Mercedes Alami Masalah yang Sama dengan McLaren pada Musim 2009

Kesulitan usai perubahan regulasi besar-besaran

Hingga paruh musim pertama Formula 1 2022, Mercedes memang cukup sering tampil di atas podium. Namun, baik George Russell maupun Lewis Hamilton belum mampu meraih kemenangan.

Perubahan regulasi baru sepertinya membuat tim asal Jerman tersebut sedikit kesulitan. Hal ini sebenarnya mirip seperti yang dialami McLaren pada 2009. Kuat di musim sebelumnya, tetapi kesulitan akibat perubahan regulasi yang cukup besar.

1. Sama-sama kesulitan setelah musim yang brilian

Mercedes Alami Masalah yang Sama dengan McLaren pada Musim 2009Lewis Hamilton mengendarai mobil McLaren MP4-24. (twitter.com/McLarenF1)

Meskipun Lewis Hamilton gagal menjadi juara dunia Formula 1 2021, ia berhasil memaksa Max Verstappen berjuang hingga seri terakhir di lap terakhir. Hal ini memperlihatkan Mercedes sebagai tim yang cukup tangguh memasuki musim 2022.

Namun, perubahan regulasi mobil yang cukup masif mengubah segalanya. Mercedes kesulitan bersaing untuk merebut kemenangan. Desain zeropod yang mereka terapkan juga tak membuahkan hasil positif. Terlebih masalah porpoising juga menyulitkan dua pembalapnya di awal musim.

Hal ini sebetulnya mirip dengan yang dialami McLaren pada musim 2009 ketika Formula 1 juga mengubah regulasi mobil. Meskipun pada 2008 sukses merebut gelar juara dunia pembalap lewat Lewis Hamilton dan menempati urutan kedua di tabel konstruktor. McLaren terlihat keteteran di musim 2009 dengan hanya meraup dua kemenangan.

2. Tim rival lebih berhasil dalam menangani regulasi baru

Mercedes Alami Masalah yang Sama dengan McLaren pada Musim 2009Jenson Button mengendarai mobil Brawn GP BGP 001. (formula1.com)

Red Bull dan Ferrari jadi dua tim yang paling berhasil dalam menangani regulasi baru ini. Keduanya terbukti mampu menciptakan mobil yang cukup kencang untuk bersaing di papan atas. Terbukti hingga seri ke-13 hanya dua tim tersebut yang mampu meraih kemenangan.

McLaren sendiri gagal beradaptasi dengan regulasi baru musim 2009. Saat itu mereka tak menerapkan teknologi double diffuser yang dipakai Brawn GP. Bahkan, tim debutan tersebut sukses keluar sebagai juara dunia konstruktor dan pembalap lewat Jenson Button.

Sebenarnya saat itu tak hanya McLaren yang gagal memahami regulasi baru. Tim besar lainnya, seperti Ferrari dan Renault, juga terlihat kesulitan menyesuaikan regulasi baru pada mobil mereka.

Baca Juga: 5 Pembalap Formula 1 yang Tak Disangka Pernah Puncaki Klasemen

3. Musim 2009 jadi salah satu musim terberat bagi Lewis Hamilton

Mercedes Alami Masalah yang Sama dengan McLaren pada Musim 2009Lewis Hamilton (formula1.com)

Lewis Hamilton menyebut musim 2009 menjadi salah satu musim terburuk baginya. Meskipun menyandang status sebagai juara bertahan, McLaren gagal membuat mobil yang nyaman untuk dikendarai.

"Saya ingat masuk ke mobil di Portimao, saya pikir itu mengerikan untuk dikendarai. Itu adalah mobil terburuk yang pernah saya kendarai selain mesinnya yang bagus. Saya ingat perjuangan tahun itu, kualifikasi ke-15 di balapan pertama dan kemudian semakin memburuk," ujar Hamilton mengutip situs resmi Formula 1.

Meski begitu, Hamilton masih mampu meraup dua kemenangan di GP Hungaria dan Singapura. Hal itu tak lepas dari upgrade yang dilakukan oleh McLaren. Di akhir musim, Hamilton hanya mampu bertengger di urutan kelima klasemen pembalap.

4. Andrew Sovlin percaya Mercedes akan membaik di paruh musim kedua

Mercedes Alami Masalah yang Sama dengan McLaren pada Musim 2009Adrew Shovlin (formula1.com)

Andrew Sovlin yang merupakan direktur teknik dari Mercedes menyamakan apa yang dialami timnya dengan McLaren pada 2009. Shovlin yang bekerja untuk Brawn GP pada 2009 menganggap mobil McLaren saat itu tak sebanding dengan kapasitasnya.

Shovlin juga mengatakan bahwa ketika McLaren mulai memahami regulasi baru di pertengahan musim, mereka mulai tampil impresif. Hal itu sama persis dengan apa yang terjadi dengan Mercedes saat mereka mulai konsisten mencetak podium.

Shovlin juga menambahkan bahwa semuanya butuh waktu untuk memahami apa yang baru saja dipelajari. Namun, ia percaya bahwa Mercedes akan kembali bersaing di depan. Mercedes saat ini fokus untuk membuat mobil tercepat di lintasan.

5. Mercedes jadi tim paling konsisten musim 2022

Mercedes Alami Masalah yang Sama dengan McLaren pada Musim 2009Lewis Hamilton dan George Russell (formula1.com)

Meskipun hanya menempati urutan ketiga di tabel konstruktor hingga GP Hungaria. Mercedes membuktikan bahwa mereka merupakan tim paling konsisten sejauh ini. Dari tiga belas seri, Mercedes hanya sekali gagal finis, tepatnya saat George Russell mengalami insiden di GP Inggris.

Hal itu berbanding terbalik dengan Red Bull dan Ferrari yang cukup sering gagal menyelesaikan balapan. Melihat hal ini, Mercedes siap mencuri poin jika kedua tim tersebut mengalami masalah. Terlebih mobil mereka terlihat mengalami peningkatan yang signifikan di akhir paruh pertama musim ini.

 

Kesulitan yang dialami Mercedes musim 2022 hampir mirip dengan yang terjadi pada McLaren di musim 2009. Di akhir musim, McLaren mampu berbenah dengan meraup dua kemenangan. Akankah Mercedes juga bisa kembali bersaing di depan pada paruh kedua musim 2022? Kita tunggu saja.

Baca Juga: George Russell Yakin Mercedes Bakal Bangkit dari Periode Sulit

Genady Althaf Photo Verified Writer Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya