5 Kejutan Terbesar Sepanjang Sejarah Final NBA, Tak Terduga!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Final NBA memang selalu menarik untuk disaksikan karena kita akan disuguhkan dua tim terkuat dari wilayah barat dan timur. Namun, kadang final juga kurang menarik sebab ketimpangan kualitas antara kedua tim. Bahkan beberapa kali kita menyaksikan hasil empat kemenangan tanpa balas mewarnai hasil final.
Namun, berbeda dengan beberapa tim ini yang meskipun tak diunggulkan mereka mampu tampil gemilang dan meraih gelar juara. Meskipun kalah secara kualitas pemain mereka mampu mengimbanginya lewat permainan kolektif. Berikut lima kejutan terbesar sepanjang sejarah final NBA.
1. Skuat tua Boston Celtics menang atas Los Angeles Lakers tahun 1969
Meskipun Boston Celtics merupakan tim paling dominan pada dekade '60-an dan semusim sebelumnya mengangkat trofi juara. Namun, kali ini keadaannya berbeda akibat pemain yang mulai menua. Bahkan mereka hanya berada pada urutan keempat wilayah timur.
Kejutan dimulai saat mereka mampu kembali masuk final usai mengalahkan Philadelphia 76ers dan New York Knicks. Pada partai puncak mereka sudah ditunggu Los Angeles Lakers yang baru saja merkerut pemain bintang, Wilt Chamberlain untuk menemani Jerry West dan Elgin Baylor.
Dengan kekuatan seperti itu Lakers yang menjadi pemuncak wilayah barat sangat difavoritkan meraih gelar. Namun, ternyata Celtics yang dikomandoi Bill Russell belum habis dan memaksa Lakers memainkan laga hingga game ketujuh. Mereka pun akhirnya memenangkan gelar kesembilan mereka pada dekade '60-an.
2. Golden States Warriors menyapu kemenangan saat menghadapi Washington Bullets tahun 1975
Washington Bullets melangkah ke final sebagai kandidat kuat juara setelah mendominasi wilayah timur dengan rekor menang kalah 60-22. Mereka pun semakin difavoritkan, karena sebelumnya mengeliminasi juara bertahan, Boston Celtics. Sedangkan langkah Golden States Warriors cukup terseok-seok sebelum masuk ke final.
Tak ayal banyak kalangan menjagokan Bullets untuk memenangkan partai final. Mengingat sebelumnya mereka memenangkan tiga dari empat pertemuan dengan Warriors. Namun, Warriors mampu membalikkan semua prediksi tersebut dengan menyapu empat kemenangan berkat penampilan gemilang pemain bintangnya, Rick Barry.
Baca Juga: 5 Pebasket yang Menghuni NBA All-Rookie First Team Musim 2020/2021
3. Cleveland Cavaliers comeback saat melawan Golden States Warriors tahun 2016
Editor’s picks
Golden States Warriors menciptakan sejarah dengan meraih rekor menang kalah 73-9 yang melewati catatan milik Chicago Bulls musim 1996. Sedangkan Cavaliers hanya mencetak 57 kemenangan saja. Tak ayal mereka menjadi kandidat kuat juara NBA musim itu.
Hal itu semakin jelas ketika Warriors mampu unggul 3-1 pada laga final. Mereka hanya butuh satu kemenangan lagi untuk mengunci gelar juara. Namun, Cleveland tak mau menyerah begitu saja dan memenangkan sisa game yang ada untuk meraih gelar juara NBA pertama mereka.
4. Dallas Mavericks menyudahi perlawanan tim bertabur bintang, Miami Heat tahun 2011
Musim 2011 merupakan kali pertama big three Miami Heat yang berisikan LeBron James, Dwyane Wade, dan Chris Bosh melangkah ke babak final. Mengingat heat berisikan para pemain bintang, semua orang pun sepakat jika Heat akan dengan mudah mengalahkan Dallas mavericks.
Mavericks sendiri hanya mengandalkan Dirk Nowitzki untuk membawa mereka ke partai puncak setelah mengalahkan Los Angeles Lakers dan Oklahoma City Thunder di babak sebelumnya. Meskipun sempat kalah di game pertama mereka tak menyerah dan memenangkan game kedua.
Game ketiga lagi-lagi menjadi milik Heat, namun tiga laga selanjutnya berhasil dimenangkan oleh Dallas sehingga menjadikan mereka juara NBA untuk pertama kalinya. Dirk Nowitzki pun berhasil membayar kegagalannya di partai final tahun 2006 menghadapi lawan yang sama.
5. Detroit Pistons mengalahkan Los Angeles Lakers tahun 2004 yang diisi para bintang
Los Angeles Lakers mengawali musim dengan membentuk dream team setelah merekrut Karl Malone dan Gary Payton untuk menemani Kobe Bryant dan Shaquille O'Neal. Dengan susunan pemain seperti itu siapapun pasti tak akan meragukan kekuatan Lakers.
Masalahnya adalah Malone dan Payton sudah tak lagi di usia prima ditambah saat itu hubungan Kobe dan Shaq sedang bermasalah. Namun, karena kualitas pemainnya luar biasa mereka pun mampu menginjak partai final.
Lawan mereka adalah Detroit Pistons yang bahkan tak memiliki pemain kelas bintang pada musim itu dan hanya mengandalkan kolektivitas permainan. Lakers pun dibuat terkejut dan harus mengaku kalah setelah melewati lima game. Pistons pun meraih trofi ketiga mereka sepanjang sejarah.
Memang sulit untuk memprediksi siapa yang akan memenangkan pertandingan. Dengan skuat penuh bintang dan berpengalaman tak selalu menjamin mereka mampu meraih juara dengan mudah.
Baca Juga: 9 Peraih MVP Ini Tak Pernah Merasakan Manisnya Gelar Juara NBA
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.