Liburan Bisa Turunkan Risiko Kematian? Begini Penjelasannya!

#SainSeru Siap-siap ambil cuti, yuk!

Kata orang, kalau ingin hidup lama itu kita harus jaga kesehatan. Salah satunya dengan mengubah kebiasaan buruk menuju kebiasaan baik dan menerapkan pola hidup yang sehat seperti olahraga, menjaga pola makan dan hal lain untuk mencegah penyakit mematikan mampir di tubuh.

Tapi, siapa yang menyangka bahwa peneliti tak sepenuhnya setuju dengan pendapat tersebut? Dilansir dari Sciencealert.com, para peneliti dari Universitas Helnsinki menyatakan bahwa rutin meluangkan waktu untuk liburan justru menjadi cara lebih ampuh untuk menurunkan risiko kematian di usia muda.

1. Hasil penelitian dipublikasikan oleh Journal of Nutrition, Health and Aging pada Agustus 2018

Liburan Bisa Turunkan Risiko Kematian? Begini Penjelasannya!pixabay/rawpixel

Pada bulan Agustus lalu, Journal of Nutrition, Health and Aging mempublikasikan mengenai penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Helnsinki, Finlandia. Pada tahun 1974 dan 1975, mereka meminta 1.222 pekerja laki-laki paruh baya yang lahir pada rentang tahun 1919-1934 untuk menjadi partisipan selama 40 tahun. Selama rentang waktu tersebut, partisipan diminta untuk melakukan aktifitas mereka seperti biasa dan mencatat setiap tanggal yang digunakan untuk cuti dari pekerjaan.

Para pastisipan itu dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok kontrol yang terdiri dari 610 pria dan 612 sisanya dimasukkan dalam kelompok intervensi. Pada kelompok intervensi, mereka diberi saran diet, menjaga berat badan ideal dan melakukan aktifitas fisik yang disarankan oleh para peneliti. Sedangkan, pada kelompok kontrol mereka diberi kebebasan untuk menjalani pola hidupnya dan tidak dibatasi oleh anjuran-anjuran medis seperti halnya kelompok intervensi.

2. Hasil pertama penelitian mengungkapkan hasil yang cukup mencengangkan

Liburan Bisa Turunkan Risiko Kematian? Begini Penjelasannya!pexels.com/energepic.com

Pada 5 tahun pertama penelitian, kelompok intervensi mengalami penurunan risiko kardiovaskuler yang cukup signifikan daripada kelompok kontrol. Namun, anehnya, pada 15 tahun setelah penelitian dimulai, angka kematian justru lebih banyak pada kelompok intervensi daripada kelompok kontrol.

Untuk mengetahui penyebab terjadinya hal ini, para peneliti melakukan pengamatan lebih dalam lagi terhadap data-data yang sudah diserahkan oleh para partisipan selama beberapa tahun terakhir. Dan tepat 40 tahun penelitian, hasil riset menyatakan, bahwa penyebab kematian pada kelompok intervensi bukanlah penyakit kardiovaskuler, melainkan tekanan dari pekerjaan dan kurangnya jam tidur menyebabkan stres yang berkepanjangan.

3. Kesimpulan riset didapat pada tahun 2014

Liburan Bisa Turunkan Risiko Kematian? Begini Penjelasannya!unsplash.com/Artem Bali

Pada tahun 2014, tepat 40 tahun masa penelitian, para peneliti berhasil mendapatkan kesimpulan. Menurut mereka, sebanyak 37 persen orang yang cuti kurang dari 3 minggu pertahun rentan mengalami kematian diusia muda. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan yang berlebih dan kurangnya jam tidur.

Professor Strandberg, yang merupakan kepala peneliti, menganjurkan pada para dokter untuk memberikan resep liburan kepada pasiennya daripada perbaikan gaya hidup. Hal ini berkaitan dengan pentingnya manajemen stres, dan liburan bisa menjadi lebih dari sekedar penghilang rasa tegang terhadap pekerjaan. Bahkan, liburan bisa menjadi kegiatan yang membuat seseorang lebih bahagia daripada berbelanja.

Nah, tunggu apalagi? Langsung packing bajumu dan lakukan perjalanan menyenangkan untuk membabat habis penatmu!

Baca Juga: Menurut Penelitian, Ternyata Bahagia Bisa Bikin Hidup Panjang Umur

Fauziah Puspitasari Photo Verified Writer Fauziah Puspitasari

Dream as if you will live forever

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya