Telah Diputuskan, BWF Akan Tetap Gunakan Sistem Skor 3 x 21

Indonesia termasuk negara yang menolak usulan sistem 5 x 11

Sehari sebelum pelaksanaan Thomas dan Uber Cup 2018, tepatnya pada tanggal 19 Mei 2018, di Bangkok juga digelar BWF Annual General Meeting (AGM), merupakan agenda rutin tahunan BWF yang selalu digelar berbarengan dengan Thomas dan Uber Cup atau Sudirman Cup.

Pada tahun ini, ada lima isu panas yang kemungkinan akan dibahas dalam rapat tahunan tersebut. Namun dari kelimanya, pengubahan sistem skor merupakan yang paling krusial. Disusul dengan aturan tinggi servis 115 cm.

1. BWF akan tetap gunakan sIstem skor 3 x 21

Telah Diputuskan, BWF Akan Tetap Gunakan Sistem Skor 3 x 21bwfshuttletime.com

Dari hasal rapat yang secara real-time dilaporkan oleh event committe Badminton Asia, Rudy Roedyanto melalui akun Twitter-nya (@rudyroedyanto), diputuskan bahwa pada akhirnya BWF tetap akan menggunakan sistem 3 x 21.

Dari voting yang diambil dari 252 anggota BWF, 129 suara menginginkan perubahan skor menjadi 5 x 11. Sementara 123 suara lainnya ingin tetap dengan sistem 3 x 21.

Namun, untuk mengubah sistem skor diperlukan minimal sebanyak 168 suara. Karena jumlah suara tersebut tidak terpenuhi, maka BWF tidak akan mengubahnya.

Karena hasil tersebut, aturan dua kali time-out dan on-court coaching juga kemudian tidak lagi akan dibahas. Karena keduanya berhubungan dengan sistem 5 x 11.

Presiden BWF, Poul-Erik Høyer mengatakan bahwa meskipun BWF mendukung rencana pengubahan tersebut, dan hal itu juga didukung dari jumlah suara. Tetapi karena jumlah suaranya tidak cukup dan para anggota BWF telah mengatakan pandangan mereka mengenai alasan mereka memilih sistem lama, maka Poul, mewakili BWF, akan tetap menghargai keputusan yang diperoleh di rapat tersebut.

2. Indonesia termasuk negara yang menolak sistem 5 x 11

Telah Diputuskan, BWF Akan Tetap Gunakan Sistem Skor 3 x 21bwfbadminton.com

Sebelum hasil voting diumumkan, perwakilan dari negara-negara anggota BWF yang mengikuti AGM beradu argumen mengenai sistem skor yang mereka pilih. Indonesia termasuk negara yang menolak sistem 5 x 11.

"Indonesia menolak kebijakan tersebut. Karena kami ingin tetap membuat bulu tangkis menarik bagi penonton dan juga pebisnis. Karena dengan skor 11, pertandingan kemungkinan akan lebih singkat dan penonton akan merasa rugi," hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto.

Budiharto juga menambahkan alasan lain, yakni karena pemain kami sudah enjoy dengan sistem yang saat ini. "Kalau ada yang harus berubah, cukup memberatkan karena harus beradaptasi lagi," lanjutnya.

Para pemain bulu tangkis juga banyak yang menolak sistem ini. Satu di antaranya pebulu tangkis peringkat satu dunia, Viktor Axelsen. Menurutnya, pengubahan sistem justru akan membuat olahraga bulu tangkis, dikenal karena aspek fisiknya yang menguras tenaga, menjadi kurang menarik.

Selain itu, jarak yang terlalu dekat dengan Olimpiade Tokyo 2020 juga kemungkinan membuat atlet kesulitan beradaptasi, karena adanya pengubahan sistem skor tersebut.

3. Aturan tinggi servis 115 cm masih akan diuji coba

Telah Diputuskan, BWF Akan Tetap Gunakan Sistem Skor 3 x 21csacnsd-badminton.fr

Selain pengubahan sistem skor, pada pertemuan tersebut juga dibahas mengenai aturan tinggi servis 115 cm. Berbeda dari sistem skor, aturan tinggi servis ini mendapatkan dukungan 177 suara dari 222 pemilih, yang jumlahnya sudah memenuhi kriteria 2/3 dari total suara.

Karena alasan tersebut, BWF menyetujui untuk tetap melakukan uji coba aturan tinggi servis 115 cm di sejumlah turnamen setidaknya sampai dengan tanggal 10 Desember 2018. Jika dirasa aturan baru ini lebih baik, maka kemungkinan aturan baru ini akan diadopsi.

Namun jika banyak yang menentang, maka kemungkinan besar aturan lama yang akan diberlakukan kembali. Aturan baru mengenai servis ini harus sudah disepakati sampai tanggal yang telah disebutkan. Jika telah melewati tanggal tersebut, aturan tidak dapat diubah kembali.

Ari Cipta Gunawan Photo Verified Writer Ari Cipta Gunawan

Moviegoer, Reader, Writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya