5 Alasan Mengapa Tidak Ada yang Mau Menjadi Tuan Rumah Olimpiade
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah sukses menyelenggarakan Asian Games 2018, kini Indonesia mencoba peruntungan baru dengan mencalonkan diri sebagai tuan rumah penyelenggaraan multievent yang lebih besar, yaitu Olimpiade. Pencalonan ini ditanggapi positif oleh Komite Olimpiade Internasional dengan menyebut Indonesia pantas untuk menjadi tuan rumah.
Namun, yang menarik ialah jumlah negara atau kota yang ingin menjadi tuan rumah semakin sedikit dari yang semula 11 kota pada 2004 hingga hanya 2 kota pada Olimpiade 2024. Dilansir dari laman NRDC dan Business Insider, simak alasannya!
1. Biaya yang mahal
Bukan rahasia lagi bahwa persiapan Olimpiade memerlukan biaya yang mahal karena banyak yang harus dipersiapkan, seperti pembangunan fasilitas olahraga dan wisma atlet; pembangunan media senter dan wisma untuk media; hingga peningkatan transportasi publik dan pembangunan ruang terbuka publik.
Belum lagi, biaya akomodasi dan transportasi atlet, pelatih, dan pengurus Komite Olimpiade Internasional yang tentu akan menambah biaya
2. Pemasukan yang rendah
Kota atau negara umumnya mengharapkan adanya pemasukan dari penyelenggaraan Olimpiade, terutama dari hak siar televisi. Itu karena ajang Olimpiade akan ditonton oleh seluruh dunia.
Namun, harapan tinggal harapan karena pemasukan dari hak siar televisi masuk ke kantong Komite Olimpiade Internasional sebanyak 70 persen. Akhirnya, penyelenggara akan mengharapkan pemasukan dari turis-turis yang datang yang belum tentu juga mereka akan tetap tinggal pascaacara selesai.
Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Olimpiade Musim Dingin, Ini 6 Destinasi Seru Korea!
3. Tantangan penggunaan infrastruktur
Editor’s picks
Penggunaan infrastruktur selalu menjadi tantangan bagi setiap penyelenggara Olimpiade. Apabila dikelola dengan benar, infrastruktur yang dibangun akan sangat berguna bagI masyarakat.
Salah satu contohnya pembangunan fasilitas olahraga akan bermanfaat untuk sarana latihan dan kompetisi. Pembangunan transportasi publik juga akan bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Kemudian, wisma atlet dapat dialihfungsikan menjadi rumah susun bagi warga yang tidak memiliki tempat tinggal. Namun, yang sering terjadi ialah pembangunan fasilitas olahraga yang tidak tepat sehingga setelah Olimpiade, fasilitas tersebut tidak terpakai dan tidak terawat.
Salah satu contohnya ialah kolam renang yang digunakan pada Olimpiade Rio 2016 yang tidak terpakai setelah Olimpiade, bahkan ada bagian yang mulai jamuran.
4. Isu lingkungan
Olimpiade tentu akan menghabiskan banyak energi, seperti listrik dan bensin. Keduanya merupakan penyebab emisi gas rumah kaca. Kemudian, ada beberapa fasilitas olahraga yang dibangun dengan mengorbankan hutan dan ruang terbuka hijau.
Masalah sampah juga tidak boleh luput untuk diperhatikan karena Olimpiade pasti akan menghasilkan banyak sampah. Jika tidak terkelola dengan baik, dapat menjadi sumber masalah kesehatan.
5. Masyarakat tidak setuju
Pertimbangan aspirasi masyarakat tentu menjadi yang utama. Jika masyarakat tidak setuju, suatu kota atau negara akan mundur dari pencalonan. Kekhawatiran masyarakat soal dampak ekonomi dan kekhawatiran penggunaan infrastruktur di masa yang akan datang menjadi alasan utama masyarakat tidak setuju dengan adanya Olimpiade.
Demikian lima alasan mengapa suatu kota atau negara tidak mau menjadi tuan rumah Olimpiade. Saat menjadi tuan rumah, semoga Indonesia dapat belajar dari pengalaman baik atau buruk dari negara yang pernah menyelenggarakan Olimpiade.
Baca Juga: Indonesia Resmi Jadi Calon Tuan Rumah Olimpiade 2032
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.