Bagaimana Sedikit Aroma Bisa Memancing Memori dan Emosi? Ini Prosesnya

Inilah kenapa parfum khas mantan lebih sering bikin baper

"And the clothes you left, they lie on the floor, and they smell just like you, I love the things that you do..." Avril Lavigne - When You're Gone.

Pernah tiba-tiba merasa sesak saat mencium aroma parfum orang asing yang lewat dan mengingatkanmu tentang dia yang telah pergi? Atau aroma petrikor khas hujan yang tiba-tiba membawamu pada ingatan masa kecil di rumah bersama keluarga? Atau aroma udara lembap yang mengingatkanmu pada suasana rumah eyang bertahun-tahun yang lalu?

Kamu pasti sering mengalami peristiwa ini, yakni tiba-tiba teringat pada memori pada satu masa lalu dan emosi yang terbangkitkan hanya karena sebuah aroma. Namun pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana dengan sedikit aroma saja, bisa menyebabkan kenangan, yang bahkan sudah lama tertinggal di belakang, kembali muncul dengan cepatnya? Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini penjelasan selengkapnya!

1. Indra paling tua dan kompleks

Bagaimana Sedikit Aroma Bisa Memancing Memori dan Emosi? Ini Prosesnyathehindu.com

Penciuman merupakan indra tertua dan paling dasar dibandingkan yang lain. Paling tidak, ada 1.000 tipe reseptor aroma yang berbeda. Reseptor ini terus beregenerasi sepanjang hidupmu dan berubah berdasarkan aroma-aroma yang kamu baui.

Dari kerumitan inilah kamu bisa memedakan antara aroma yang satu dan yang lainnya. Walau begitu, sebanyak apa pun aroma yang dapat kamu baui dan bedakan, kamu tidak bisa menjelaskan dengan detail aroma yang dimaksud, baik ke orang lain maupun ke diri sendiri. Sering kan, kamu mengalami kesusahan saat mendeskripsikan sebuah aroma dan berujung pada hal-hal yang sifatnya asosiatif seperti, "baunya seperti rumput di bawah terik matahari", "baunya asin", dan sebagainya?

2. Disebabkan oleh anatomi otak

Bagaimana Sedikit Aroma Bisa Memancing Memori dan Emosi? Ini Prosesnyahuffingtonpost.com

Aroma yang terhirup akan diproses oleh olfactory bulb. Olfactory bulb sendiri merupakan bagian dari sistem saraf pusat yang bertugas untuk menerima informasi dari saraf reseptor olfaktori dan meneruskan informasi tersebut ke subkortikal dan kortikal sistem olfaktori.

Olfactory bulb mempunyai koneksi langsung pada dua area di otak yang sangat berperan penting dalam memori dan emosi manusia: amigdala (amygdala) dan hipokampus (hippocampus). Adapun penelitian yang membuktikan hubungan antara aroma dan bagian otak ini dilakukan oleh Rachel Sarah Herz dari Brown Univeristy.

Baca Juga: Para Ilmuwan Temukan 3 Aroma Baru yang Bikin Nyamuk Gak Gigit Kamu Lagi!

3. Aroma lebih cepat membangkitkan memori dibandingkan visual dan suara

Bagaimana Sedikit Aroma Bisa Memancing Memori dan Emosi? Ini Prosesnyafrostbox.com

Menariknya, aroma memberikan pengaruh yang jauh lebih besar dibandingkan penglihatan maupun trigger lainnya. Secara anatomi pun, informasi terkait visual, suara, dan sentuhan sekalipun tidak melalui dua bagian pada otak tersebut (amigdala dan hipokampus).

Rachel Herz membuktikannya lewat pemeriksaan fMRI. Beberapa partisipan diminta untuk menyebutkan memori positif apa yang muncul ketika mencium sebuah parfum tertentu.

Percobaan pun dilakukan dengan melakukan perbandingan menggunakan dua buah rangsangan yang berbeda: aroma dan visual. Ketika partisipan mencium aroma tertentu tersebut, pemindai menunjukkan aktivitas pada amigdala dan sekitar hipokampus yang sangat besar, melebihi rangsangan yang ditunjukkan melalui gambar.

4. Penelitian yang berkelanjutan

Bagaimana Sedikit Aroma Bisa Memancing Memori dan Emosi? Ini Prosesnyafi.anawalls.com

Sebelumnya, sejumlah studi tentang perilaku berhasil mendemonstrasikan bahwa aroma memicu kenangan dan emosi yang lebih jelas serta membawa seseorang untuk kembali ke waktu tertentu dengan lebih baik dibandingkan visual. Namun, Rachel Herz berhasil membuktikan secara sains pada level saraf mengapa hal tersebut terjadi.

Rupanya, penelitian tidak berhenti pada Herz. Artin Arshamian dari Karoline Institutet juga melakukan penelitian serupa. Dalam hasil risetnya, asisten profesor tersebut beserta timnya menemukan bahwa aktivitas pada sistem limbik dan area otak yang terkait dengan kejelasan visual jauh lebih besar terjadi bila dipicu oleh aroma dibandingkan dengan kata-kata.

Bagaimanapun, aroma tertentu tidak hanya membangkitkan kenangan tentang hal-hal yang indah. Tidak jarang, hal-hal yang kurang menyenangkan atau bahkan traumatis di masa lalu juga kembali muncul ke permukaan ingatan karena mencium sedikit saja aroma tertentu.

Eits, dilarang baper, ya!

Baca Juga: Ini Lho Fakta di Balik Aroma Hujan yang Menenangkan dan Bikin Baper

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya