7 Pemasok Mesin Terkuses di Formula 1, Ford Jadi Salah Satunya

Ford kembali mengaspal di Formula 1 mulai 2026

Kabar kembalinya Ford ke Formula 1 tentu begitu dinantikan oleh pencinta Formula 1. Pabrikan asal Amerika Serikat tersebut akan bekerja sama dengan Red Bull mulai musim 2026 bersamaan dengan regulasi mesin baru.

Ford punya sejarah manis di Formula 1 karena mereka memiliki jumlah kemenangan terbanyak ketiga dalam sejarah Formula 1. Kembalinya Ford juga bisa semakin mempromosikan Formula 1 di Amerika Serikat. Selain Ford, berikut tujuh pemasok mesin dengan kemenangan terbanyak di Formula 1.

1. Tag Porsche (25 kemenangan)

7 Pemasok Mesin Terkuses di Formula 1, Ford Jadi Salah SatunyaNiki Lauda (formula1.com)

TAG Porsche menjalani musim-musim penuh kesuksesan bersama McLaren pada era 1980-an. Keduanya bekerja sama selama lima musim dari akhir 1983 hingga 1987 dengan koleksi 25 kemenangan.

TAG Porsche membantu Niki Lauda meraih gelar juara dunia ketiganya pada 1984 dan gelar perdana Alain Prost semusim berselang. Dalam dua musim tersebut, McLaren berhasil meraih gelar juara dunia konstruktor, sementara dua musim berikutnya mereka menempati posisi runner up.

2. Climax (40 kemenangan)

7 Pemasok Mesin Terkuses di Formula 1, Ford Jadi Salah SatunyaJim Clark (formula1.com)

Climax merupakan salah satu pemasok mesin tersukses pada era awal Formula 1. Lotus, Cooper, Lola, Eagle, dan Brabham merupakan deretan tim yang pernah menggunakan mesin buatan Climax dari rentang 1957--1969.

Bahkan, Climax membantu Jim Clark (Lotus) dan Jack Brabham (Brabham) meraih masing-masing dua gelar juara dunia. Total Climax berhasil meraih 4 gelar juara dunia pembalap, 4 titel konstruktor, dan 40 kemenangan.

3. Honda (89 kemenangan)

7 Pemasok Mesin Terkuses di Formula 1, Ford Jadi Salah SatunyaAlain Prost dan Ayrton Senna (formula1.com)

Honda punya banyak momen manis ketika mereka menjadi pemasok mesin di Formula 1. Pabrikan asal Jepang tersebut beberapa kali bekerja sama dengan para tim papan atas seperti Williams, McLaren, dan Red Bull. 

Bersama Williams, Honda membantu Nelson Piquet meraih gelar juara dunia ketiganya pada 1987. Kombinasi keduanya juga menghasilkan dua gelar juara konstruktor pada musim 1986 dan 1987.

Kebersamaan Honda dengan McLaren pada akhir 1980-an bisa dibilang menjadi yang tersukses dengan 44 kemenangan. Mereka mampu menyabet gelar konstruktor selama empat musim beruntun dari 1988--1991 serta memberikan 1 gelar juara dunia bagi Alain Prost dan 3 untuk Ayrton Senna.

Honda sendiri sudah ikut mendaftarkan diri sebagai pemasok mesin untuk musim 2026 setelah sempat menyatakan mundur. Kesuksesan mereka membawa Max Verstappen menjadi juara dunia musim 2021 sepertinya mengubah pikiran Honda untuk mundur dari Formula 1.

4. Renault (169 kemenangan)

7 Pemasok Mesin Terkuses di Formula 1, Ford Jadi Salah SatunyaFernando Alonso (formula1.com)

Renault pertama kali masuk ke Formula 1 pada akhir tahun 1970-an dan menjadi salah satu pelopor penggunaan mesin turbo. Selain pernah menjadi tim sendiri, Renault juga pernah menyuplai beberapa tim seperti Red Bull, Lotus, Williams, Benetton, dan McLaren.

Renault bisa dibilang menjadi salah satu pemasok mesin tersukses karena mampu mengoleksi 169 kemenangan, 12 gelar konstruktor, serta 11 titel juara dunia pembalap. Pabrikan asal Prancis tersebut masih ada di grid untuk musim 2023 dengan nama Alpine.

Baca Juga: Mattia Binotto Anggap Jatah Tiga Mesin Tak Cukup di Formula 1

5. Ford Cosworth (176 kemenangan)

7 Pemasok Mesin Terkuses di Formula 1, Ford Jadi Salah SatunyaMichael Schumacher (formula1.com)

Mesin DFV buatan Ford yang bekerja sama dengan Cosworth merupakan salah satu mesin tersukses dan menjadi mesin sejuta umat karena banyak dipakai tim Formula 1. Masa-masa tersukses mereka datang dalam rentang 1969--1973 ketika hampir setiap balapan berhasil mereka menangi.

Ford juga membantu Michael Schumacher meraih gelar juara dunia perdananya bersama Benetton pada 1994. Kemenangan terakhir Ford di Formula 1 terjadi pada musim 2003 ketika Giancarlo Fisichella yang mengendarai Jordan berhasil memenangi GP Brasil.

Total Ford berhasil menyabet 176 kemenangan, 13 gelar pembalap, serta 10 titel konstruktor. Tak heran kerja sama mereka dengan Red Bull pada 2026 akan membuka kembali banyak memori manis.

6. Mercedes (212 kemenangan)

7 Pemasok Mesin Terkuses di Formula 1, Ford Jadi Salah SatunyaGeorge Russell pada GP Amerika Serikat 2022. (formula1.com)

Mercedes menjadi mesin paling sukses pada Formula 1 era hybrid karena berhasil mengoleksi 112 kemenangan sejak 2014. Namun, keikutsertaan mereka di Formula 1 dimulai pada 1954 ketika mengantar Juan Manuel Fangio menyabet dua gelar juara dunia.

Selain punya tim sendiri, Mercedes juga menjadi pemasok mesin bagi beberapa tim lain. Mesin buatan Mercedes pernah membantu McLaren meraih dua gelar juara pembalap lewat Mika Hakkinen. Brawn GP yang menggunakan mesin Mercedes juga berhasil menjadi juara pada 2009 lewat Jenson Button.

7. Ferrari (243 kemenangan)

7 Pemasok Mesin Terkuses di Formula 1, Ford Jadi Salah SatunyaCarlos Sainz dan Charles Leclerc pada GP Inggris 2022. (formula1.com)

Sebagai tim yang tak pernah absen dari gelaran Formula 1 sejak edisi perdana pada 1950, Ferrari merupakan tim sekaligus pemasok mesin tersukses. Pabrikan asal Italia tersebut mencetak kemenangan perdana mereka pada GP Inggris 1951 lewat Jose Florian Gonzalez.

Sejak saat itu, Ferrari tak pernah berhenti mencetak kemenangan lewat deretan pembalap hebat mereka, seperti Niki Lauda, Michael Schumacher, hingga Kimi Raikkonen. Untuk musim 2023, mesin Ferrari juga akan dipakai oleh Alfa Romeo dan Haas.

 

Ketujuh pemasok mesin tersebut telah terbukti mampu memberikan banyak kemenangan di Formula 1. Lantas, mampukah Ford kembali mencetak banyak kesuksesan pada comeback mereka bersama Red Bull? Kita lihat saja di musim 2026.

Baca Juga: Ford Kembali ke Formula 1 pada 2026, Bukan Rumor Lagi!

Genady Althaf Photo Verified Writer Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya