8 Fakta Penting Soal Sampah Plastik yang Masih Belum Banyak Diketahui
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Plastik merupakan salah satu bahan yang paling sering digunakan dalam kehidupan masyarakat. Semakin hari pengguna plastik semakin meningkat karena sifatnya yang fleksibel, sehingga mudah dibawa kemana-mana.
Sampah plastik sangat potensial dan sensitif terhadap pencemaran lingkungan secara besar-besaran. Melalui seminar yang diadakan di @america, Pacific Place - Jakarta, pada hari Sabtu lalu, 23 Februari 2019, dibahaslah dari hulu ke hilir mengenai sampah plastik. Yuk, intip apa saja yang dibahas selama acara berlangsung!
1. Sejarah Plastik
Penggunaan plastik booming sejak abad ke-19, tepatnya sekitar tahun 1950an. Saat itu, semua benda terbuat dari bahan non-plastik. Misalnya, sisir dan bola billiard yang dibuat dari gading gajah. Kemudian, muncul lah bahan polimer sintesis untuk menggantikan bahan dasar pembuatan barang non-plastik, yang lebih efisien dan murah.
2. Eksistensi reuseable bag
Masyarakat dan pemerintah Amerika Serikat sejak tahun 2014 sudah menyadari akan bahaya sampah. Mereka sudah menggunakan reusable bag ini sebagai gaya hidup sehari-hari mereka dan meninggalkan penggunaan plastik.
3. Masih ada fakta penting tentang plastik yang tidak banyak diketahui
Memproduksi plastik ternyata bisa menghemat air dan energi, lho. Penelitian juga mengungkapkan beralihnya produksi botol plastik ke botol kaca ternyata menghasilkan 80 persen energi lebih besar daripada plastik. Sampah yang berada di TPA sebanyak 70 persen bukanlah sampah plastik, melainkan sampah organik yang datangnya dari rumah makan cepat saji atau warung makan.
4. Bioplastik itu ternyata.....
Dewasa ini banyak orang, komunitas maupun pemerintah berkampanye menggunakan plastik yang berbahan dasar nabati. Tetapi masih sedikit yang mengetahui bahwa penggunaan plastik berbahan dasar ini menghasilkan energi yang jauh lebih besar dibandingkan jika memproduksi plastik biasa. Energi yang besar ini tentunya akan membahayakan ekosisitem bumi, memperparah pemanasan global.
Baca Juga: Mengejutkan, 7 Fakta Garam Dapurmu Bisa Aja Tercemar Plastik dari Laut
Editor’s picks
5. Komunikasi kepada konsumen yang harus ditingkatkan
Hadirnya beberapa produk yang berbahan dasar plastik ternyata kurang menarik perhatian dan minat masyarakat untuk membeli. Niat dari sang produsen tentunya ingin mengurangi jumlah sampah plastik yang beredar di lingkungan.
Masyarakat juga sudah paham bahaya yang akan dirasakan beberapa tahun ke depan akan sampah plastik yang terus menumpuk. Hal ini dikarenakan komunikasi yang dilakukan oleh produsen ke masyarakat kurang optimal. Sehingga produk yang mereka buat sia-sia, sampah akan tetap menjadi sampah.
6. Inovasi yang dihadirkan
Banyak cara yang dihadirkan untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Salah satunya di bidang infrastruktur. Sekarang, plastik sudah dijadikan salah satu bahan dasar aspal. Hasil survei menyatakan jika mencampurkan plastik, maka aspal menjadi lebih kuat, bila dibandingkan tidak mecampurkannya.
7. Meningkatkan pemberdayaan infrastruktur
Awareness masyarakat Indonesia mengenai sampah plastik sudah sangat tinggi. Tetapi infrastrukturnya harus lebih ditingkatkan lagi, mengingat Indonesia dinobatkan sebagai negara nomor dua penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.
Infrastrukturnya dapat berupa pendekatan sosial budaya yang tepat sesuai daerah. Meningkatkan kinerja bank sampah, yang semakin ke sini sudah semakin baik dalam mengelola sampah. Menekankan ke masyarakat untuk menerapkan circular economic dalam plastik.
8. Apa yang harus dilakukan masyarakat
Kalian bisa menjadi ambassador pengelola sampah karena sampah plastik setiap tahun akan semakin bertambah sesuai dengan jumlah penduduk. Berpikirlah kembali saat menggunakan plastik. Bila mengadakan suatu acara, tiket bisa diganti dengan membawa sampah (panitia akan menentukan jenis sampah apa yang harus dibawa).
Itu tadi yang diperbincangkan selama seminar yang turut mengundang, Angeline Sumendap (Education and Communication on Platic Waste Management), Agnes Santoso (Co-Founder heySTARTIC), Ranitya Nurlita (Founder and Director ASEAN Reusable Bag Campaign) dan melalui teleconference Agustina Iskandar (Regional Development Support in Asia Let’s Do It World). Jadi, mana yang kamu pilih sekarang, reusable bag atau tetap menggunakan plastik? Mulai dari diri sendiri ya!
Baca Juga: 10 Potret Miris Hewan dengan Sampah Plastik, Yuk Selamatkan Mereka!