Ukuran Tubuh Hewan Makin Kecil, Kok Bisa?

Ini penjelasan ilmiahnya

Ukuran tubuh hewan merupakan suatu hal yang sangat penting. Melalui ukuran tubuh saja, peneliti mampu mengetahui kesuburan, masa hidup, dan kemampuan hewan untuk bertahan hidup di tengah krisis pangan atau di saat kekeringan.

Di Chicago's Field Museum, rumah bagi banyak koleksi spesimen burung (Aves) yang diperoleh lebih dari empat dekade, peneliti menemukan bahwa ukuran tubuh semua spesies burung mengecil.

Di University of Cape Town, bukti yang dikumpulkan peneliti sejak tahun 1976 sampai 1999 menunjukkan bahwa ukuran tubuh hewan mengecil.

Mengapa hal itu dapat terjadi dan apa sih konsekuensinya? Mari kita simak penjelasannya yang dilansir kanal YouTube Vox, Phys.org, Natural History Museumdan sumber lainnya.

1. Terjadi pada berbagai spesies hewan

Ukuran Tubuh Hewan Makin Kecil, Kok Bisa?ilustrasi rusa merah (rewildingbritain.org.uk)

Burung bukanlah satu-satunya hewan yang mengecil. Salamander (Caudata) di Appalachia, Rusa merah (Cervus elaphus) di Norwegia, Tikus kayu (Neotoma) di New Mexico, kumbang (Coleoptra) di seluruh penjuru dunia, juga ikan di Samudra Atlantik dan Teluk Meksiko mengalami hal yang sama.

Dikutip Phys.org, burung mountain wagtail (Motacilla clara) menjadi contoh hewan yang mengecil. Di sisi lain, Bright Side menyebutkan bahwa beruang kutub (Ursus maritimus), lynx Kanada (Lynx canadensis), dan domba soay (Ovis aries) juga mengalami perubahan ukuran.

Kesamaan seluruh spesies hewan adalah faktanya penyusutan ukuran disebabkan oleh perubahan iklim.

2. Dua hipotesis, selection plasticity dan developmental plasticity

Ukuran Tubuh Hewan Makin Kecil, Kok Bisa?ilustrasi beruang kutub (unsplash.com/Hans-Jurgen Mager)

Menurut Brian Weeks, asisten profesor ekologi dan evolusi di University of Michigan, terdapat dua mekanisme yang dapat menjadi penyebab perubahan ukuran tersebut, yaitu

  1. Tekanan seleksi (selection pressure), perubahan yang dibawa dari satu generasi ke generasi berikutnya karena perubahan tersebut dianggap bermanfaat untuk bertahan hidup.
  2. Developmental plasticity, perubahan yang terjadi dalam kehidupan hewan karena kondisi lingkungan. 

Awalnya, kalangan peneliti berpikir bahwa tekanan seleksi menjadi satu-satunya alasan mengapa perubahan ukuran terjadi, tepatnya karena prinsip ekologi bernama Bergmann's Rule.

Mengutip National History Museum, bunyi prinsip ini adalah

"Makhluk hidup yang lebih besar cenderung lebih baik dalam mempertahankan panas tubuh sehingga dapat bertumbuh dengan baik di lingkungan yang lebih dingin. Di sisi lain, makhluk hidup yang lebih kecil kurang mampu bertumbuh di lingkungan tersebut."

Untuk memudahkan pemahaman terkait mengapa hewan besar dapat bertahan di lingkungan yang lebih dingin sedangkan hewan kecil relatif kurang mampu, Brian Weeks memberikan analogi.

"Coba bayangkan es batu yang mencair dalam gelas. Kalau kamu punya beberapa es batu yang kecil, mereka mencair lebih cepat daripada satu es batu yang berukuran besar. Prinsipnya sama."

Namun, Bergmann's Rule tidak berlaku untuk semua spesies hewan. Adrian Lister, profesor sekaligus ahli paleontologi museum memberi contoh kuda (Equus caballus) dan rusa kutub (Rangifer tarandus) yang tidak makin besar mengikuti penurunan suhu.

3. Hewan berdarah dingin juga mengecil

Ukuran Tubuh Hewan Makin Kecil, Kok Bisa?ilustrasi katak (unsplash.com/David Clode)

Tidak cuma hewan berdarah panas, hewan berdarah dingin juga mengalami perubahan ukuran tubuh makin kecil. Mereka rentan terhadap developmental plasticity.

Video Vox menggunakan katak sebagai contoh. Suhu yang hangat mempercepat fase pertumbuhan dari telur, kecebong, sampai katak dewasa. Akan tetapi, laju pertumbuhan katak tidak dapat mengikuti kecepatan fase itu.

Dengan demikian, tubuh mereka cenderung lebih kecil saat sampai masa dewasa. Oleh karena itu, peneliti masih mencari tahu peran tekanan seleksi dan developmental plasticity terhadap perubahan spesies berdarah panas dan spesies berdarah dingin.

Baca Juga: 5 Perubahan Perilaku Hewan yang Terjadi Akibat Pemanasan Global  

4. Tidak semua hewan mengecil

Ukuran Tubuh Hewan Makin Kecil, Kok Bisa?ilustrasi marten (unsplash.com/Zdeněk Macháček)

Temperatur yang makin hangat tidak selamanya membuat ukuran tubuh hewan menjadi kecil. Buktinya, American marten (Martes americana), tikus cinereus (Sorex cinereus), dan berang-berang Eurasia (Lutra lutra) malah menjadi besar. Hal ini disebabkan lebih banyaknya waktu dan sumber daya yang mereka peroleh dalam masa pertumbuhan sebelum musim dingin.

Tidak hanya itu, artikel Science Alert  menjelaskan bahwa ada faktor lain yang dapat menyaingi temperatur. Ya, makanan. Di sekitar kota padat, di mana terdapat banyak sisa makanan dan sedikit jumlah predator, ukuran spesies seperti rakun (Procyon lotor) dan coyote (Canis latrans) makin besar.

5. Berdasarkan sejarah, perubahan iklim jadi penyebab

Ukuran Tubuh Hewan Makin Kecil, Kok Bisa?ilustrasi penyebab perubahan iklim (unsplash.com/Chris LeBoutillier)

Kurang lebih 56 juta tahun yang lalu, bumi melalui periode waktu bernama Paleocene-Eocene Thermal Maximum (PETM). Mengutip Science Daily, para ilmuwan tidak yakin faktor apa yang menyebabkan peristiwa tersebut. Yang jelas saat peristiwa itu, karbon dioksida dalam jumlah besar dilepaskan ke atmosfer bumi, sehingga meningkatkan suhu sebesar 5 hingga 8 derajat Celsius.

Menurut Abigail D'Ambrosia, penulis utama penelitian yang membahas perubahan ukuran hewan, fenomena itu juga disebut 'hyperthermals'. Melalui penelitiannya yang dimuat di Science Advances, peneliti mengonfirmasi teori dan temuannya bahwa pemanasan global menyebabkan menyusutnya hewan.

Informasi ini makin kredibel karena data dari Papers in the Earth and Atmospheric Sciences yang dikutip Vox menunjukkan bahwa terdapat penyusutan ukuran tubuh hewan yang signifikan jika dilihat dari catatan fosil. 

Yang mengkhawatirkan, kini manusia menyebabkan pemanasan global kurang lebih sepuluh kali lebih cepat dibandingkan pemanasan rata-rata setelah zaman es (ice age). Akibatnya, hewan sulit untuk beradaptasi.

6. Bagaimana konsekuensinya?

Ukuran Tubuh Hewan Makin Kecil, Kok Bisa?ilustrasi beruang (unsplash.com/Becca)

Pemanasan global yang mengakibatkan perubahan ukuran hewan tentunya memiliki dampak negatif. Dilansir National History Museum, perubahan ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Ukuran mangsa yang menjadi kecil mendorong predator untuk makan lebih banyak.  Rantai makanan menjadi berantakan.

Ternyata, ukuran hewan yang semakin kecil disebabkan oleh pemanasan global. Selain itu, perubahan ukuran ini dibahas dalam dua hipotesis, selection plasticity dan developmental plasticity.

Isu ini menjadi semakin parah dan tidak dapat diremehkan. Pemanasan yang terjadi sepuluh kali lebih cepat dibandingkan zaman es disebabkan ulah manusia. Oleh karena itu, problem ini pun harus diatasi oleh manusia. Bagaimana pendapatmu?

Baca Juga: 10 Hal Kecil Ini Bisa Kamu Lakukan untuk Hentikan Pemanasan Global

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya