Kendalikan Amarah, Ini 4 Fakta Katarsis yang Kamu Wajib Tahu!

#Sainseru Melampiaskan emosi membuatmu lebih baik?

Apa sih katarsis itu?

Katarsis adalah istilah seseorang saat melampiaskan amarah. Katarsis terkadang dimaknai sebagai salah satu cara mengatasi amarah. Goleman dalam bukunya perihal Emotional Intelligence mengkritisi tentang penulisan sebuah teori yang berkembang dari masa ke masa. Lampiaskan amarahmu, itu akan membuatmu merasa lebih enak.

Bertolak belakang dengan sebuah temuan dari Zillmann yang memiliki alasan untuk menentang katarsis. Alasan tersebut eksis di tahun 1950-an ketika para ahli psikologi menguji efek-efek katarsis dalam percobaan.

Secara berulang kali mereka menemukan bahwa melampiaskan kemarahan tidak ada atau sedikit sekali hubungannya dengan meredakannya.

Yuk simak faktanya.

1. Katarsis adalah cara terburuk meredakan amarah

Kendalikan Amarah, Ini 4 Fakta Katarsis yang Kamu Wajib Tahu!pixabay/PublicDomainPictures

Tice dalam penelitiannya berjudul Controlling Anger : Self-Induced Emotion Change menemukan bahwa melampiaskan amarah merupakan salah satu cara terburuk untuk meredakannya.

Kenapa?

Karena ledakan amarah biasanya memompa perangsangan otak emosional, akibatnya amarah orang justru bertambah bukannya berkurang. Dari cerita orang-orang saat mereka melampiaskan amarahnya kepada orang-orang yang membuat mereka marah.

Tice menemukan bahwa tindakan itu justru memperpanjang suasana marah, bukan menghentikannya.

2. Jangan menekan, juga jangan melampiaskan

Kendalikan Amarah, Ini 4 Fakta Katarsis yang Kamu Wajib Tahu!Pexels/Gratisography

Chogyam Trungpa, seorang guru dari Tibet memberikan jawaban saat ditanya, Bagaimana cara terbaik untuk mengatasi amarah?

Jangan menekannya, tetapi jangan melampiaskannya.

Tindakan yang jauh lebih efektif adalah terlebih dahulu menenangkan diri, kemudian dengan cara yang lebih konstruktif atau terarah menghadapi orang yang bersangkutan untuk menyelesaikan permasalahan.

Jika saat marah kita sedang berdiri berkacak pinggang, segeralah duduk untuk meredamnya sesegera mungkin. Jika duduk tidak mampu membuat reda, maka berbaringlah barang sebentar. Barulah hadapi permasalahan setelah kepala menjadi dingin.

Baca Juga: Ini yang Terjadi pada Tubuhmu Saat Mau Menghajar Orang Tiap Kali Marah

3. Katarsis terasa memuaskan

Kendalikan Amarah, Ini 4 Fakta Katarsis yang Kamu Wajib Tahu!Pexels/TimGouw

Saat kita melampiaskan amarah (fase katarsis) entah dengan cara apapun, dengan mengucapkan kalimat-kalimat negatif dan bernada keras misalnya, saat itulah kita dikendalikan oleh amarah yang memikat dan seolah-olah tindakan kita memuaskan.

Namun setelah terjadi, barulah kita menyesal karena secara cepat kita telah dikuasai amarah. Apakah itu terasa memuaskan?

Saat seperti inilah nilai kepuasan karena sudah melampiaskan amarah dipertanyakan. Apakah masalah terselesaikan? Apakah tidak menimbulkan kekacauan baru?

Stay calm, redakan dulu emosimu dengan mendinginkan mesin berpikir di dalam otak. Lalu tentukan sikap apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan emosimu, dengan tidak menambah masalah baru.

4. Obat pereda marah

Kendalikan Amarah, Ini 4 Fakta Katarsis yang Kamu Wajib Tahu!unsplash.com/zzbe

Zillmann, ahli psikologi dari University of Alabama dalam rangkaian panjang penelitiannya telah mengukur kemarahan serta anatomi marah dengan teliti. Setelah mencermati analisis anatomi marah, Zillmann melihat ada cara untuk mengatasi amarah.

Salah satunya dengan menggunakan dan mengadu pikiran-pikiran yang memicu lonjakan amarah, karena pikiran-pikiran itu merupakan tanggapan asli dari interaksi yang mempertegas dan mendorong letupan awal amarah dan tanggapan-tanggapan ulang berikutnya yang mengobarkan api amarah tersebut.

Secara fisiologis, menunggu habisnya lonjakan adrenal dalam kondisi marah kemungkinan tidak akan ada pemicu-pemicu amarah lebih lanjut.

Menepilah! Beri waktu otakmu untuk berpikir. Cerna kembali alasan-alasan yang membuatmu marah, barulah ambil tindakan untuk menyelesaikan permasalahan yang membuatmu marah.

Sobat, bentuk pelampiasan amarah (katarsis) akan menjadi baik dan tidak merugikan diri sendiri serta orang lain jika kita mampu meredam sebentar lonjakan adrenalin dalam tubuh kita, barulah kemudian berpikir untuk menyelesaikannya.

Tentu tidak segampang teorinya, tapi otak kita bisa belajar kok. Jangan biarkan katarsis menguasai akal sehat kita ya!

Baca Juga: Jangan Lepas Kendali, Lakukan 5 Cara Ini Saat Emosimu Meledak-ledak

Jihan Mawaddah Photo Writer Jihan Mawaddah

Knowledge seeker

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya