Sering Ngomong 'Um'? Ini Fakta Sains dan Cara Mengatasinya

Kebiasaan banyak orang

'Um', 'Uh', dan 'Eh' mungkin tidak memiliki makna yang jelas. Meskipun begitu, kita tidak dapat berhenti mengucapkan kata-kata itu, baik saat menjawab pertanyaan tiba-tiba dari guru maupun saat sedang interview penting.

Bahkan, banyak artikel yang membahas bahwa penggunaan kata 'Um' sebaiknya dihindari ketika interview kerja. Namun, lagi-lagi, sulit bagi kita untuk berhenti karena sudah menjadi kebiasaan.  Mengapa hal ini terjadi dan bagaimana cara menghadapinya? Simak faktanya, melansir Harvard Business Review, TED-ed, dan sumber lainnya.

1. Disebut disfluencies atau ketidaklancaran

Sering Ngomong 'Um'? Ini Fakta Sains dan Cara Mengatasinyailustrasi berbicara (unsplash.com/Mimi Thian)

Saat kamu mengatakan 'Um', kamu memberi diri waktu untuk berpikir sebelum melanjutkan pembicaraan. Namun, ketika kamu terus-menerus menggunakan kata itu, kata tersebut menjadi ketidaklancaran yang mengurangi kredibilitas kamu dan mengalihkan perhatian dari pesan kamu.

Ketidaklancaran ini terjadi sekitar 2 sampai 3 kali per menit dalam percakapan. Uniknya, hampir setiap bahasa punya versi kata pengisinya sendiri, termasuk bahasa isyarat.

2. Berlaku untuk banyak bahasa

Sering Ngomong 'Um'? Ini Fakta Sains dan Cara Mengatasinyailustrasi peta (unsplash.com/Andrew Stutesman)

Kalau kamu rutin menonton serial anime, mungkin kamu beberapa kali mendengar karakter ngomong 'Ano (あの)' dan 'Eto (えと)'. Nah, kata-kata itu ibaratnya 'Um' tetapi dengan cita rasa Jepang.

Artinya, ketidaklancaran ini berlaku untuk banyak bahasa. 'Ehm' dalam Bahasa Italia, juga 'Tuota' dan 'öö'' dalam Bahasa Finlandia. Bisa menebak kalau di Indonesia bagaimana?

Rupanya, contoh kata pengisi di Indonesia adalah 'Anu' dan 'Apasi'. Namun, kata 'Um' rasanya juga sering ya digunakan oleh orang Indonesia. Kalau kamu pakai yang mana?

3. Mengapa bisa terjadi?

Sering Ngomong 'Um'? Ini Fakta Sains dan Cara Mengatasinyailustrasi berpikir (pexels.com/Julia M Cameron)

Menurut studi berjudul Exploring Filler Words and Their Impact, para ahli membagi penyebab penggunaan kata pengisi seperti 'Um' menjadi tiga. Berikut penyebabnya,

  • Perhatian yang terbagi, misalnya ketika kamu sedang membawakan presentasi di kelas dan teman kamu yang duduk di bagian belakang kelas malah tidur. Akibat salah fokus, perhatian kamu terbagi.
  • Penggunaan kata yang jarang dipakai. Hal ini terjadi ketika kamu mencari kata yang cukup asing di otak kamu. Kalau tidak menemukannya, kamu akan terus-menerus menggunakan kata 'Um' sampai berhasil mendapatkan kata atau sinonim dari kata yang dicari.
  • Kegugupan, kedua penyebab di atas dapat menyebabkan kegugupan. Sebagai akibat, orang yang gugup berbicara lebih cepat.

Baca Juga: Kamu Suka Guyonan Receh? Ini 5 Fakta Berbasis Ilmiahnya

4. Penggunaan kata 'um' ada efek positifnya, lho

Sering Ngomong 'Um'? Ini Fakta Sains dan Cara Mengatasinyailustrasi berpikir (pixabay.com/Karolina Grabowska)

Meskipun punya stigma negatif, sebenarnya penggunaan kata 'Um' ada gunanya, lho. Ketika berbincang dengan orang lain, diam menjadi tanda bagi lawan bicara untuk mengucapkan isi pikirannya. Kata 'Um' dapat kamu gunakan untuk menandakan 'Eh, aku belum selesai ngomong, nih.' 

Tidak hanya itu, kata 'Um' juga berguna bagi lawan bicara. Ahli bahasa menemukan bahwa lawan bicara cenderung lebih mengingat kalimat yang muncul setelah kata 'Um'.

Jadi, penggunaan kata 'Um' memang ada kegunaannya, sih, tetapi ingat! Jangan gunakan di keadaan yang memang seharusnya menghindari pemakaian kata pengisi.

5. Ada juga efek negatifnya

Sering Ngomong 'Um'? Ini Fakta Sains dan Cara Mengatasinyailustrasi gugup saat wawancara (unsplash.com/Van Tay Media)

Penggunaan kata pengisi tentunya memiliki efek negatif. Harvard Business Review mencatat bahwa pemakaian kata pengisi yang berlebihan dapat membuat lawan bicara kehilangan fokus karena presentasi kamu sering diganggu kata 'Um'.

Ketika kamu sedang berbicara di depan umum, penggunaan kata 'Um' memberikan persepsi pada audiens bahwa kamu sedang gugup. Kredibilitas kamu berkurang begitu saja.

Masih menurut studi Exploring Filler Words and Their Impact, kata pengisi juga dapat menyebabkan kesalahpahaman lawan bicara. Saat kamu gugup, lawan bicara akan cenderung fokus pada suara dan kegugupan kamu, bukan konten yang kamu bicarakan. Alhasil, muncul kesalahpahaman.

6. Solusi menghadapinya

Sering Ngomong 'Um'? Ini Fakta Sains dan Cara Mengatasinyailustrasi berbincang (pexels.com/MART PRODUCTION)

Bagaimana cara menghindari penggunaan kata pengisi yang kerap disebut 'hesitation phenomena' ini? Caranya, kamu perlu melambatkan diri. Ya, pelan-pelan saja.

Melansir Quartz at Work, ketika kamu melambatkan diri dengan penuh kesadaran, kamu memberi diri waktu untuk berpikir dan merumuskan apa yang selanjutnya ingin diucapkan. Di sisi lain, audiens pun juga mendapatkan waktu untuk memproses ucapan kamu. Selain itu, kamu akan tampil berwibawa dan santai.

Kamu juga bisa mengganti kata 'Um' dan 'Uh' dengan jeda. Artinya, kamu diam tanpa mengucapkan kata-kata pengisi. Hal ini berbeda dengan kata pengisi karena jeda justru membuat kamu terlihat percaya diri.

Itulah fakta tentang kata pengisi dan cara menghadapinya. Kalau kamu sedang menghadapi wawancara sebuah organisasi, pekerjaan, atau mungkin sedang mengikuti lomba, jangan lupa untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin agar dapat menghindari penggunaan kata pengisi. Good luck!

Baca Juga: Diperparah Pandemik, 8 Tips Ilmiah Anti Kebiasaan Menunda

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya