Mengingat Kembali saat Benua Afrika Jadi Tuan Rumah Formula 1

Afrika juga punya jagoan, lho!

Berbicara mengenai Formula 1, tentunya tak lepas dari kesan mewah dari balap mobil paling bergengsi di dunia. Terlihat dari banyak sirkuit dan pembalapnya yang berasal dari Benua Eropa.

Namun, ternyata Formula 1 juga pernah menyambangi Benua Afrika. Saat ini seperti dilansir ESPN, Formula 1 rencananya akan menambah jumlah balapan hingga 30. Salah satunya adalah untuk membawa kembali Formula 1 ke Afrika. 

Terakhir kali Afrika jadi tuan rumah pada musim 1993 di sirkuit Kyalami. Kala itu Alain Prost tampil sebagai kampiun.

Kini, Kyalami kembali diisukan untuk menggelar balapan Formula 1 lagi. Jika hal itu terjadi, maka Afrika akan kembali jadi panggung bagi Formula 1 setelah sekian lama.

1. Formula 1 dikabarkan akan kembali ke Afrika

Mengingat Kembali saat Benua Afrika Jadi Tuan Rumah Formula 1Stefano Domenicali (skysports.com)

Pada musim 2022, Formula 1 dipastikan menggelar 23 balapan. Meski itu sudah terbilang berat bagi para pembalap dan kru tim. Namun, CEO Formula 1, Stefano Domenicali, menginginkan lebih banyak balapan lagi untuk satu musim.

Tak tanggung-tanggung, ia bahkan menargetkan Formula 1 mampu menggelar 30 balapan dalam satu musim. Salah satu misinya juga untuk kembali membawa Formula 1 ke Afrika. Sirkuit Kyalami di Afrika Selatan diyakini jadi yang paling potensial sebagai tuan rumah.

2. Maroko jadi tuan rumah Formula 1 pertama di Afrika

Mengingat Kembali saat Benua Afrika Jadi Tuan Rumah Formula 1Tommy Bridger pada Formula 1 GP Maroko 1958. (f1forgottendrivers.com)

Sejarah awal Formula 1 di Benua Afrika dimulai ketika Maroko menjadi tuan rumah pada musim 1958 di sirkuit Ain Diab. Sebelumnya pada 1957 sirkuit ini juga menggelar balapan, tetapi saat itu statusnya non-championship. Di mana poin yang didapatkan tak akan dihitung.

Kala itu, GP Maroko menjadi seri penutup sekaligus penentu siapa yang akan menjadi juara dunia. Stirling Moss yang membela Vanwall dan pembalap Ferrari, Mike Hawthorn, jadi dua nama terdepan saat itu. 

Hawthorn saat itu mengawali balapan sebagai pole position diikuti Moss di posisi kedua. Namun, ketika balapan berlangsung justru Moss yang mampu tampil lebih baik dan mengunci kemenangan. Sementara Hawthorn harus finis di peringkat kedua.

Meski meraih kemenangan, Moss gagal menjadi juara dunia karena tertinggal satu poin saja dari Hawthorn. Pada balapan itu juga diikuti Robert La Caze yang merupakan satu-satunya pembalap asal Maroko di Formula 1 hingga saat ini.

Sayang, itu menjadi kali terakhir Maroko masuk dalam kalender Formula 1. Setelahnya, F1 tak pernah menyambangi sirkuit dengan panjang 7,6 kilometer tersebut.

Baca Juga: 7 Sirkuit yang Hanya Pernah Sekali Menggelar Balapan Formula 1

3. Afrika Selatan kemudian jadi tuan rumah Formula 1

Mengingat Kembali saat Benua Afrika Jadi Tuan Rumah Formula 1Sirkuit Prince George saat jadi tuan rumah Formula 1. (mediastorehouse.com.au)

Usai Maroko tak lagi jadi tuan rumah untuk balapan Formula 1, kali ini giliran Afrika Selatan dengan sirkuit Prince George yang jadi tuan rumah pada 1960. Meski menggelar dua balapan, namun kala itu GP Afrika Selatan masih berstatus non-championship.

Barulah pada 1962, Prince George resmi menjadi salah satu sirkuit yang masuk kalender Formula 1. Kala itu Graham Hill tampil sebagai juara. Sirkuit ini menggelar balapan pada 1963 dan 1965 yang keduanya dimenangi Jim Clark. Setelah itu Prince George tak lagi dipakai untuk gelaran Formula 1.

Sirkuit ini sebenarnya punya panjang asli 24,4 kilometer. Namun, kemudian dipendekkan menjadi 3,9 kilometer saja demi bisa menggelar balapan Formula 1. Setelah tahun 1966 hanya menjadi balapan non-championship. GP Afrika Selatan kemudian pindah ke sirkuit Kyalami mulai 1967.

4. Kyalami jadi sirkuit di Afrika yang paling sering jadi tuan rumah Formula 1

Mengingat Kembali saat Benua Afrika Jadi Tuan Rumah Formula 1Sirkuit Kyalami (planetf1.com)

Sejak 1967, sirkuit Kyalami yang berlokasi di kota Midrand, Afrika Selatan, tampil menggantikan Prince George sebagai tuan rumah Formula 1. Tak seperti Ain Diab dan Prince George, Kyalami bertahan cukup lama di kalender Formula 1.

Kyalami selalu dipercaya jadi tuan rumah sejak 1967 hingga 1985, kecuali pada 1981 ketika berstatus non-championship. Sempat vakum selama enam musim, Kyalami kemudian tampil lagi untuk musim 1992 dan 1993. Setelah itu Formula 1 tak pernah lagi menyambangi Benua Afrika.

Salah satu momen tak terlupakan di sirkuit Kyalami tentunya saat pembalap tuan rumah, Jody Scheckter, tampil sebagai juara di kandang sendiri. Kala itu, Scheckter jadi yang tercepat bermodalkan mobil dari Tyrrell.

5. Jody Scheckter jadi satu-satunya orang Afrika yang jadi juara dunia Formula 1

Mengingat Kembali saat Benua Afrika Jadi Tuan Rumah Formula 1Jody Scheckter merupakan juara dunia Formula 1 musim 1979. (skysports.com)

Formula 1 selama ini selalu identik dengan pembalap dari Benua Eropa maupun Amerika. Namun, Afrika juga punya jagoannya sendiri, yakni Jody Scheckter. Schekcter merupakan juara dunia pada 1979 ketika membela Ferrari.

Scheckter juga masih merupakan satu-satunya pembalap yang meraih kemenangan di balapan Formula 1. Total ia telah mengoleksi 10 kemenangan dan 33 podium selama kariernya. Sayang, kini tak ada lagi pembalap asal Benua Afrika di lintasan Formula 1.

 

Afrika rupanya punya sejarah cukup panjang di ajang Formula 1. Kini, akankah Afrika bisa kembali tampil sebagai tuan rumah Formula 1?

Baca Juga: Hamilton Berharap Formula 1 Kembali Gelar GP Afrika Selatan

Genady Althaf Photo Verified Writer Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya