10 Hal yang Dirasakan Penderita Agoraphobia, Takut akan Dunia Luar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Agoraphobia adalah salah satu jenis gangguan kecemasan di mana penderita akan menghindari situasi yang menyebabkannya panik, terjebak, atau malu. Penderita agoraphobia pada umumnya tidak mau meninggalkan rumahnya. Bahkan untuk sekadar membeli keperluan sehari-hari.
Ini karena mereka merasa terancam saat berada di tempat umum, terutama di mana banyak orang berkumpul. Mereka juga harus ditemani oleh orang yang dipercaya saat berada di tempat publik. Kenapa bisa sampai seperti itu ya? Berikut ini gambaran mengenai apa yang dirasakan oleh penderita agoraphobia.
1. Gejala bisa terjadi tanpa peringatan terlebih dahulu
Kebanyakan orang mengira bahwa gangguan ini dimulai karena kejadian traumatis atau masa kanak-kanak yang buruk. Pada kenyataannya agoraphobia tidak terjadi seperti itu.
Gangguan psikologis ini cenderung dialami oleh kelompok usia 25 hingga 35 tahun. Penderita bisa mengalami panic attack secara tiba-tiba di mana saja.
2. Penderita merasa mereka akan mati
Kamu mungkin bertanya-tanya apa yang dirasakan oleh penderita agoraphobia. Pada umumnya mereka merasa bahwa mereka dekat dengan kematian.
Saat panik menyerang, jantung mereka berdebar dengan kencang, dada menjadi sesak, pening, dan kesulitan untuk bernapas. Terkadang perasaan takut menjadi sangat kuat sehingga mereka pingsan. Inilah yang membuat mereka merasa akan segera mati.
3. Otak merespon seakan sedang dikejar-kejar
Saat kambuh, penderita merasa cemas dan grogi tanpa sebab. Kemudian secara tiba-tiba perasaan tersebut membuatnya merasa harus berlari saat itu juga. Seakan hal buruk akan segera terjadi. Otak merespons seperti itu akibat rasa takut yang mereka rasakan.
4. Selalu mencari rasa aman
Agoraphobia tidak hanya kambuh saat penderita sedang ke luar rumah. Alih-alih, mereka bisa merasakannya di kondisi apa pun, sesimpel mencari topik pembicaraan atau membuka pintu rumah.
Hal itu membuat penderita selalu mencari perasaan aman. Kebanyakan mereka merasa aman saat sedang berada di dalam rumah.
5. Mencari jalan keluar dan tempat bersembunyi saat berada di luar rumah
Editor’s picks
Saat berada di luar zona aman, mereka akan merasa cemas hingga panik pun menyerang. Saat itu terjadi, penderita akan berusaha untuk mencari jalan keluar atau bersembunyi dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Misalnya di dalam bilik toilet atau di dalam mobil.
Baca Juga: Kenali Trypanophobia: Fobia yang Membuat Orang Takut Jarum Suntik
6. Merasa takut akan ketakutan itu sendiri
Ketika penderita agoraphobia sedang terserang rasa panik, mereka ketakutan karena ketakutan itu sendiri. Pada dasarnya rasa takut itu sulit untuk dijelaskan sebabnya. Itulah kenapa mereka akan menghindari situasi yang membuatnya panik.
7. Penderita agoraphobia pandai membuat alasan
Biasanya penderita merasa malu untuk mengakui mereka memiliki gangguan tersebut. Oleh karena itu mereka berusaha untuk menutupi apa yang mereka rasakan dengan berbagai alasan. Saat ada orang yang bertanya kenapa mereka sangat lama di toilet, mereka mungkin akan menjawab bahwa mereka sedang tidak enak badan, dan lain-lain.
8. Penderita akan memiliki “jimat”
Masih ingatkah kamu saat kecil kamu memiliki selimut atau boneka kesayangan? Orang yang menderita agoraphobia akan memiliki benda tertentu yang berfungsi sebagai “jimat”. Benda tersebut adalah sumber rasa nyaman yang akan mereka bawa saat ke luar rumah.
9. Agoraphobia akan memicu gangguan lainnya
Jika kamu merasa bahwa gejala yang digambarkan terdengar seperti depresi, OCD, atau bipolar, kamu tidak sepenuhnya salah. Ini karena agoraphobia cenderung diikuti oleh gangguan psikologis lainnya. Kenyataannya, gangguan ini sering kali dikaitkan dengan gangguan kecemasan sosial, OCD, depresi, dan lain-lain. Inilah kenapa, seseorang dengan agoraphobia mengalami masa-masa yang sangat sulit.
10. Bagaimana cara seseorang bangkit dan sembuh dari agoraphobia?
Bagaimanapun juga, agoraphobia adalah gangguan psikologis yang cukup berat. Menghentikan siklus serangan panik cukup sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Namun bukan berarti penderita agoraphobia harus menyerah karenanya. Mereka harus mendapatkan terapi psikologis, mengonsumsi antidepressant, hingga berusaha untuk menghadapi ketakutan yang dirasakan.
Peran orang-orang terdekat sangat dibutuhkan dalam hal ini. Keluarga dan teman harus selalu mendukung dan memberikan harapan pada mereka sehingga mereka memiliki kemauan untuk bangkit.
Baca Juga: 7 Tanda Agoraphobia dan Fakta Ilmiah tentang Kecemasan pada Keramaian