GP Monako 1988, Momen Terbaik sekaligus Menyakitkan bagi Ayrton Senna

Gagal meraih kemenangan usai tampil dominan

Formula 1 merupakan ajang balap mobil paling populer di dunia. Tak heran banyak pembalap hebat yang akan saling beradu kecepatan di lintasan. Salah satu yang terbaik adalah Ayrton Senna, peraih tiga gelar juara dunia.

Salah satu momen terbaik sekaligus mengecewakan bagi Senna adalah GP Monako 1988. Kala itu penampilannya begitu dominan sejak sesi kualifikasi hingga race. Namun, satu kesalahan kecil membuatnya gagal meraih kemenangan yang sudah di depan mata.

1. Musim pertama Senna bersama McLaren

GP Monako 1988, Momen Terbaik sekaligus Menyakitkan bagi Ayrton SennaAlain Prost dan Ayrton Senna saat masih membela McLaren. (autosport.com)

Ayrton Senna sudah menunjukkan potensinya sejak pertama kali balapan di Formula 1. Meskipun berada di tim yang tak terlalu kompetitif, macam Toleman dan Lotus, Senna tetap mampu tampil gemilang dan beberapa kali meraih kemenangan.

Hal itu menarik perhatian Ron Dennis yang merupakan team principal dari McLaren saat itu. Senna pun kemudian resmi bergabung dengan McLaren dan akan berduet dengan dua kali juara dunia, Alain Prost. Keduanya juga merupakan rekan satu tim paling panas dalam sejarah Formula 1.

2. Raih hasil sensasional pada sesi kualifikasi

GP Monako 1988, Momen Terbaik sekaligus Menyakitkan bagi Ayrton SennaAyrton Senna raih hasil tercepat pada sesi kualifikasi. (clydebrolin.com)

Usai debutnya yang kurang mulus akibat didiskualifikasi pada GP Brasil, Senna kemudian mampu meraih kemenangan di GP San Marino. Hal itu membuatnya percaya diri ketika seri ketiga di GP Monako berlangsung. Apalagi, ia merupakan juara bertahan kala masih bersama Lotus.

Kali ini ia balapan dengan mobil McLaren MP4/4 yang merupakan salah satu mobil paling dominan di Formula 1. Senna secara luar biasa mampu menorehkan pole position dengan catatan waktu 1 menit 23,998 detik. Ia bahkan unggul hingga 1,4 detik dari Prost yang mengendarai mobil serupa.

Senna juga unggul lebih dari 2,5 detik dari Gerhard Berger yang menghuni posisi ketiga. Hal itu memperlihatkan betapa luar biasanya performa Senna di Monako. Ia pun sangat diunggulkan meraih kemenangan saat balapan.

Baca Juga: 9 Juara Dunia Formula 1 yang Tak Pernah Menang di GP Monako

3. Dominan di awal dan kesalahan yang menyakitkan

GP Monako 1988, Momen Terbaik sekaligus Menyakitkan bagi Ayrton SennaAyrton Senna crash pada GP Monaco 1988 (ayrtonsenna.de)

Seperti yang diduga, Senna begitu dominan sejak balapan dimulai. Pembalap asal Brasil itu mampu membuat gap yang begitu jauh dari Gerhard Berger dan Alain Prost yang berada di posisi kedua dan ketiga.

Ron Dennis selaku team principal McLaren kemudian menyuruhnya untuk memelankan mobilnya karena ia sudah unggul 50 detik dari Prost. Namun, petaka datang bagi Senna pada lap ke-66. Ia kala itu kehilangan fokus saat melewati portier yang menyebabkannya menabrak dinding.

Alhasil, ia pun gagal finis dan membuat Alain Prost meraih kemenangan. Usai kejadian tersebut, Senna yang merasa bersalah bahkan tak kembali ke garasi McLaren dan justru langsung pulang ke apartemennya. Ia baru berbicara ke timnya sehari kemudian.

4. Senna jadi juara dunia di akhir musim

GP Monako 1988, Momen Terbaik sekaligus Menyakitkan bagi Ayrton SennaAyrton Senna raih gelar juara dunia 1988. (maxf1.net)

Kesalahannya di Monako membuat Senna tertinggal dari Prost pada klasemen pembalap. Namun, Senna yang tengah on fire di musim tersebut mampu membuat Prost tak bisa tenang di setiap balapan.

Usai Monako, Senna kemudian meraih tujuh kemenangan yang membuatnya menempel ketat Prost. Termasuk kemenangan sensaionalnya di GP Jepang yang membuatnya jadi juara dunia untuk pertama kalinya.

5. Senna merupakan raja Monako

GP Monako 1988, Momen Terbaik sekaligus Menyakitkan bagi Ayrton SennaAyrton Senna (formula1.com)

Terlepas dari kesalahannya di musim 1988, Senna merupakan raja di Monako. Ia masih memegang rekor kemenangan terbanyak dengan enam kemenangan. Di musim debutnya, ia hampir saja meraih kemenangan jika balapan tak dihentikan akibat hujan deras.

Bahkan, Senna meraih lima kemenangan beruntun dari musim 1989 hingga 1993. Tak hanya meraih kemengan, ia juga hampir tak tersentuh ketika balapan di Monako. Catatan itu terhenti pada 1994 ketika ia mengalami kecelakaan fatal yang merenggut nyawanya di sirkuit Imola.

 

Ayrton Senna merupakan salah satu pembalap terbaik di Formula 1 dengan raihan tiga gelar juara dunia. Namun, GP Monako 1988 membuktikan bahwa seorang legenda pun pernah membuat kesalahan.

Baca Juga: 10 Momen yang Buktikan Ayrton Senna Merupakan Pembalap Hebat

Genady Althaf Photo Verified Writer Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya