Helmut Marko Yakin Lewis Hamilton Bakal Bangkit di Formula 1 2023

2. Masalah porpoising sempat menghantui Mercedes pada awal musim 2022

Lewis Hamilton dalam balapan GP Abu Dhabi 2022. (mercedesamgf1.com)

Performa Lewis Hamilton yang turun salah satunya disebabkan oleh permasalahan porpoising yang diderita W13, terutama dalam beberapa balapan awal musim 2022. Itu membuat Mercedes kesulitan bersaing dengan Red Bull dan Ferrari.

Seiring waktu bergulir, Mercedes mampu pulih dari masalah tersebut. Itu terbukti dari hasil yang didapat tim berjuluk Silver Arrows itu dalam empat balapan pemungkas.

George Russell berhasil merengkuh kemenangan perdananya di Formula 1 dalam balapan GP Brasil. Sementara itu, Hamilton sukses finis runner-up tiga kali beruntun di GP Amerika Serikat, Meksiko, dan Brasil.

Baca Juga: Lewis Hamilton Tepis Pendapat Formula 1 2022 Adalah Musim Terburuknya

3. Helmut Marko nilai Lewis Hamilton bakal jadi lawan berat Max Verstappen musim depan

Lewis Hamilton dalam sebuah balapan Formula 1 2022. (formula1.com)

Momen kebangkitan Lewis Hamilton dan Mercedes disadari Helmut Marko. Ia menganggap pria berkebangsaan Inggris itu bakal kembali menjadi penantang Max Verstappen dalam perebutan gelar juara dunia 2023 mendatang.

"Aku melihat Hamilton sebagai seorang penantang yang lebih kuat pada 2023. Dia memiliki keuntungan yang jelas dalam hal pengalaman.

Dia sangat bisa memotivasi diri sendiri. Aku juga yakin Mercedes akan menempatkan mobil yang lebih baik di trek tahun depan," ucap Marko dikutip Sports Mole.

4. Mercedes punya jatah wind tunnel lebih banyak ketimbang Red Bull

Kebangkitan Mercedes dan Lewis Hamilton musim depan berpotensi bisa terjadi karena waktu pemakaian wind tunnel yang lebih banyak ketimbang Red Bull. Pengoperasian wind tunnel pada 2022 hingga 2025 mengalami perubahan jatah pada tiap tim dibanding waktu sebelumnya.

Melansir GPBlog, jika mengacu pada aturan jatah wind tunnel untuk 2023, Red Bull sebagai juara dunia konstruktor tahun ini mendapat 70 persen atau 224 kali putaran. Akan tetapi, persentase untuk Red Bull berkurang menjadi 63 persen atau 202 kali putaran. Ini imbas dari pelanggaran cost cap yang dilakukan mereka.

Sementara itu, Mercedes yang menduduki posisi ketiga dalam klasemen konstruktor berhak mendapat jatah 80 persen atau 256 kali putaran. Perlu diketahui, pemakaian wind tunnel diperlukan oleh tim-tim Formula 1 dalam mengembangkan aspek aerodinamika mobil.

Jumlah pemakaian wind tunnel yang lebih banyak tentu akan menguntungkan Mercedes. Ini bisa dimanfaatkan oleh mereka guna menambal kekurangan aerodinamika yang sebelumnya dialami W13 dalam upaya pengembangan mobil versi musim depan.

5. Red Bull tak gentar hadapi perlawanan Mercedes musim depan

Max Verstappen, Lewis Hamilton, dan Sergio Perez dalam balapan GP Meksiko 2022. (formula1.com)

Meski dihadapkan dalam situasi pemakaian wind tunnel yang lebih sedikit, Helmut Marko tak gentar menghadapi Mercedes dalam persaingan pada 2023. Pria asal Austria itu percaya Red Bull tetap bisa mempertahankan penampilan mengesankan yang sudah ditunjukkan, khususnya dalam 2 musim terakhir.

"Aku tidak takut. Mercedes sudah bertarung melawan kami selama bertahun-tahun. Mereka belum setara dengan kami, tetapi mereka punya jatah wind tunnel lebih banyak untuk mengembangkan mobil.

Aku tak terlalu resah. Kami berada di jalur yang bagus untuk musim 2023. Kami juga Max Verstappen yang merupakan pembalap terbaik di trek saat ini," tegas Marko dilansir Racing News 365.

Red Bull memang harus tetap menaruh kewaspadaan terhadap Mercedes. Walau baru bangkit dalam beberapa balapan terakhir pada 2022, performa Mercedes tetap tak bisa dipandang sebelah mata.

Mercedes bakal berusaha sekuat tenaga memberi perlawanan untuk Red Bull dan Ferrari. Layak dinanti akan seperti apa hasil yang didapat Lewis Hamilton dan George Russell bersama Mercedes musim depan.

Baca Juga: Lewis Hamilton Tak Berhasil Raih Kemenangan di Formula 1 2022