NASA Luncurkan Satelit Baru untuk Melacak Pencairan Es di Kutub Bumi

#SainSeru Lapisan es di kutub Bumi adalah kenari iklim

Ice, Cloud, and Land Elevation Satellite-2, atau ICESat-2 adalah satelit terbaru buatan NASA senilai 1 miliar U.S. dolar yang akan memberikan visi terbaik bagi umat manusia untuk mengetahui seberapa cepat lapisan es di kutub Bumi mencair.

Diluncurkan pada tanggal 15 September 2018, satelit seukuran mobil ini akan mengorbit Bumi setiap 91 hari sekali dan menembakkan sinar laser ke Bumi berulang kali hingga tak terhitung banyaknya. Hal ini untuk memberikan para ilmuwan pengukuran akurat tentang perubahan lapisan es di kutub Bumi hingga skala sentimeter.

Para ilmuwan akan dapat memeriksa bagaimana lapisan es merespon perubahan di atmosfer dan lautan, sehingga dapat memperoleh gambaran dari waktu ke waktu tentang penyebab mencairnya es di daerah-daerah tertentu.

Setelah mengumpulkan data tentang ketebalan es laut dan ketinggian lapisan es, para ilmuwan akan mendapatkan prediksi tentang potensi tingkat kenaikan air laut.

1. Misi minim anggaran

NASA Luncurkan Satelit Baru untuk Melacak Pencairan Es di Kutub Bumitheguardian.com

Dilansir dari The Guardian, meskipun Presiden Donald Trump meragukan konsensus ilmiah seputar perubahan iklim oleh ulah manusia, Tom Neumann, Direktur Proyek Ilmuwan NASA mengatakan bahwa beberapa lembaga federal di Amerika Serikat tetap ingin melihat data pertama yang akan dikirim oleh ICESat-2 pada bulan Oktober.

Survei Geologi tertarik pada data elevasi, dan Angkatan Laut ingin melihat bagaimana perubahan yang terjadi akan memengaruhi jalur pelayaran. Dengan mencairnya es, rute baru diperkirakan akan terbuka melalui Arktik yang secara signifikan mengurangi waktu pengiriman.

Presiden Donald Trump tahun ini mengusulkan pemotongan anggaran untuk mengalihkan pendanaan ke sektor lain, tetapi NASA masih memiliki seluruh armada satelit yang mengamati Bumi, termasuk tanda-tanda perubahan iklim.

Demikian pula dengan perusahaan swasta dan organisasi yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, bahkan termasuk negara bagian California, mereka telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan satelit sendiri yang dapat mendeteksi perubahan iklim tanpa melibatkan pemerintah.

(Sumber: https://www.theguardian.com/science/2018/sep/21/nasa-new-satellite-ice-melt-ice-sat-2-launches)

2. Kenari iklim

NASA Luncurkan Satelit Baru untuk Melacak Pencairan Es di Kutub BumiScientific Visualization Studio NASA

Seperti burung kenari yang dulu digunakan untuk mendeteksi gas beracun di pertambangan batu bara, lapisan es di kutub Bumi adalah “kenari iklim”. Mencairnya lapisan es beserta tingkat pencairannya, memberi tahu kita bagaimana pemanasan global berlangsung.

Di Arktik, tanda yang paling terlihat adalah penurunan es laut, yang diukur pada bulan September telah berkurang sekitar 14% setiap dekade.

Di Antartika, bongkahan es yang terapung di lautan terlihat serupa sebagaimana citra satelit dari tahun 1960-an, tetapi permukaan es berada dalam fase negatif. 160 miliar ton es mencair setiap tahunnya, sebagian besar di sebelah barat Benua Putih (Antartika).

Menurut NASA, pencairan es di Greenland dan Antartika telah meningkatkan permukaan laut secara global lebih dari satu milimeter per tahun. Rata-rata kenaikan permukaan laut semakin bertambah dengan cepat, dan permukaan laut bisa mencapai beberapa kaki lebih tinggi pada akhir abad ini.

3. Tujuan misi sains ICESat-2

NASA Luncurkan Satelit Baru untuk Melacak Pencairan Es di Kutub BumiNASA

Area beku dan dingin di planet kita, yang disebut kriosfer, adalah fokus utama penelitian ilmu Bumi NASA. ICESat-2 akan membantu para ilmuwan untuk menyelidiki mengapa, dan seberapa banyak, kriosfer berubah dalam pemanasan iklim.

ICESat-2 dilengkapi dengan instrumen altimeter, yang akan mengukur perubahan ketinggian menggunakan pulsa laser. Dengan repitisi pulsa laser frekuensi tinggi mencapai 10kHz, ICESat-2 akan menembakkan enam sinar laser dengan 10.000 pulsa laser per detik ke bagian paling atas lapisan salju yang menutupi es dan menembus permukaan es hingga puluhan sentimeter sebelum memantul kembali ke satelit.

Sederhana namun efektif, waktu yang dibutuhkan oleh sinar laser untuk memantul dirubah menjadi angka ketinggian, sehingga memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur ketinggian lapisan es, ketebalan es laut dan berapa banyak es mencair di Greenland dan Antartika yang berkontribusi pada perubahan permukaan laut.

ICESat-2 akan mulai mengirim data pada pertengahan Oktober. Neumann juga menambahkan, bahwa hanya dalam waktu yang dibutuhkan bagi seseorang untuk mengedipkan mata, setengah detik, ICESat-2 akan mengumpulkan sebanyak 5000 data pengukuran dari enam sinar laser yang dipancarkannya, dan ICESat-2 akan melakukannya setiap jam, setiap hari, itu adalah jumlah data yang luar biasa besar.

Baca Juga: Manusia Menyebabkan Bumi “Bergoyang”, Ini 5 Alasan Ilmiahnya Kata NASA

Ruang Angkasa Luas Photo Verified Writer Ruang Angkasa Luas

Informasi astronomi untuk menambah pengetahuan kita tentang Alam Semesta dan upaya eksplorasi ruang angkasa luas sebagai rumah kedua manusia di masa depan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya