5 Juara Dunia Formula 1 yang Tampil Buruk di Musim Berikutnya

Kira-kira apa yang terjadi?

Menjadi juara dunia Formula 1 memanglah suatu prestasi yang begitu luar biasa. Para juara ini terbukti mampu tampil konsisten dalam satu musim penuh dengan mengalahkan banyak pebalap hebat lainnya. Bahkan, ada yang benar-benar mendominasi musim tersebut dengan meraih banyak kemenangan di dari tiap seri yang dilakoni.

Namun, menjadi juara bukan jaminan bahwa mereka akan tampil baik di musim berikutnya. Terbukti beberapa juara dunia ini justru tampil buruk; bahkan kesulitan bersaing di papan atas. Ada beberapa alasan yang membuat mereka tampil kurang ganas semusim pasca mereka juara.

Berikut ini kelima juara dunia Formula 1 yang tampil buruk di musim berikutnya. Simak ulasannya berikut ini, ya!

1. Jody Scheckter (musim 1980)

5 Juara Dunia Formula 1 yang Tampil Buruk di Musim Berikutnyapotret Jody Scheckter (skysports.com)

Jody Scheckter memutuskan bergabung ke Ferrari pada musim 1979. Kala itu, ia mengendarai mobil 312T4 dan berduet dengan Gilles Villeneuve. Keputusannya untuk pindah ke tim asal Italia tersebut terbukti tepat karena ia sukses merengkuh gelar juara dunia di musim perdananya.

Apalagi pebalap asal Afrika Selatan tersebut meraihnya di Monza, yang merupakan kandang Ferrari. Namun, musim berikutnya menjadi mimpi buruk bagi Scheckter saat Ferrari gagal membuat mobil terbaik demi bersaing di papan atas.

Pada musim itu, Scheckter hanya meraup dua poin berkat finis kelima pada GP Amerika Serikat Barat. Sisanya, ia gagal finis dan kerap kali menyelesaikan balapan di luar sepuluh besar.

Scheckter bahkan menjadi satu-satunya juara dunia yang gagal lolos kualifikasi di musim berikutnya, tepatnya pada GP Kanada. Hasil buruk tersebut membuatnya pensiun di akhir musim pada usia masih 30 tahun.

2. Niki Lauda (musim 1985)

5 Juara Dunia Formula 1 yang Tampil Buruk di Musim Berikutnyapotret Jody Scheckter Niki Lauda (formula1.com)

Musim 1984 menjadi pertarungan seru antara dua pebalap McLaren, Niki Lauda dan Alain Prost. Meski Prost meraup lebih banyak kemenangan, Lauda sukses mengunci gelar juara dunia ketiganya dengan keunggulan hanya setengah poin.

Pada musim 1985, Lauda mulai kehilangan fokusnya. Saat itu ia mulai mendirikan Lauda Air yang merupakan maskapai pesawat terbang pribadi miliknya. Hal itulah yang membuatnya tampil buruk sepanjang musim.

Tak seperti Scheckter, Lauda masih mampu mengukir satu kemenangan di GP Belanda. Namun, hal itu jelas tak sebanding dengan rekan setimnya, Alain Prost, yang mampu menjadi juara dunia dengan torehan 73 poin. Sementara Lauda hanya menempati posisi ke-10 dengan raihan 14 poin. Musim itu juga menjadi kali terakhir Lauda balap di Formula 1.

Baca Juga: 10 Pembalap MotoGP yang Pernah Mengendarai Mobil Formula 1

3. Damon Hill (musim 1997)

5 Juara Dunia Formula 1 yang Tampil Buruk di Musim Berikutnyapotret Jody Scheckter Damon Hill (formula1.com)

Damon Hill tampil luar biasa pada musim 1996 ketika akhirnya ia menjadi juara dunia bersama Williams. Pebalap asal Inggris tersebut mampu tampil dominan dengan mengukir delapan kemenangan.

Di musim berikutnya, Williams sebenarnya juga mempunyai mobil yang sangat cepat. Namun, kali ini Hill tak ada lagi di balik kemudi mereka. Williams memilih tak memperpanjang kontraknya dan menggantinya dengan Heinz-Harald Frentzen.

Ketika Williams sukses menyabet gelar juara dunia lewat Jacques Villeneuve. Hill justru tampil kesulitan bersama Arrows yang memang dikenal sering berada di barisan belakang. Menariknya, Hill hampir saja meraih kemenangan pada GP Hungaria.

Namun, mesin Yamaha yang digunakan Arrows mengalami kerusakan pada lap terakhir yang membuatnya disalip Villeneuve dan harus puas berada di peringkat kedua. Hill sendiri mengakhiri musim 1997 dengan raihan hanya 7 poin.

4. Mario Andretti (musim 1979)

5 Juara Dunia Formula 1 yang Tampil Buruk di Musim Berikutnyapotret Jody Scheckter Mario Andretti (formula1.com)

Musim 1978 menjadi dominasi penuh bagi Lotus dengan dua pebalapnya, Mario Andretti dan Ronnie Peterson, yang menunggangi mobil Lotus 79 yang merupakan salah satu mobil paling revolusioner. Keduanya bergantian menjadi pemenang. Di akhir musim, Andretti sukses menjadi juara dunia disusul Peterson di posisi kedua.

Pada musim berikutnya, Lotus membuat mobil Lotus 80 dengan harapan bisa kembali tampil dominan. Namun, mobil baru tersebut justru berujung kegagalan karena tak mampu bertahan di lintasan. Alhasil, Andretti hanya menempati posisi ke-12 pada akhir musim dengan koleksi 14 poin.

5. Nelson Piquet (musim 1982)

5 Juara Dunia Formula 1 yang Tampil Buruk di Musim Berikutnyapotret Jody Scheckter Nelson Piquet (formula1.com)

Pada 1981, Nelson Piquet yang mengemudikan Brabham sukses menjadi juara dunia usai bersaing sengit dengan pebalap Williams, Carlos Reutemann. Kedua pebalap tersebut hanya terpaut jarak satu poin di akhir musim. 

Musim 1982, Brabham gagal membuat mesin turbo dari BMW bertahan lama di lintasan. Mesin tersebut kerap kali mengalami kegagalan yang membuat juara dunia musim 1981, Nelson Piquet, kerap kali tak mampu menyentuh garis finis.

Meski begitu, pebalap asal Brasil tersebut masih bisa mengukir kemenangan di GP Kanada. Beruntung di musim berikutnya Brabham dan BMW bisa berbenah dan kembali mengantar Piquet menyabet titel juara dunia keduanya.

Tentu ketika seorang pebalap menjadi juara di ajang Formula 1, ia akan diunggulkan untuk bersaing di papan atas musim berikutnya. Namun, kelima pebalap tersebut menunjukkan berbagai faktor dimana mempertahankan gelar kerap lebih sulit daripada merebutnya.

Baca Juga: Detail Struktur Jadwal Pekan Balap Formula 1 2022 Diungkap

Genady Althaf Photo Verified Writer Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya