lebih dari 80 ribu ton sampah, menurut The Ocean Cleanup. Ada banyak sampah plastik yang terdapat di sini, termasuk sedotan.

Tentu saja, sangat sulit membersihkan area yang begitu besar di atas air. Selain itu, menurut survei tahun 2018 yang dilaporkan dalam American Chemical Society,
84 persen plastik di sini ditemukan mengandung persistent bioaccumulative toxic (PBT). PBT ialah suatu bahan kimia yang memiliki toksisitas tinggi dan mampu merusak sistem trofik atau rantai makanan.

2. Mencemari lautan

5 Dampak Buruk Sedotan Plastik bagi Lingkungan, Jangan Dianggap Sepeleilustrasi sedotan plastik (unsplash.com/Brian Yurasits)

Sedotan plastik kerap berakhir di lautan. National Geographic memperkirakan jumlah limbah plastik yang berakhir di lautan adalah 8 juta ton setiap tahun dan sebagian juga terbawa ke sungai-sungai besar di seluruh dunia.

Ada banyak alasan mengapa sedotan plastik rentan sampai ke laut. Pertama, sedotan merupakan bagian penting dari sampah pantai, yang bisa berasal dari warung-warung makan sekitar pantai atau dibawa langsung oleh pengunjung pantai.

Lalu, karena sedotan plastik kecil dan ringan, sedotan ini sering tertiup angin dari tempat sampah, kendaraan sampah, dan tempat pembuangan sampah. Sedotan plastik kemudian dapat dengan cepat masuk dan hanyut ke laut. Seiring waktu, ini akan membuat sampah di lautan semakin menumpuk dan sulit dibersihkan.

Baca Juga: 5 Jenis Herbisida Alami untuk Usir Gulma, Aman bagi Lingkungan

3. Membahayakan kehidupan laut

5 Dampak Buruk Sedotan Plastik bagi Lingkungan, Jangan Dianggap Sepeleilustrasi biota laut (unsplash.com/Naja Bertolt Jensen)

Sedotan plastik sangat membahayakan kehidupan laut. Untuk mempelajari dampak plastik pada kehidupan laut, di tahun 2018 beberapa peneliti dari University of Georgia melakukan pengamatan pada 96 bayi penyu dari pantai-pantai di sekitar Florida.

Temuan yang dipublikasikan di Environmental Science & Technology ini melaporkan bahwa semua penyu dalam sampel telah menelan plastik. Yang lebih memprihatinkan, setengah dari penyu dalam penelitian ini mati. Diperkirakan ini adalah akibat dari plastik di tubuh mereka.

Sementara itu, menurut Centre for Biological Diversity, di Pasifik Utara saja, ikan-ikan di sana menelan sekitar 12 ribu hingga 20 ribu ton plastik setiap tahun. Sementara itu, 56 cetacea, seperti paus dan lumba-lumba, ditemukan menelan sampah laut.

Penyu, burung laut, dan ikan yang mengonsumsi plastik bisa mati kelaparan. Ini karena setelah makan plastik, hewan-hewan ini berpikir bahwa perut mereka penuh sehingga mereka tidak memakan makanan yang sebenarnya mereka butuhkan. Selain membunuh hewan yang tidak bersalah dengan sampah plastik, manusia juga sedang mencemari bagian penting dari rantai makanan mereka sendiri.

4. Tidak dapat terurai secara hayati

5 Dampak Buruk Sedotan Plastik bagi Lingkungan, Jangan Dianggap Sepeleilustrasi sedotan plastik (pexels.com/Christopher)

Tidak seperti bahan alami, seperti kertas, kayu, atau kapas, sebagian besar plastik terbuat dari polipropilena yang tidak dapat terurai secara hayati. Ini berarti, saat sedotan plastik dibuang ke lingkungan, organisme kecil tidak dapat memakan dan menguraikannya.

Sebaliknya, yang terjadi adalah, sedotan akan terdegradasi dan secara bertahap hancur menjadi partikel yang lebih kecil, yang dikenal sebagai mikroplastik. Dijelaskan dalam laman TRVST, butuh periode hingga 200 tahun agar plastik berubah menjadi mikroplastik. Saat terdegradasi, plastik juga melepaskan bahan kimia berbahaya, seperti bisphenol A (BPA), yang dikaitkan dengan pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan.

5. Sulit didaur ulang

5 Dampak Buruk Sedotan Plastik bagi Lingkungan, Jangan Dianggap Sepeleilustrasi sedotan plastik (unsplash.com/FLY:D)

Sedotan plastik sangat sulit untuk didaur ulang. Menurut penelitian tahun 2017 yang dilaporkan dalam jurnal Science Advances, dari 8.300 juta metrik ton plastik yang pernah diproduksi, hanya 9 persen yang telah didaur ulang. Sedotan plastik dengan bahan polipropilena bahkan lebih jarang didaur ulang.

Oleh sebab itu, sangat sulit bagi pegiat lingkungan menemukan fasilitas daur ulang untuk sedotan. Ditambah, karena ukurannya yang sangat kecil dan ringan sehingga sulit untuk disortir, biasanya sedotan plastik akan berakhir di tempat pembuangan akhir dan menambah limbah di lingkungan.

Setiap tindakan kita dapat membuat perubahan. Untuk menghentikan dampak buruk sedotan plastik bagi lingkungan, tinggalkan sedotan plastik sekarang juga. Beralihlah ke sedotan kayu atau stainless steel yang bisa dipakai berkali-kali dan lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Wajib Tahu 7 Tipe Plastik, Mana yang Sering Digunakan?

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya