Punya Fungsi Penting, Ini 5 Penemuan Obat yang Berhasil Mengubah Dunia

2. Thorazine 

ilustrasi obat (pexels.com/MART PRODUCTION)

Klorpromazin atau thorazine diperkenalkan pertama kali sebagai obat penenang pada tahun 1950-an dan langsung membawa titik balik dalam psikiatri, seperti yang dijelaskan dalam laman Proclinical.

Hingga tahun 1964, sekitar 50 juta orang telah menggunakan obat tersebut. Perkembangan obat ini juga meletakkan dasar bagi generasi selanjutnya dari agen yang digunakan dalam pengobatan kecemasan dan depresi.

Karakterisasi efek obat ini pada neurotransmiter dan reseptornya memberikan wawasan tentang bagaimana impuls diteruskan dari satu neuron ke neuron berikutnya di otak. Ini kemudian mengarah pada kemajuan besar dalam pemahaman ilmuwan tentang penyakit mental dan kognisi.

Baca Juga: 12 Fakta Perbedaan Obat Generik dengan Obat Paten, Kamu Wajib Tahu!

3. Pil kontrasepsi

ilustrasi pil kontrasepsi (pexels.com/Sophia Moss)

Dilansir Britannica, pada awal tahun 1920-an, ilmuwan Austria bernama Ludwig Haberlandt menerbitkan sebuah makalah yang menerangkan bahwa hormon dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi yang efektif pada hewan.

Ia juga menyebutkan akan segera melakukan uji klinis untuk penelitiannya. Setelah terbitnya makalah tersebut, ia mendapatkan kritik keras dari rekan-rekannya yang menganggap kontrasepsi sebagai hal yang tabu.

Namun, pada tahun 1932 Haberlandt bunuh diri sebelum penemuannya soal pil kontrasepsi untuk manusia berhasil diselesaikan. Sekitar dua dekade kemudian, karena adanya desakan dari aktivis sosial, pil KB pertama disetujui pada tahun 1960 di Amerika Serikat.

4. Penisilin

ilustrasi penisilin (pexels.com/Karolina Grabowska)

Penisilin pertama kali ditemukan pada tahun 1928 dan digunakan untuk menyembuhkan infeksi pada tahun 1942. Bisa dibilang, ini adalah penemuan obat yang paling penting dalam sejarah kedokteran. Penemuan penisilin menjadi awal mula era antibiotik dan membawa kemajuan dalam pengobatan terapeutik.

Penisilin digunakan untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh stafilokokus dan streptokokus. Sayangnya, penggunaan penisilin secara ekstensif diketahui memicu resistensi pada beberapa bakteri, sehingga para peneliti harus terus mencari antibiotik baru. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa resistensi antibiotik bertanggung jawab atas lebih dari 2 juta infeksi dan 23 ribu kematian setiap tahun.

5. AZT

ilustrasi obat (pexels.com/Artem Podrez)

Persetujuan U.S. Food and Drug Administration terhadap zidovudine atau yang dikenal luas sebagai AZT pada tahun 1987, menjadi salah satu terobosan terbesar dalam memerangi HIV/AIDS. Meskipun tidak mampu menyembuhkan penyakit, tapi obat itu dapat memperpanjang usia orang dengan HIV/AIDS.

Obat ini bekerja dengan memblokir enzim yang digunakan HIV untuk menargetkan dan menginfeksi sel. AZT biasanya digunakan bersama dengan obat lain dan membantu pasien dari kematian akibat AIDS yang parah. Akibat tersedianya AZT di seluruh dunia, jumlah kematian tahunan akibat AIDS menurun pada awal abad ke-21.

Penemuan semua obat benar-benar mengubah kehidupan orang-orang dengan penyakit tertentu dan kehidupan umat manusia seluruhnya. Perjalanan tidak selesai sampai di sini, para ahli masih terus mencari cara untuk menemukan obat-obatan lain yang mungkin akan kembali mengubah dunia secara positif.

Baca Juga: 5 Cara Menggunakan Obat Tetes Mata dengan Mudah dan Benar