Sejarah Anggar, Olahraga Bela Diri yang Menggunakan Senjata

Anggar adalah salah satu olahraga yang menggunakan senjata yang termasuk sebagai olahraga bela diri. Anggar sendiri tidak terlalu populer di Indonesia dibandingkan bela diri lainnya seperti silat, karate, taekwondo, dan tinju. Walaupun tidak populer, olahraga ini sebenarnya bisa dinikmati oleh berbagai kalangan umur.
Dikutip dari situs Koni-kotabandung.or.id, kata anggar ini berasal dari Bahasa Perancis yaitu en garde yang artinya bersiap. Kata en garde ini biasanya diucapkan sebelum permainan dimulai. Dalam Bahasa Prancis anggar juga disebut dengan istilah escrime yang berarti bela diri atau seni bela diri.
1. Sejarah olahraga anggar
Olahraga ini bermula pada abad ke-14 dan ke-15 saat latihan militer di Eropa. Latihan pedang dan bela diri menjadi bagian penting dari pelatihan prajurit saat itu. Kemudian, pada abad ke-19, anggar mulai populer di kalangan para bangsawan dan elite Eropa. Hal ini juga didukung oleh perkembangan teknologi pedang dan perlindungan diri yang lebih baik.
Anggar menjadi salah satu cabang olahraga yang diperkenalkan pada Olimpiade modern di Athena, Yunani pada tahun 1896. Oleh karena olahraga ini semakin berkembang, maka pada tahun 1913 dibentuklah Federasi Anggar Internasional atau Fédération Internationale d'Escrime (FIE).
FIE memiliki tugas dan fungsi untuk mengatur dan mengawasi olahraga anggar di tingkat internasional. Tahun 1914, FIE resmi menjadi anggota IOC atau Komite Olimpiade Internasional untuk memastikan kehadiran anggar di Olimpiade.
2. Senjata dalam olahraga anggar
Anggar terus mengalami perkembangan, pada tahun 1936 terdapat tiga jenis senjata yang digunakan dalam olahraga ini. Senjata ini terdiri dari:
- floret atau foil merupakan pedang berbentuk langsing, ringan, dan lentur. Pada bagian ujungnya berbentuk datar atau bulat, tumpul, dan berpegas. Beratnya sekitar 5 ons atau 500 gram. Nomor yang dipertandingkan adalah foil perorangan dan beregu.
- Epee atau degen merupakan pedang yang berbentuk segitiga dan berparit. Pada pangkalnya tebal dan sisi samping ujungnya kecil. Pedang dengan berat 750-770 gram ini sedikit kaku. Ujungnya terdapat datar dan berpegas dan memiliki pelindung tangan yang besar. Nomor pertandingannya ada dua yaitu Epee perorangan dan beregu.
- Sabre atau sabel merupakan pedang berbentuk segitiga yang memiliki sudut tidak tajam. Beratnya sekitar 500 gram. Sisi atas bisa digunakan untuk menebas, sedangkan ujungnya untuk menusuk. Nomor pertandingannya adalah sabre perorangan dan beregu.
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Tips Bermain Anggar untuk Pemula, Butuh Konsentrasi Penuh!
3. Perlengkapan kostum dan aturan
Setiap pemain wajib menggunakan pakaian khusus yang digunakan dalam olahraga anggar. Pakaian ini juga sekaligus sebagai pelindung pemain dari senjata lawan. Masker yang digunakan dibuat khusus yang dilengkapi kawat yang melindungi wajah dari tusukan maupun sabetan senjata.
Pakaian logam yang digunakan disebut lame. Saat bermain, senjata akan terhubung ke mesin penilai otomatis melalui kabel mirip tali. Sebelum bertanding para pemain terlebih dahulu akan mencoba peralatan penilaian otomatis ini dengan menyentuh ujung senjata ke arah tubuh lawan.
Lapangan yang digunakan dalam olahraga anggar disebut dengan nama strip atau piste yang memiliki panjang 14 meter dan lebar 2 meter. Pemain tidak boleh meninggalkan strip ini selama pertandingan. Untuk mendapatkan poin, pemain harus berusaha mengenai bagian tubuh. Ujung senjata akan bereaksi jika mengenai bagian tubuh lawan, dan akan mengeluarkan suara dan tanda lampu menyala. Pemain dengan poin terbanyaklah yang akan memenangkan pertandingan.
4. Sejarah anggar masuk ke Indonesia
Anggar mulai diperkenalkan di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Tentara Hindia Belanda (KNIL) dilatih seni bela diri ini, baik untuk berkelahi dan juga olahraga. Beberapa tokoh militer Indonesia menguasai olahraga ini seperti Drs. Singgih, Soeparman, Maryono, Warsimin, dan lain-lainnya.
Pada tahun 1948, anggar dipertandingkan pertama kali di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) di Solo dalam bentuk ekshibisi. Kemudian pada penyelenggaraan PON tahun 1951 di Jakarta, anggar untuk pertama kalinya dipertandingkan. Anggar saat ini bernaung di bawah induk organisasi Ikatan Anggar Seluruh Indonesia atau IKASI.
Untuk bermain anggar memerlukan latihan khusus agar tidak menimbulkan cedera. Jika ingin mencoba olahraga ini sebaiknya kamu bergabung di klub-klub anggar yang ada di kotamu. Hal ini agar kamu mendapatkan bimbingan dari orang yang sudah paham dan mengerti mengenai olahraga ini.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Anggar, Cabang Olahraga Asian Games yang Mewah!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.